19/01/2024
Detik ini kita meyakini bahwa Allah pengatur skenario terbaik untuk hidup kita, tetapi satu detik kemudian kita akan mulai mempertanyakan; lalu kapan apa yang kita minta akan Allah perkenankan? Sungguhkah Allah akan mengabulkannya?
Pertanyaan-pertanyaan itu seperti dua sisi pisau yang kita genggam. Satu sisi tidak melukai sedang disisi lain akan membuat kita berdarah-darah terluka. Satu sisi membuat kita terus berharap akan kebaikan-Nya sedang disatu sisi membuat kita ketakutan jika Dia tidak memperkenankan apa yang kita pinta. Sehingga lahir ketergesaan; kita memaksa-Nya untuk memberi apa yang kita inginkan.
Iman dan Islam, membuahkan prasangka baik kepada Allah. Sedangkan keraguan, adalah salah satu bentuk dari ujian kehidupan. Maka mampukah kita menghalau seluruh ragu itu dengan penuh keimanan atau takdir? Ataukah kita malah terseret pada arus prasangka buruk yang akan bermuara pada keputusasaan?
Kita menydari bahwa diri kita begitu faqir ilmu akan takdir kita sendiri dan begitu lemah tanpa daya serta pertolongan-Nya, namun dilain sisi kita pun seringkali meminta sesuatu pda-Nya tanpa sadar diri akan hal itu, kita seolah merancang takdir kita sendiri-ingin begini dan begitu tanpa menyelipkan rasa keberserahan setelah berikhtiyar. Jadi apakah kita telah sungguh-sungguh menggenggam erat iman kita dalam jiwa?
Maka sepekat apapun ketakutan yang menyelimuti jiwa dan sederas apapun arus ragu berusaha menyeret kita, semoga Allah yang Maha besar dengan cahaya hidayah dan pertolongan-Nya selalu menyelamatkan kita dari keputusasaan akan rahmat-Nya.