15/07/2025
Nak, “maaf” adalah hal pertama dan selamanya yang akan kukatakan jika itu tentangmu… 🥀
Maafkan aku yang kurang baik dalam merawatmu, yang sering kekurangan waktu dalam membersamaimu, yang sering terguncang jiwanya. Ketika lelah habis kesabaranku, bentakan itu tertuju padamu padahal kamu tak salah apa-apa. Yang saat aku marah, sering kali bibirmu tetap tersenyum merekah. Wajah polosmu seakan lupa dengan kelakuanku itu, engkau kembali menerima dan memaklumiku.
Aku yang ketika repot dengan urusanku sendiri, sering sekali menyuruhmu untuk diam, padahal kamu lagi senang-senangnya bertanya, mengexplore ini itu. Aku yang selalu memintamu mengikuti kemauanku, tanpa mau tau apa maumu.
Padahal ibu adalah maderasah pertama bagi anaknya, tapi engkau lah yang justru banyak mengajarkanku bagaimana pelajaran menjadi seorang ibu seutuhnya. Wajar jika Maaf Adalah kata yang terus ku ulang-ulang karena khilafku padamu pun masih sering terulang…
“Anakku…Suatu hari nanti, kamu akan melihatku tua renta, dengan polah yang aneh. Jika hari itu datang, aku mohon berikan sebagian waktumu untuk memperhatikanku. Berikan p**a sebagian kesabaranmu untuk memahamiku. Saat tanganku mulai gemetaran, sehingga seringkali makananku jatuh ke dadaku.. Saat aku tidak kuat lagi memakai bajuku sendiri, maka hiasilah sikapmu dengan kesabaran mengurusku.” - Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny, MA hafidzahullah
Saat itu aku bertaruh nyawa untukmu, Ayahmu pun tak kuasa menahan air mata di sisi pembaringanku. Sungguh cintaku untukmu tumbuh seiring kepayahan dan rasa sakit yang terus kutebus berbulan-bulan demi mengandung dirimu, menjagamu dan menyelimutimu dengan buaian doa-doa. Hari demi hari doaku tiada putus menyertaimu, berharap pada Allah agar engkau tumbuh dalam penjagaan-Nya. Tidak ada yang ku pinta, selain kita hidup dan berkumpul bersama-sama kembali di surga. امييين ياالله
Tak terasa…Engkau yang kecil kini semakin tumbuh dan aku pun menua. Perkenankan Maafku dan Doaku untukmu, selalu.