15/08/2024
Kepala BPIP Yudian Wahyudi, kembali menjadi sorotan, usai Paskibraka Nasional 2024, perempuan, beragama Islam, yang awalnya berhijab, tampak tidak mengenakan jilbab saat prosesi pengukuhan pada Selasa (13/8/2024).
Sebagai penanggung jawab Paskibraka Nasional, BPIP pun dihujani kritik. Baik dari ormas keagamaan Islam, maupun masyarakat umum.
Yudian, mengakui adanya aturan anggota Paskibraka perempuan, lepas jilbab, baik saat pengukuhan Paskibraka, maupun ketika pengibaran bendera Merah Putih pada upacara kenegaraan.
"Di luar acara Pengukuhan Paskibraka dan Pengibaran sang Merah Putih pada Upacara Kenegaraan, Paskibraka putri memiliki kebebasan penggunaan jilbab, dan BPIP, menghormati hak kebebasan penggunaan jilbab tersebut," kata Yudian.
Terlepas dari itu, di bawah pimpinan Yudian, BPIP, sudah berulang kali menuai kritik keras dari publik. Baik imbas kebijakan, maupun ucapan Yudian, sendiri. Itu mengapa ia dikenal sebagai sosok kontroversial.
Saat menjabat Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yudian juga pernah membuat kebijakan melarang penggunaan cadar bagi mahasiswinya di kampus, di medio pada 2018 lalu.
Tertuang dalam surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 tentang pembinaan mahasiswi bercadar, aturan itu dikeluarkan pada Februari 2018, dan jelas mendapat protes dari banyak pihak.
Yudian kemudian menjelaskan, kampusnya telah membentuk tim konseling atau pendampingan bagi mahasiswi yang menggunakan cadar untuk dibina dalam tujuh tahapan.
Setelah menuai banyak protes dan kritik, pihak kampus pun akhirnya mencabut larangan penggunaan cadar pada 10 Maret 2018.
Belum selesai, pada Februari 2020, Yudian juga pernah menyampaikan pernyataan yang membenturkan agama dengan Pancasila, tidak lama setelah dilantik sebagai Kepala BPIP.
Yudian, mengatakan ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri, yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
"Si minoritas ini ingin melawan Pancasila, dan mengeklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi, kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu, ya, agama, bukan kesukuan," kata Yudian.
Pernyataan yang jelas memicu kritik dari masyarakat, hingga membuat tagar , trending.
Sejumlah organisasi--mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), NU, hingga sejumlah politikus--juga mempertanyakan pernyataan Yudian.
Imbasnya? Yudian, memilih berhenti menyampaikan pernyataan kepada media massa, selama kurang lebih setahun. Sebagai gantinya, dia menunjuk juru bicara.