Jejak Fauna (2025)

18/12/2025

Harimau tidak dapat benar-benar didomestikasi seperti kucing domestik atau anjing domestik, karena domestikasi adalah proses yang sangat panjang, bukan hanya menjinakkan individu. Ini adalah proses yang melibatkan perubahan genetik, fisik, dan perilaku dari generasi ke generasi untuk menghasilkan spesies yang berbeda secara genetik dengan spesies liarnya, lebih jinak, mudah dikelola, dan berguna untuk makanan, pekerjaan, atau sebatas peliharaan.

Domestikasi bukan peristiwa tunggal, melainkan evolusi yang kompleks di mana manusia mengontrol reproduksi dan lingkungan spesies tersebut, menjadikannya berbeda dari nenek moyang liarnya. Harimau mempertahankan naluri liarnya, sifat soliter, dan ukuran tubuhnya yang besar, sehingga sangat berbahaya dan tidak cocok sebagai hewan peliharaan, mereka juga membutuhkan perawatan profesional di fasilitas khusus, bukan di rumah. Harimau masih dapat dilatih, dan tetap akan selalu menimbulkan risiko.

---

Video Credit : -unknown-

©All Right and Credits Reserved to the Respective Owner(s). Please Contact Us for Credit or Removal.

17/12/2025

Senjata rahasia biawak.

17/12/2025

Kshamenk, seekor orca jantan yang telah lama dikenal secara internasional sebagai "orca paling kesepian di dunia" telah meninggal dunia di akuarium Mundo Marino, Argentina. Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa ia meninggal pada tanggal 14 Desember 2025 pada usia sekitar 36 tahun, akibat masalah pada jantung dan pernapasannya. Kshamenk diselamatkan pada tahun 1992 setelah terdampar di lepas pantai Argentina, ia menghabiskan sekitar 33 tahun di penangkaran, termasuk selama lebih dari 25 tahun sendirian, setelah kematian satu-satunya teman orca-nya, Belén pada tahun 2000.

Menurut laporan, ia hidup jauh lebih lama dari rata-rata umur orca jantan di alam liar, tetapi dikurung dalam tangki yang jauh lebih kecil daripada habitat laut alaminya. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya berbaring di dasar tangki yang kedalamannya hampir sama dengan panjang tubuhnya. Ketika berada di permukaan, ia hanya berputar-putar tanpa henti, tanpa tujuan dan tanpa kegiatan. Para pendukung kesejahteraan hewan telah lama berkampanye untuk pemindahannya ke alam liar, tetapi upaya tersebut tidak pernah terwujud. Kepergiannya kembali memicu diskusi global tentang etika memelihara mamalia laut yang sangat sosial di penangkaran.

---

Sumber :

Lori Marino (15/12/2025). "On the Passing of Orca Kshamenk". The Whale Sanctuary Project

17/12/2025

Hewan dengan gigitan terkuat yang pernah didokumentasikan dalam literatur ilmiah adalah buaya air asin (𝘊𝘳𝘰𝘤𝘰𝘥𝘺𝘭𝘶𝘴 𝘱𝘰𝘳𝘰𝘴𝘶𝘴), yang tercatat selama studi tahun 2012 tentang kekuatan gigitan dari semua 23 spesies crocodilian yang masih hidup (mencakup buaya sejati, aligator, kaiman, gharial, dan gharial palsu). Tidak mengherankan, banyak dari mereka mampu memberi gigitan yang cukup kuat, tetapi tidak satu pun dari mereka yang mendekati kekuatan gigitan buaya air asin tertentu, yang unggul dengan kekuatan hingga 16.414 Newton ( N ) atau sekitar 3.700 psi.

Jika kamu membutuhkan referensi seberapa kuatnya itu, dibutuhkan sekitar 4.000 N untuk mematahkan tulang paha manusia, tulang terkuat di tubuh kita. Itu artinya, dalam keadaan sial di mana kakimu terjebak di rahang buaya air asin, yakinlah bahwa reptil itu dapat dengan mudah menghancurkannya. Lalu, apakah ada kandidat lain? Jika kita mencari di luar literatur ilmiah, buaya Nil (𝘊𝘳𝘰𝘤𝘰𝘥𝘺𝘭𝘶𝘴 𝘯𝘪𝘭𝘰𝘵𝘪𝘤𝘶𝘴) muncul sebagai kandidat lain yang mungkin memiliki gigitan terkuat. Dalam sebuah episode Dangerous Encounters di National Geographic, ahli herpetologi Dr. Brady Barr merekam seekor buaya Nil yang menggigit dengan kekuatan 5.000 psi, atau sekitar 22.000 N.

---

Sumber :

Erickson GM, Gignac PM, Steppan SJ, Lappin AK, Vliet KA, et al. (2012). "Insights into the Ecology and Evolutionary Success of Crocodilians Revealed through Bite-Force and Tooth-Pressure Experimentation". PLOS ONE 7(3): e31781.

17/12/2025

Benua Afrika merupakan rumah bagi beragam predator besar. Tak jarang persaingan di antara mereka terjadi, salah satunya macan tutul. Predator seperti singa dan hyena tutul merupakan ancaman bagi macan tutul, maka dari itu, ia harus berjuang keras saat berburu. Setelah mendapatkan mangsa, macan tutul juga harus berjuang ekstra dalam mengamankannya ke tempat yang aman untuk disantap. Mereka biasanya membawa hasil buruannya ke atas pohon, atau menyembunyikannya di semak-semak atau gua.

Kekuatan rahang dan kaki macan tutul yang luar biasa memungkinkan mereka untuk membawa bangkai yang dapat sama beratnya dengan dirinya ke atas dahan pohon, terkadang bahkan bisa lebih berat daripada tubuh mereka sendiri. Hal ini memastikan macan tutul dapat makan tanpa gangguan dan menikmati seluruh santapan. Perilaku menyimpan makanan ini sangat penting untuk bertahan hidup, terutama di daerah dengan kepadatan predator yang tinggi.

---

Video Credit : Wildfriends Africa (FB)

16/12/2025

Ada beragam bentuk pupil di kerajaan hewan. Misalnya, beberapa mamalia ruminansia seperti domba, kambing, rusa, dan antelop memiliki pupil horizontal atau persegi panjang. Para pengunyah tumbuhan ini terkadang harus lari ketika predator datang, dan di sinilah pupil horizontal mereka sangat berguna. Menurut Marty Banks, peneliti utama Laboratorium Banks di UC Berkeley, pupil mata horizontal sering dikaitkan dengan hewan mangsa. Sangat jelas bahwa hewan-hewan ini cenderung hampir selalu memiliki mata di sisi kepala mereka, bukan di bagian depan.

Fakta bahwa mata mereka berada di sisi kepala memungkinkan mereka untuk melihat hampir 360 derajat di sekitar mereka. Pupil yang memanjang sangat bermanfaat bagi penglihatan panoramik tersebut, memungkinkan lebih banyak cahaya masuk, sehingga mereka dapat melihat sesuatu di sekitar mereka lebih baik. Hewan lain seperti kucing memiliki pupil berbentuk celah vertikal yang sangat bagus untuk predator penyergap. Sementara mamalia dengan tubuh yang lebih tinggi seperti manusia dan jerapah cenderung memiliki pupil melingkar.

---

Sumber :

Rachael Funnell (2025). "Why Do Sheep And Goats Have Rectangular Pupils?". Science

16/12/2025

Puma (𝘗𝘶𝘮𝘢 𝘤𝘰𝘯𝘤𝘰𝘭𝘰𝘳) memiliki lebih dari 40 nama umum dalam bahasa Inggris. Beberapa di antaranya meliputi cougar, puma, catamount, panther, mountain lion, mountain cat, red tiger, deer tiger, dan lain-lain. Beberapa orang mungkin mengira bahwa mereka jenis kucing besar yang berbeda. Nama "puma" adalah nama yang paling umum digunakan saat ini dalam literatur ilmiah global. "Puma" juga merupakan nama umum yang digunakan di Amerika Latin dan sebagian besar Eropa dan kadang-kadang di Amerika Serikat. Penggunaan pertama "puma" dalam bahasa Inggris berasal dari tahun 1777, diperkenalkan dari bahasa Spanyol dari bahasa Quechua.

Di Amerika Serikat, nama "mountain lion" umum digunakan, dan di Kanada, nama "cougar" paling umum digunakan. Istilah "mountain lion" (singa gunung) pertama kali terlihat dalam tulisan pada tahun 1858. Kucing ini bukanlah singa sejati dari genus Panthera, dan habitatnya juga tidak terbatas pada daerah pegunungan saja. Nama lain seperti "catamount", yang merupakan singkatan dari "cat of the mountain" juga telah digunakan dalam bahasa Inggris untuk spesies ini dan kucing liar lainnya setidaknya sejak tahun 1664. Nama "painter" juga terkadang digunakan sebagai pengganti "panther", terutama di Amerika Serikat bagian selatan.

---

Sumber :

• "Mammal with the most names" | Guinness World Records

• Wood, E. et al. (2021). "Online Noise as Illustrated by Pitfalls and Biogeography Associated With Common Names for Puma concolor". Frontiers in Conservation Science. 2 692607.

16/12/2025

Beruang kutub (𝘜𝘳𝘴𝘶𝘴 𝘮𝘢𝘳𝘪𝘵𝘪𝘮𝘶𝘴) adalah salah satu dari sedikit hewan di Bumi yang secara alami dapat memburu manusia, bukan karena agresi, tetapi murni naluri bertahan hidup. Tidak seperti kebanyakan predator, beruang kutub tidak takut pada manusia. Mereka adalah predator puncak yang hidup di lingkungan Arktik yang keras di mana makanan cukup langka. Jadi, ketika mereka bertemu manusia, mereka mungkin melihat potensi makanan. Kekuatan, kecerdasan, dan kemampuan mereka yang luar biasa untuk melacak aroma sejauh bermil-mil membuat mereka menjadi pemburu yang sangat lihai.

---

Video Credit : BBC

15/12/2025

Penemuan gigi yang awalnya diduga milik T-rex di salah satu situs fosil terkenal di dunia, Hell Creek, North Dakota, justru membuka fakta mencengangkan. Gigi yang ditemukan di endapan sungai kuno itu ternyata milik mosasaurus dari perairan Western Interior Seaway (jalur laut yang membelah Amerika Utara). Penemuan ini menunjukkan bahwa reptil laut raksasa itu berhasil beradaptasi di perairan tawar Hell Creek karena adanya perubahan lingkungan, dan tidak kehilangan ukurannya meski harus berganti habitat. Mosasaurus air tawar ini diprediksi berukuran 11 meter, lebih besar dari orca. Menurut pakar reptil laut, Dr. Nathan Van Vranken, gigi ini milik mosasaurus dari subfamili Prognathodontini.

Situs Hell Creek berjarak hampir 2.000 kilometer dari lautan. Tim berargumen bahwa gigi tersebut tidak berpindah tempat, dan Hell Creek juga bukan danau air asin raksasa. Sebaliknya, mosasaurus ini adalah keturunan nenek moyang yang telah beradaptasi untuk hidup di sungai-sungai. Bukti adaptasi ke air tawar diperkuat oleh analisis isotop oksigen, strontium, dan karbon yang diawetkan dalam enamel gigi. Mosasaurus dari Western Interior Seaway sebelumnya mungkin sudah hidup di kondisi yang sebagian air tawar. Para ahli berpendapat bahwa pada satu titik, Seaway memiliki lapisan air tawar di atas kedalaman yang lebih asin.

Lalu, apa yang dimakan mosasaurus di sungai?
Mosasaurus laut diketahui memangsa ikan dan kura-kura, yang cangkangnya bisa mereka hancurkan. Namun, tim menemukan keanehan pada gigi mosasaurus Hell Creek. Melalui analisis isotop karbon pada gigi, menunjukkan bahwa reptil laut ganas ini memangsa dinosaurus yang lengah atau tenggelam (kemungkinan besar dari jenis hadrosaurid seperti Edmontosaurus), dan berbagai hewan air tawar.

---

Sumber : BMC Zoology (2025) [Peer-Reviewed]

15/12/2025

Ada fakta menarik soal kebakaran hutan yang sering terjadi di Australia. Sebuah penelitian menungkapkan bahwa kebakaran tidak hanya disebabkan oleh gelombang panas, petir, ataupun manusia, tetapi juga burung pemangsa. Studi yang dipublikasikan di Journal of Ethnobiology (2017) membuktikan bahwa ada tiga spesies burung pemangsa yang mereka sebut sebagai "firehawk", yang dapat memanfaatkan api untuk berburu mangsa. Sebenarnya, perilaku burung pemangsa ini sudah lama diketahui oleh penduduk asli Australia, yaitu suku Aborigin. Para peneliti sempat menganggap hal tersebut mustahil.

Tiga burung pemangsa ini adalah Black Kite (𝘔𝘪𝘭𝘷𝘶𝘴 𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘯𝘴), Whistling Kite (𝘏𝘢𝘭𝘪𝘢𝘴𝘵𝘶𝘳 𝘴𝘱𝘩𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘴), dan Brown Falcon (𝘍𝘢𝘭𝘤𝘰 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘨𝘰𝘳𝘢). Burung ini terbang menuju api, bukannya menjauh dari api seperti kebanyakan burung pada umumnya. Mereka datang dari jarak beberapa kilometer, dengan melihat asap dari suatu kebakaran yang berfungsi sebagai penunjuk arah, kemudian burung-burung ini berkumpul dan mengambil ranting yang sudah terbakar menggunakan paruh atau cakarnya, lalu terbang untuk membakar wilayah lain.

Perilaku tak biasa ini diduga mereka lakukan agar mangsa-mangsanya seperti hewan pengerat, serangga, kadal, dan hewan kecil lain yang berada di wilayah yang mereka bakar itu berkumpul dan keluar berlarian. Dengan begitu, burung-burung ini bisa memangsa hewan-hewan tersebut dengan mudah. Perilaku tersebut tidak hanya dilakukan secara sengaja, para peneliti juga meyakini aksi burung pemangsa ini dilakukan secara terencana dan bahkan dilakukan berkelompok.

---

Sumber :

Bonta, Mark; Gosford, Robert; Eussen, Dick; Ferguson, Nathan; Loveless, Erana; & Witwer, Maxwell (2017). "Intentional Fire-Spreading by “Firehawk” Raptors in Northern Australia," Journal of Ethnobiology, 37(4): 700-718.

15/12/2025

Puluhan anak ular sanca kembang (𝘔𝘢𝘭𝘢𝘺𝘰𝘱𝘺𝘵𝘩𝘰𝘯 𝘳𝘦𝘵𝘪𝘤𝘶𝘭𝘢𝘵𝘶𝘴) keluar dari gorong-gorong air di depan Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Jalan Sudirman, Kecamatan Palabuhanratu, Selasa (9/12/2025). Total ada 22 ular dari gorong-gorong tersebut. Puluhan ekor ular tersebut telah dievakuasi dan berada di pos Damkar Palabuhanratu.

Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Sukabumi Anita Mulyani menuturkan kejadian itu diketahui pertama kali oleh warga sore hari. Selanjutnya warga melapor ke damkar. Menurut Anita, induk ular tersebut tidak ditemukan. Ia mengimbau warga berhati-hati mengingat di musim hujan banyak ular dan biawak yang masuk juga ke pemukiman.

---

Video Via : Sukabumiku id (IG)

14/12/2025

Isopoda raksasa memangsa seekor hiu.

Follow Deep Sea Fauna untuk informasi seputar kehidupan laut dalam.

Jejak Fauna

18/12/2025

17/12/2025

17/12/2025

17/12/2025

17/12/2025

16/12/2025

16/12/2025

16/12/2025

15/12/2025

15/12/2025

15/12/2025

14/12/2025

Address

Website

Alerts

Contact The Business

Shortcuts

Share