24/03/2024
Cinta untuk duka
"Singkirkan dia dari hadapan ku Bu,, aku tidak mau melihatnya,, aku benci bayi itu bu"
"Astaghfirullah Anwar sadar kamu,, ini adalah anak kamu Anwar"
"Tidak Bu,, aku benci dia,, gara gara dia Soraya meninggal,, dia itu pembawa duka untuk aku Bu" tangis Anwar pecah ketika melihat jenazah istrinya yang sudah ada di dalam ambulance
Bab1.kelahiran dan ke hilangan
"Aku pergi kerja dulu ya sayang,, kamu baik baik di rumah", kata Anwar seraya membelai rambut panjang istrinya
"Apa enggak sebaiknya kamu ambil cuti mas,. kamu kan tau, aku sebentar lagi mau lahiran".
"Nanti saja ya,, dua hari menjelang hari kelahiran anak kita"
"Tapi kan mas, yang namanya kelahiran tidak ada yang tau, mungkin bisa lebih cepat,, atau bisa lebih lambat dari hpl yang di perkirakan dokter ". Jawab Soraya seakan tak rela melepaskan kepergian suaminya
"Ya sudah nanti akan aku coba meminta cuti dengan pak Herman ya,, semoga saja dia mau mempercepat cuti yang aku ajukan"
" ya sudah mas,, seenggaknya kamu ada disaat aku mau melahirkan, aku enggak mau melahirkan Tampa di temani kamu mas".
"Ya sudah aku pergi kerja dulu ya sayang, assalamualaikum "
"Waalaikum salam " Soraya menatap kepergian suaminya seakan ini adalah kali terakhir Soraya melihat suaminya
**Setelah selesai mengantarkan suaminya bekerja kemudian Soraya pun melangkah masuk ke dalam rumah
"Oh iya baju ku tadi belum sempat ku jemur,, lebih baik aku jemur segera". Sambil berjalan menuju ke kamar mandi
Gubbrakk, terdengar suara seperti Benda terjatuh
Kemudian sambil setengah berlari dan memangil menantunya,, Bunartih pun mencari sumber suara tadi
" Soraya,, Soraya dimana kamu,. Astaghfirullah Soraya bangun", sambil terduduk melihat menantu nya sang sudah bersimbah darah tergeletak di lantai kamar mandi.
Kemudian segera Bunartih mencari pertolongan dan mengabarkan kepada Anwar anaknya..
****
Sesampai di rumah sakit dokter pun langsung menangani Soraya dan membawa nya ke ruang penanganan
" maaf pak bapak bisa tunggu di luar"
" baik dok,, saya mohon tolong selamatkan istri dan anak saya dok" kata Anwar setengah memohon
"Saya akan berusaha sebisa saya pak untuk menyelamatkan istri dan bayi bapak,, saya mohon bapak juga berdoa" kemudian dokter masuk kedalam ruangan pemeriksaan.
Tak selang beberapa menit kemudian dokter pun keluar memberikan sebuah kabar kepada Anwar dan ibunya
"Maaf pak,, kita perlu melakukan tindakan operasi untuk menyelamatkan isteri dan anak bapak"
"Baik dok, lakukan yang terbaik dok" .
Kemudian dokter langsung membawa Soraya yang sudah tak sadarkan diri ke dalam sebuah ruangan operasi.
Selang beberapa jam kemudian dokter keluar dengan wajah yang sedikut tegang.
"Bagaimana dengan keadaan istri dan anak saya dok"sambar Anwar dengan perasaan tak sabar
"Anak bapak selamat,. Tapi maaf kami tidak bisa menyelamatkan istri bapak"
"Tidak,, ini tidak mungkin " sambil sedikit berlari Anwar memasuki ruangan operasi,,
Bak di sambar petir Anwar mendekati tubuh istri nya yang sudah terbaring di ruangan operasi
"Bangun Soraya bangun,, jangan kamu tinggalkan aku dan anak anak kita"
Tangis Anwar pecah ketika melihat istrinya yang sudah tak bernyawa di hadapannya
"Sabar Anwar mungkin ini sudah takdir yang di berikan Allah untuk kita, lebih baik kita urus jenazah Soraya dulu"
Setelah menyelesaikan segala sesuatunya, kemudian seorang bidan memberikan bayi nya kepada Anwar.
"Maaf pak ini putri bapak"
Dengan wajah yang penuh emosi Anwar pun berkata
"Singkirkan dia dari hadapan ku Bu,, aku tidak ingin melihatnya aku benci dia Bu"
"Astaghfirullah Anwar sadar kamu,, ini adalah anak kamu Anwar" Sambil mengambil cucunya dari bidan
"Tidak Bu,, aku benci dia, gara gara dia Soraya meninggal,, dia itu pembawa duka untuk aku Bu"
Tangis Anwar pecah melihat jenazah istrinya yang sudah ada di dalam mobil ambulans
****
Sesampai di rumah Dimas dan dara yang sedari tadi sudah menunggu kedatangan Ayah dan ibunya pun langsung menghampiri Anwar dan melayangkan bebagai pertanyaan kepada Anwar
"Ayah bagai mana keadaan ibu,, ibu kenapa,, kok ayah pulang dengan mobil ambulans" tanya dimas putra pertama nya
"Iya yah,, ibu baik baik saja kan,, mana ibu dan adik" sambar dara putri kedua Anwar
"Maaf kan ayah nak,, ibu kamu sudah meninggal,, ini semua gara gara dia"
Sambil menujuk ke arah ibu nya yang menggendong bayi mungil yang tak berdosa itu.
"Astaghfirullah Anwar sudah berapa kali ibu bilang Ini semua sudah suratan takdir, jangan kamu salahkan anak yang tak berdosa ini"
Bentak ibu nya yang masih terus menenangkan Anwar
Kemudian Dimas dan dara pun segera memeluk jasat ibu nya yang sudah di letakan di dalam rumah oleh petugas rumah sakit..
"Ibu bangun Bu,, jangan tinggalkan aku dan dara Bu" tangis Dimas di depan jenazah ibunya
"Tolong bangun Bu bagaimana nasib kami Bu" tangisan mereka terdengar ke seluruh penjuru rumah membuat siapa pun yang datang merasa iba dengan mereka.
Apa lagi setelah mereka menatap bayi mungil yang sedari tadi di tak lepas dari gendongan bunartih.
** selesai pemakaman Anwar pun kembali berkata kepada ibunya
"Jika ibu mau urus dia ibu urus saja sendiri,, saya tidak mau tau dengan semua kebutuhannya,, dan muka sekarang aku akan beri nama Anak itu duka,, itu adalah nama yang pantas untu anak yang sudah menghilang nyawa istriku dan memberikan duka kepada kita semua" kata Anwar seraya menuju ke dalam kamarnya..
Dengan wajah sedih bunartih membawa cucu nya ke dalam kamarnya,, memikirkan bagai mana nasib cucu nya yang malang. Membuat airmata Bunartih menetes tampa henti..
*******
Terima kasih buat yang sudah baca novel aku, jangan lupa intip cerita novel lainnya di novel toon ya teman teman. jangan lupa berikan komentar untuk membangun novel ini agar lebih menarik