Serversick

Serversick Jangan berhenti membajak. Karena siapa tahu kau menemukan berlian disana.

10/02/2023

Perhari ini, akun studio pasar loak beralih menjadi serversick.

THE SADNESS : FILM ZOMBIE PALING BRUTAL, KEJAM DAN BEJAT YANG PERNAH DIBUAT.Setelah kemarin kita dibuat shock oleh film ...
26/04/2022

THE SADNESS : FILM ZOMBIE PALING BRUTAL, KEJAM DAN BEJAT YANG PERNAH DIBUAT.

Setelah kemarin kita dibuat shock oleh film horor Thailand, The Medium, kini giliran Taiwan menyajikan The Sadness dengan tingkat kebrutalan paling biadab.

Mengusung tema zombie dengan storyline sederhana, The Sadness dibuka dengan adegan romantis sepasang kekasih dari kelas pekerja yaitu Jimi dan Kat yang ingin melakukan "morning s*x". Tapi sayangnya gagal karena dikacaukan oleh alarm HP Jimi yang selalu berbunyi tepat sebelum Kat akan berangkat bekerja.

Kemudian ditengah obrolan kecil sambil bersiap-siap, Kat menyampaikan rencana mereka tentang liburan yang sudah dipersiapkan oleh Kat. Terjadilah perdebatan karena Jim membatalkan liburan itu dengan alasan ia dapat job langka dari temannya, Barry. Hal ini membuat jengkel Kat dan bergegaslah ia masuk ke kamar mandi. Bangkitlah Jimi dari ranjang kasurnya dan menyusul Kat. Tapi pintu sudah tertutup. Dengan penuh memohon Jimi meminta maaf atas sikapnya dan berjanji akan menghubungi Barry dan membatalkan job itu demi Kat.

Ditengah perjalanan menuju tempat kerja mereka menyaksikan perkelahian penuh darah yang sedang ditangani oleh polisi. Jim melambatkan motornya yang membuat Kat melihat dengan jelas. Lagi-lagi Jim membuat kesalahan.

Sampai di tempat kerja Kat, Jim meminta maaf dan Kat memakluminya. Untuk menebus kesalahannya, Jim merayu Kat dengan menawarkan akan memasak makan malam untuknya. Kat membalas dengan senyum bahagia.

Cuuuiihhh, kok lebay banget sih nih film. Katanya film paling biadab...hehehehehe...Sabar gaes, itu masih 12 menit pertama. Set-up yang menurut saya cocok buat menarik perhatian para penikmat film horor alay.

Teror baru dimulai ketika Jimi, sepulang dari kantor Kat, mampir ke depot langganannya. Tiba-tiba datang seorang nenek dengan gaun putih yang sudah kusam dan rambut putih yang acak-acakan. Dua orang pengunjung yang sedang berada di meja makan yang melihat kehadirannya, saling bertatap-tatapan memberi kode untuk memastikan bahwa nenek itu baik-baik saja. Salah satu dari mereka menyapa si nenek, namun ketika si nenek membalikkan badannya wajahnya sangat mengerikan dan menyemburkan muntahan ke wajah si pengunjung tadi.

Kemudian si nenek mencekik si tukang masak yang ada didepannya dan membasuhi kepalanya dengan siraman kentang goreng yang masih bercampur dengan minyak goreng yang langsung diangkat dari kompor dalam keadaan mendidih. Lalu mengelupasi kulit wajah si tukang masak dengan tangan satunya hingga tampak daging wajahnya.

Di satu sisi si pengunjung yang terkena muntahan si nenek menjadi kalap dan ganas. Ia mengambil garpu dan menusukkan berkali-kali ke leher temannya. Darah muncrat kemana-kemana. Seisi depot menjadi panik dan pembantaian massal berlanjut ke tempat-tempat lainnya.

Saya ingatkan ini masih adegan kekerasan pembuka. Maka dari itu buat yang tidak tahan dengan visual-visual seperti ini, saya harapkan untuk berhenti melanjutkan menontonnya. Karena berikutnya banyak sekali visual yang sangat "disturbing" yang membuat anda akan merasa tidak nyaman termasuk didalamnya adegan pemerkosaan dan konten hubungan seksual yang tidak senonoh.

The Sadness adalah debut dari sutradara Kanada, Rob Jabbaz yang terinspirasi dari buku komik berseri, "Crossed" .

Dibintangi oleh Berant Zhu (Jimi) dan Regina (Kat) The Sadness bercerita tentang pasangan Taiwan yang berusaha untuk bersatu kembali di tengah pandemi virus Alvin yang mengubah orang menjadi pembunuh maniak.

Dirilis pertama kali di Taiwan pada tanggal 22 Januari 2021, The Sadness selama masa peredaran Internasionalnya telah singgah di Locarno International Film Festival ke 74 pada tanggal 12 Agustus 2021 di Swedia, Fantasia International Film Festival ke 25 di Montreal, Kanada pada bulan Agustus 2021 dan Fantastic Fest di Austin, Texas pada September 2021.

The Sadness menurut saya film yang jenius, melaju ke depan dengan kekuatan ganas, kecepatan penuh, merangkul dan mengabaikan konvensi. Tidak semua film zombie bisa berbuat seperti ini. Train To Busan bisa dikatakan pesaingnya, tapi dalam versi yang lebih ramah.

Pesan yang ingin disampaikan juga cukup kuat. Di masa pandemi kemarin kita memang banyak yang sudah gila dan The Sadness menggambarkannya secara keji tanpa ampun.

Reboot Sekuel gagal yang hanya mengumbar gore tanpa kekuatan cerita yang ditinggalkan oleh jejak pendahulunya.Menghadirk...
26/02/2022

Reboot Sekuel gagal yang hanya mengumbar gore tanpa kekuatan cerita yang ditinggalkan oleh jejak pendahulunya.

Menghadirkan kembali Sally dengan membawa dendam kesumat yang terpendam selama 50 tahun sepertinya akan menjadi standing ovation yang saya siapkan dari awal film ini berjalan. Sayangnya eksekusi tidak sesuai dengan ekspetasi, sehingga hanya sebatas ereksi tanpa bisa memberikan ejakulasi.

Texas Chainsaw Massacre produksi tahun 2021 ini yang hanya menghilangkan "The" dari film originalnya yang diproduksi tahun 1974, jatuh sama persis dengan upaya serupa yang dilakukan oleh film dengan genre sejenis yang sebenarnya ketakutan membuat karakter baru dengan pertimbangan gagal di pasaran.

Tapi justru yang terjadi malah menghancurkan karakter yang sudah menjadi kultus dengan menghilangkan marwahnya. Ambisi berharap cuan dengan metode franchise sepertinya harus segera dihilangkan dari indutri perfilman agar tidak mengulang terus menerus kesalahan yang sama.

Ada kekhawatiran dari saya pribadi selaku penggemar film horror, jika tradisi seperti ini terus dilakukan. Sisworo Gautama Putra akan bangkit dari kuburnya dan memberi mentor penuh kepada pembuat film "Kuburan Berjalan" yang tayang di Kumparan Plus beberapa hari lalu, dan mereka kemudian mengobrak-abrik Hollywood melalui media partnernya Troma yang terbukti sudah membuat mata orang barat terbelalak dengan kegilaan yang telah dibuat oleh sineas kita.

11/12/2021

S*X AND FURY : SEPERTI SANGEK DENDAM HARUS DIBAYAR TUNTAS

Seorang wanita datang untuk membalas dendam setelah ayahnya dibunuh oleh sosok misterius saat ia masih kecil. Hanya sekumpulan kartu permainan yang ditinggalkan oleh ayahnya sebagai petunjuk.

Sekarang ia telah menemukan orang-orang yang berada di balik pembunuhan ayahnya, dan mereka akan merasakan payudara dan darah!. Benar-benar jahanam!. Tapi para penjahat terlindungi dengan baik, jadi ini bukan tugas yang mudah!.

S*x and Fury adalah salah satu film yang menginspirasi film Kill Bill besutan sutradara Hollywood, Quentin tarantino. Sebagai sesama penikmat film, pasti kita bisa melihat kesamaannya di sini.

Seks dan kekerasan adalah sajian utama dari film yang sangat ikonik ini. Bahkan dianggap menjadi panduan awal buat pemula yang ingin mendalami genre pinky violence, sebuah genre dari budaya pop Jepang yang menggurita di lorong-lorong gelap sinema sejak dekade 70an. Bukan hanya Quentin Tarantino, jauh sebelumnya, sineas kita di dekade 70-80an, banyak yang terilhami dari karya-karya genre ini.

Sebagai panduan awal, adegan seks yang ditawarkan tidak begitu memberikan kejutan, bahkan cukup jinak. Tapi menyenangkan melihat seorang wanita telanjang berlarian dengan pedang sementara dia menebas bagian-bagian tubuh para pria. Darah, payudara, dan pedang adalah yang paling saya ingat dari film ini dan tentunya skoring musik yang sangat memorable.

Menontonnya, akan membuat anda mendapatkan pengalaman sinematik dari puing-puing gelap sejarah film yang tidak akan pernah anda lupakan begitu saja.

S*x and Fury adalah contoh film alternatif yang cukup bagus yang memiliki identitasnya sendiri.

KISAPMATA : PENGGAMBARAN NYATA MONSTER YANG SEBENARNYAMonster menjadi kurang menakutkan begitu terlihat. Semakin kita me...
08/12/2021

KISAPMATA : PENGGAMBARAN NYATA MONSTER YANG SEBENARNYA

Monster menjadi kurang menakutkan begitu terlihat. Semakin kita menuntut kengerian kepada mereka seperti yang kita mau, semakin besar kekecewaan setelahnya.

Ketika tampak, mereka menjadi biasa. Tidak ada yang spesial. Tak lama kemudian, keakraban mengendap dan kita merasa bosan.
Setelah itu, endorsement dimulai dengan memasang gambar monster itu dalam kaos yang lebih pantas dipakai oleh anak-anak pecinta superhero.

Seperti itulah satir kepada gambaran film horor franchise Hollywood pada umumnya.

Tapi itu hanya terjadi ketika monster itu sebuah fiksi.

Ketika monster itu nyata dan benar-benar terjadi peristiwanya, anda akan merasakan ketakutan yang sebenarnya.

Dalam “Kisapmata” karya Mike De Leon, kita akan bertemu dengan Dado Carandang, seorang pensiunan polisi yang memiliki hobi (tanpa urutan tertentu) cacing, babi, senjata api, alkohol dan putri satu-satunya Mila.

Dari penampilannya, tidak ada yang fantastis tentang Mang Dado: ia mungkin mengesankan, tapi ia sebenarnya seperti pensiunan polisi pada umumnya.

Cara ia digambarkan oleh Vic Silayan membuatnya juga sangat manusiawi dan tidak ada kesalahan dalam memaknainya.

Namun seiring film berjalan, pelan-pelan kita akan merasakan ketakutan ketika kita semakin akrab dengan kesehariannya semenjak Mila, putri kesayangannya menikah.

Bahkan setelah menyaksikannya, film ini terus akan membuat anda resah, bukan hanya karena de Leon memberi kita monster yang sangat nyata yang mengantisipasi banyak raksasa paternalistik yang terus mendominasi hidup kita — dalam satu atau lain bentuk — hingga hari ini, tetapi lebih karena itu menunjukkan kepada kita sebuah dunia di mana dia bisa eksis: KEPEMILIKAN. —

Kisapmata terinspirasi oleh sebuah insiden yang terjadi pada sore hari tanggal 17 Januari 1961, ketika detektif forensik Pablo Cabading dari Departemen Kepolisian Manila membunuh istri, putri dan menantunya di kediamannya di 1074 Zapote Street, Makati.
Skenarionya ditulis oleh Mike De Leon, Doy del Mundo, dan Raquel Villavicencio; tim yang sama yang sebelumnya berkolaborasi dalam Kakabakaba Ka Ba (1980) dan kemudian bekerja pada Batch '81 (1982).

Del Mundo menulis dialog untuk karakter pria, sedangkan Villavicencio menulis untuk karakter wanita; dengan De Leon menyatukan naskah melalui konsepnya. Syuting selesai dalam satu tahun, hal yang jarang pada perfilman Filipina yang biasanya selesai dalam dua bulan.

Dirilis selama Festival Film Metro Manila ke-7, Kisapmata nyaris mencapai box office pada masa itu.

Kisapmata juga menerima banyak pujian dari para kritikus film Philipina, menjadikan De Leon sebagai salah satu sutradara hebat dari generasi "Second Golden Age of Philippine cinema".

Kisapmata memenangkan penghargaan tertinggi sebagai "Film Terbaik," dengan mengumpulkan sepuluh penghargaan utama di FAMAS, dipresentasikan di Festival Film Cannes 1982 di Directors' Fortnight, dan diputuskan oleh Manunuri ng Pelikulang Pilipino sebagai salah satu dari Sepuluh Film Terbaik tahun 1980-an.

Yang membuat Kisapmata dianggap berani pada masanya adalah memasukkan elemen inses untuk pertama kalinya dalam sinema Filipina, selain elemen pembunuhan berencana dan bunuh diri.

Entah dulu film ini beredar apa tidak ke negara kita, mengingat film ini juga beredar secara internasional dengan judul "In Just The Wink Of An Eye".




TEROR DARI SRB, RESISTANSI ROCK INDONESIA MENJAWAB TANTANGAN ISABELLA --Mengenang 8 tahun meninggalnya Thomas, legenda r...
25/11/2021

TEROR DARI SRB, RESISTANSI ROCK INDONESIA MENJAWAB TANTANGAN ISABELLA

--Mengenang 8 tahun meninggalnya Thomas, legenda rock Jember yang terlupakan.--

Tahun 1989 bisa dibilang puncak masa keemasan industri musik rock Indonesia.

Album-album fenomenal dirilis pada tahun ini. Sebut saja God Bless dengan album Raksasa dan album kompilasi 10 Finalis Festival Rock Indonesia ke 5, yang untuk pertama kalinya festival ini merilis dalam bentuk rekaman kaset. Keduanya diproduksi oleh promotor yang pernah menguasai industri musik rock tanah air selama lebih dari satu dekade, Log Zhelebour.

Diluar 2 album tersebut, Rock Kapak Malaysia mulai menginvasi, dimotori oleh SEARCH dengan single balada abadinya, "Isabella" yang termaktub pada album Fenomena.

Buat anak ingusan seperti saya kala itu, Isabella lebih merakyat dan populer dibanding lagu Menjilat Matahari dari God Bless atau Kerangka Langit dari Kaisar yang lebih dipersembahkan buat mas-mas yang jago ngeband.

Namun ada satu lagu yang menyamai popularitas Isabella buat kami para ingusan yang tinggal di wilayah Jember.

Dialah " Teror".

Dilantunkan oleh SURABAYA ROCK BAND ( SRB ) yang digawangi oleh THOMAS (Vocal), GATUK GONDEZ (Gitar), MUSLICH BK (Bass) dan GITA NIKKI (Drum).

Hampir seluruh anak ingusan di Jember saat itu, hafal diluar kepala lirik lagu Teror. Sama halnya dengan lirik lagu Isabella.

Ditambah saat Radio Kartika yang notabene milik sang vokalis, guna mendukung promosi lagu tersebut, mengadakan kompetisi bernyanyi lagu Teror buat warga Jember yang dibagi beberapa klasifikasi berdasarkan usia peserta.

Sontak lagu Teror bergema diseluruh penjuru kota Jember. Acara kompetisinya penuh sesak dipadati oleh warga yang datang di studio radio Kartika yang ingin menyaksikan secara langsung. Seingat saya, kompetisi ini berjalan sengit dan berjalan cukup lama untuk sebuah kompetisi di daerah.

Puncaknya ketika Pemkot Jember mendatangkan khusus SRB di alun-alun kota dalam rangka merayakan hari jadi kota Jember yang ke 61 ( koreksi kalau saya salah ). Lagu Teror bergemuruh seakan mau meruntuhkan gedung-gedung disekitarnya. Semua penonton dengan penuh gegap gempita berseru :

"Teror...Teror...Kau menteror hatiku...Teror..Nyah Nyah...Teror...Awwowwowowow"

Merinding bulu romaku kalau ingat peristiwa ini.

Anthem paling ikonik. Cara Thomas melafalkan sudah seperti menjadi trade mark, seperti halnya Ikang Fawzi yang bersenandung, "Pap Si Pap Pap Preman Preman" dalam lagu Preman.

Jimmy Multazham dan Ricky Malau, pegiat musik dari skena Jakarta yang saat ini akrab kita lihat di channel Youtube dengan acara "Ngobryls", pada salah satu episodenya pernah membahas tentang lagu Teror. Artinya, lagu Teror tidak ada hanya bergema di seputaran Jawa Timur, tapi menembus ibukota. Perlu diingat, perbedaan antara kota metropolitan dan kota daerah saat itu masih begitu mencolok.

Satu bukti, satu-satunya lagu rock Indonesia yang bisa menandingi gempuran lagu Isabella dari grup rock Malaysia adalah Teror. Dan Thomas vokalisnya adalah putra daerah Jember.

Sayang sekali karir SRB dalam industri musik tidak berumur panjang. Setelah kesuksesan album Teror, entah kenapa tiba-tiba mereka tenggelam begitu saja. Tidak ada kabar pasti mengenai hal ini. Yang saya tahu dari beberapa kawan, Thomas SRB selepas berkarir sebagai rocker, membuka usaha kontraktor dan meninggalkan gemerlap panggung.

Waktu terus berjalan, perlahan lagu Teror redup diganti oleh lagu-lagu populer lainnya. Hal lumrah dalam industri musik.
Kemarin, tanggal 22 November, tepat 8 tahun yang lalu, tersiar kabar Thomas meninggal dunia.

Jember kehilangan seorang talenta berbakatnya.

Selain Teror, SRB juga mempunyai hits single berwarna balada dengan judul Kabut Senja Biru.

Sambil membuat tulisan ini, saya mendengar kembali lagu tersebut. Tak terasa air mata ini menetes. Lagu yang ditulis oleh Arthur Kaunang ini begitu personal. Liriknya begitu dalam.

Semoga di alam sana, Thomas menemukan apa yang ia cari dalam menembus kabut senja yang sudah tidak lagi biru.

Selamat jalan Thomas SRB, terima kasih radio Kartika yang pernah menemani masa-masa bengal kami sebagai pionir Rock Station di Kota Jember.

Trivia :

Entah disengaja atau tidak, cover album dari SRB dan SEARCH memiliki kesamaan.




12/11/2021

TENTANG BEN : PERSAHABATAN KAUM YANG TERBUANG

Lagu Ben dari Michael Jackson merupakan salah satu single di album keduanya yang dirilis pada tanggal 4 Agustus 1972 dibawah label rekaman Motown Records.

Lagu yang ditulis oleh Don Black dan Walter Scharf ini dalam industri musik populer dikategorikan dalam lagu bergenre cinta. Mungkin hal ini disebabkan karena Ben menampilkan jenis musik balada yang mendayu-dayu.

Namun berdasarkan referensi yang pernah saya baca, lirik lagu Ben sesungguhnya berasal dari kehidupan pribadi Michael kecil.

Di masa kanak-kanaknya, Michael mendapat perlakuan buruk dan tidak manusiawi dari sang ayah. Ia mengalami pelecehan seksual. Dunia anak-anak yang seharusnya ia jalani dengan penuh kegembiraan berubah menjadi dunia yang menakutkan dan menjijikkan.

Dalam ketidakberdayaannya sebagai seorang kanak-kanak yang tertekan, Michael memiliki peliharaan seekor tikus putih. Ia menganggap tikus itu sebagai sahabat sejatinya, karena hanya pada Ben-lah Michael bisa mengeluarkan keluh kesahnya.

Michael merasa ada ikatan batin antara dirinya dan Ben, yaitu bahwa mereka memiliki nasib yang sama, sebagai orang-orang terbuang dan tak diinginkan.

Fakta lain bisa ditemukan pada film dengan judul yang sama dan diproduksi pada tahun yang sama juga.

Meskipun kontras dengan tema lagunya, -- karena versi film masuk kategori film horor yang merupakan sekuel dari film Wiliard produksi tahun 1971 --, film ini juga bercerita tentang persahabatan seorang anak dengan tikus.

Entah ini ada korelasinya atau tidak, yang jelas keduanya mengusung tema sama tentang Ben.

Pada tahun 2003, Crispy Glover merekam ulang lagu Ben untuk kepentingan soundtrack remake film Wiliard.

NODA RANJANG MEMBEKAS, FILM BEDEBAH DARI AMER BERSAUDARA.Buat kita yang tinggal di Jember yang saat ini berusia diatas k...
08/11/2021

NODA RANJANG MEMBEKAS, FILM BEDEBAH DARI AMER BERSAUDARA.

Buat kita yang tinggal di Jember yang saat ini berusia diatas kepala empat, pasti tidak asing dengan film-film erotika Indonesia dengan film-film seperti: Gairah Malam, Noda-X, Sentuhan Rumput Yang Bergoyang, Godaan Nafsu dan lain-lain dengan mega bintang semacam : Eva Arnaz, Yurike Prastica, Sally Marcellina, Febby Lawrence dan selevelnya.

Film mereka pernah berjaya meski sarat dengan kritik atas nama tidak bermoral, jauh dari nilai-nilai budaya kita yang berbudi luhur.
Berbagai tulisan dari para pakar, pejabat dan elit budaya saat itu yang kontra dengan masifnya produksi film eksploitasi kekerasan dan seksualitas, berserakan di media cetak. Yang paling menghebohkan ditariknya film Pembalasan Ratu Pantai Selatan arahan sutradara Tjut Djalil yang melambungkan nama Yurike Prastika dan menjadikannya ikon bom s*x paling laris di akhir dekade 80an.

Saya masih ingat bagaimana reaksi masyarakat Jember saat film Pembalasan Pantai Ratu Laut Selatan yang hanya diputar selama 3 hari di gedung bioskop Sampurna ( yang saat ini sudah menjadi pusat pertokoan ), sebelum ditarik dari peredaran secara nasional.
Penonton penuh, bahkan antrian sampai meluber ke Jalan Imam Syafi'i sampai menimbulkan kemacetan.

Terkait pemberitaan film ini, Tabloid Monitor mengeluarkan edisi khusus dengan sampul depan Yurike Prastika bertelanjang bulat dengan hanya menutupi organ intimnya dengan kaki dan tangannya sebagai protes ditariknya Pembalasan Pantai Ratu Laut Selatan dari peredaran. Lagi-lagi, edisi ini mengalami hal yang sama dengan filmnya.

Soal reaksi sejenis, berawal pada tahun 1970 saat film buatan Turino Djunaidy yang berjudul Bernafas dalam Lumpur dianggap terlalu mengumbar penggambaran seks dan penggunaan kata-kata cabul yang berlebihan pada tahun 1970. Selang tiga tahun kemudian, film arahan penulis dan sutradara Ali Shahab yang berjudul Bumi Makin Panas kembali mengangkat tema serupa dan mengalami hal yang sama.

Namun kasus seperti ini tidak menyurutkan niat para sineas dan produser film di pemerintahan orde baru untuk terus memproduksi film-film bertema eksploitasi kekerasan dan seksualitas. Aktifitas ini berlanjut hingga puncaknya di dekade akhir 90an seiring mati surinya perfilman nasional dan beralih ke Sinema Elektronik (sinetron) dengan merebaknya stasiun televisi swasta p***a jatuhnya orde baru.

Walaupun tidak se"vulgar" film, di ruang sinetron, tema ekspolitasi kekerasan dan seksualitas masih digunakan sebagai senjata ampuh untuk menaikkan rating penonton. Sebut saja Komedi Nakal dan serial aksi laga yang berlatar kerajaan Jawa kuno.

Bangkitnya perfilman nasional di era milenial yang ditandai dengan suskesnya film Petualangan Sherina dan Ada Apa Dengan Cinta?, memicu kembali para sineas dan produser membuat film dengan tema eksploitasi kekerasan dan seksual, diantaranya : Hantu Jamu Gendong, Suster Keramas, Arwah Goyang Karawang dan sejenisnya, dengan Lord Nayato sebagai ikon sutradara.

Namun seiring berkembang dan bertumbuhnya ideologi ekstrim sayap kanan di Indonesia, membuat wajah sinema Indonesia tidak lagi seperti masa keemasannya.

Mulai ada penyeragaman terutama pada tema drama religi yang memang menjadi santapan lezat bagi para abi dan uti yang merindukan poligami eksis di bumi nusantara.

Hal ini mendesak segerombolan anak muda yang bergerak secara arus bawah tanah menawarkan film alternatif sebagai bentuk surat cinta mereka kepada genre seksploitasi.

Kolong Sinema yang bermarkas di Jakarta, hadir menebus dahaga para pecinta film kelas B. Salah satu filmnya adalah “Noda Ranjang Membekas”.

Entah apa yang mereka buat, tapi saya merasa disedot masuk ke sebuah ruang imajinasi mereka yang mengingatkan kembali film-film panas Indonesia dekade 90an.

Semua elemennya ada di film ini. Dari dialog, tehnik pengambilan gambar sampai musik soundtrack yang mungkin hanya mereka yang pernah beririsan langsung dengan jenis film ini yang tahu.

Saya sampai menontonnya lebih dari 3 kali dan tak henti-hentinya geleng-geleng dan berdecak kagum atas maha karya yang sepertinya sulit anda dapatkan ketika anda nonton “The Room” sekalipun.

Ada semacam ikatan batin seperti anda saat meratap bahagia atas karunia tanah nirmala yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
Anda akan dibuat jatuh cinta terhadap Ibu Maya yang membuat anda melupakan film” Mother”nya Boon Jung Hoo dan berterima kasih atas kebodohan Bobby yang lebih dari sekedar Dead Poet Society.

Bagi anda yang tertarik ingin menontonnya, silahkan buka :
https://flipfloptv.online/.../77de1ff0-ea63-11eb-a3ab...

11/10/2021

Dirayakan setiap tahun tanggal 10 Oktober, Hari Kesehatan Mental Dunia tidak hanya mengundang diskusi dan diskursi mengenai kesehatan mental, namun juga merupakan sarana edukasi untuk meningkatkan kepedulian dan mengurangi stigma sosial terkait kesehatan mental di mata masyarakat.

Berikut adalah cuplikan film yang menggambarkan bagaimana kesehatan mental sangat diperlukan oleh masyarakat kita.



MENGENANG PAGELARAN 3 DEKADE LOG ZHELEBOUR "SHOW OF FORCE"Tulisan ini saya buat 11 Tahun yang lalu, tepatnya tanggal 06 ...
06/10/2021

MENGENANG PAGELARAN 3 DEKADE LOG ZHELEBOUR "SHOW OF FORCE"

Tulisan ini saya buat 11 Tahun yang lalu, tepatnya tanggal 06 Oktober 2010, setelah menyaksikan peristiwa terpenting dalam sejarah musik rock tanah air. Pernah dimuat juga di Kompasiana.com, sahabatrockers.blogspot.com dan elexyoben.wordpress.com di tahun yang sama.

Tempat : Stadion Tambaksari, Surabaya

waktu : Minggu, 3 Oktober 2010 12.00 - 24.00 WIBB

PROLOG : SEKILAS TENTANG TAMBAK SARI DAN PERJALANAN MENUJU LOKASI PAGELARAN
Event spektakuler ini diselenggarakan oleh Log Zhelebhour sebagai bentuk dedikasinya terhadap industri musik rock di Indonesia dan dirgahayu 30 tahun beliau sebagai promotor musik rock yang disegani di Indonesia atau mungkin juga di Asia Tenggara.

Tidak terlalu berlebihan memang,mengingat hampir 20 tahun Log Zhelebhour merajai industri musik Indonesia sebelum trend musik pop datang dengan monopoli label rekaman dan merebaknya stasiun tv swasta yang sudah berorientasi profit semata dan tidak ada upaya atau membuka ruang buat musisi-musisi yang berkualitas.

Seklias tentang stadion Tambaksari Surabaya, selain dibuat aktifitas olahraga, khususnya sepak bola, stadion ini menjadi bukti sejarah tonggak bangkitnya musik rock di Indonesia generasi kedua.

Diawali pada tahun 1982, setelah musik rock mengalami mati suri akibat trend musik dangdut dan pop yang menguasai pasar musik saat itu, untuk pertama kalinya Log mengadakan festival musik rock se-Indonesia di stadion ini.

Festival musik inilah awal karir Log sebagai promotor musik, dimana Harley Angels dari Bali, keluar sebagai jawaranya.

Setelah itu, tercatat hampir konser musik rock kelas Nasional atapun Internasional sepanjang awal tahun 1980an sampai awal tahun 2000an, diselenggarakan di tempat ini(termasuk agenda rutin festival rock se-Indonesia yang menghasilkan band-band rock papan atas di dekade 80-90an), selain stadion Lebak Bulus Jakarta.

Sepultura, Yngwie Malmsteen, Europe, Skid Row, Mr.Big adalah sebagian nama-nama yang pernah merasakan stadion ini yang bagi saya pribadi sebuah venue yang sangat compatible untuk konser musik rock. Mungkin karena alasan inilah mengapa konser musik "Log For Rock" ditempatkan di stadion ini.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan dengan kereta api selama kurang lebih 14 jam -- saya berangkat dari stasiun Pasar Senen Jakarta dengan kereta api kelas ekonomi "Kertajaya" -- , akhirnya saya sampai juga di stasiun Surabaya Pasar Turi.

Dalam perjalanannya saya banyak bertemu dengan kawan-kawan baru yang merupakan bagian dari komunitas boomers(Fans Boomerang) dan PMFC(Power Metal Fans Club) dari beberapa daerah : Jakarta, Tegal, Pekalongan dan Semarang.

Mereka inilah yang menemani saya sampai di Stadion Tambaksari.

Suasana hangat dan bersahabat yang mewarnai perjalanan saya di kereta api terus tejaga sampai selesainya konser musik ini, sehingga walaupun tiba 4 jam lebih awal di stadion, tidak ada rasa jenuh untuk menunggu dibukanya pintu stadion, layaknya seorang yang menunggu kekasihnya datang dengan hati yang berbunga-bunga.

Ada rasa haru dan segan, saat menunggu pintu masuk dibuka, kami nongkrong dibahu trotoar depan lahan parkir mobil stadion. Tak lama, ada mobil datang dan parkir di depan kami. Sosok pria udzur dengan ukuran tubuh tinggi, turun dari mobil. Tak disangka, sosok itu adalah Arthur Kaunang, musisi kugiran, legenda hidup Rock Indonesia.

Dengan wajah sumringah dan senyum tulus, beliau menyalami kami satu per satu dan berkata, "Mau nonton ya kalian?". Saya tersedak dan hanya bisa bilang, "Iya, Om".

"Ok ya, aku masuk dulu, mau cek sound", balasnya sambil mengeluarkan equipment dari mobilnya.

Sebuah gambaran dari musisi kugiran sekelas Arthur Kaunang, bahwa generasi rock pertama Indonesia, begitu humble dan mengerjakan kesemuanya secara mandiri. Satu suri tauladan buat kita yang ingin tetap eksis di jalur musik rock.

Tepat jam 12 siang pintu stadion dibuka untuk penonton. Saya dan beberapa kawan dari boomers dan PMFC masuk ke area stadion.

Pertunjukan belum dimulai.

Di panggung sebelah kiri masih terlihat Jelly Tobing dan Super Kids sedang melakukan check sound dengan membawakan lagu "Menjilat Matahari" dari band rock legendaris, God Bless.

Selang 30 menit kemudian, dari panggung sebelah kiri, seorang mc pria mengumumkan konser musik dimulai.

2. DAUN : BAND TUMBAL YANG TIDAK TERLALU ISTIMEWA

Dibuka oleh sebuah band bernama Daun dari kota Kediri.

Nama yang asing buat saya. Namun beberapa kawan mengatakan band ini adalah jawara dari festival band yang diselenggarakan oleh Log beberapa tahun yang lalu. Tidak terlalu istimewa. Mungkin yang cukup menarik perhatian adalah para personel yang berada di barisan depan terdiri dari para kaum hawa yang secara fisik memang punya nilai jual untuk bertarung di industri musik saat ini.

Membawakan 2 buah lagu hits dari Evannescene dan 2 lagu karya cipta mereka sendiri. Sound yang keluar masih belum maksimal. Para crew di bagian mixer sepertinya masih berupaya untuk mendapatkan sound output yang bagus. Tapi itu petaka buat Daun sendiri karena mereka akhirnya menjadi band tumbal yang masih sering terjadi di konser musik.

3. MACAN : MERAUNG DENGAN "HOME SWEET HOME"

Band berikutnya adalah Macan. Di sini sound sudah mulai membaik. Penampilan mereka cukup menarik perhatian, terutama si vokalis yang terlihat sangat atraktif dan cukup liar untuk sebuah band rock.

Di tengah pertunjukkannya selain membawakan karya-karya sendiri, mereka sempat mengusung reportoar yang familiar bagi pecinta musik rock di dekade 90'an.

"Home Sweet Home" dari Motley Crue mereka bawakan sangat rapi. Mereka juga membagikan cd dari album terbaru mereka. Untuk band yang terbentuk cukup lama, sudah sepantasnya Macan mendapatkan apresiasi dari industri musik Indonesia. Tapi sayang nama mereka tidak kunjung populer.

Setelah Macan, band yang sudah saya tunggu-tunggu kehadirannya, muncul diatas panggung.

4. KALINGGA : SUMPAH AMUKTI PALAPA

Ya,Kalingga. Dulu mereka sempat merilis album rekaman, dan salah satu singlenya "Sumpah Amukti Palapa" sempat menjadi hits. Tapi sayang oleh pihak produsernya Kalingga tidak diberikan promosi yang cukup, terutama pertunjukkan live. Hal ini juga disinggung oleh sang vokalis "Pungky Deaz", nama yang tidak asing buat pecinta musik rock tanah air. Baru di event inilah kesempatan itu datang.

Sebuah penantian yang cukup panjang. Melihat nama-nama besar yang berdiri di balik Kalingga, sepertinya mereka tidak akan mengecewakan. Dan hal ini dibuktikan oleh mereka. Walaupun hanya tampil dengan 3 buah lagu, tapi sangat memuaskan.

Yang paling menyebalkan adalah saat Kalingga membawakan lagu hits mereka "Sumpah Amukti Palapa", pihak crew sound kembali mengutak-atik mesin mxer. Yang terjadi hanya sound control yang bunyi. Mungkin ini bisa dijadikan bahan evaluasi buat Log Zhelebhour di event-event mendatang untuk lebih mempersiapkan masalah tekhnis yang lebih matang.

Jangan hanya karena band-band yang tampil di awal tidak mempunyai massa yang besar, kemudian penampilan mereka tidak mendapatkan perhatian lebih.

5. KRISYANTO ; PROYEK SOLO YANG SEPERTINYA SEUMUR JAGUNG

Krisyanto, mantan vokalis Jamrud adalah penampil berikutnya. Proyek solo yang dibuatnya sepertinya belum mampu menyaingi band terdahulunya, Jamrud. Dengan karya-karyanya yang meramu musik rock dengan ska, atau lagu balada rock, sepertinya tampak sekali Krisyanto belum mampu lepas dari bayang-bayang Jamrud.

Yang membedakan disini adalah kehadiran Ningrat yang menjadi back vocal Krisyanto dan adanya keyboard player yang tidak terdapat di band Jamrud.

Secara keseluruhan penampilan Krisyanto dengan bandnya sepertinya harus berjuang keras dan perlu banyak jam terbang supaya mendapatkan tempat di arus utama musik rock Indonesia.

Untuk pertama kalinya panggung sebelah kanan digunakan.

6. ENDANK SOEKAMTI : POWER POP PUNK PENUH MASALAH

Kali ini penampilnya adalah Endang Soekamti, yang tidak asing lagi buat para remaja yang s**a musik-musik power pop punk dengan baju warna-warni dan lirik lagu yang bercerita tentang indahnya masa bangku sekolah.

Sepertinya penampilan mereka sangat dinanti oleh para fans diehardnya. Terbukti jauh sebelum Endank Soekamti tampil,mereka rela berpanas-panas ria di depan panggung dengan membawa baliho-baliho yang mereka bawa khusus untuk mendukung band pujaan mereka.

Walaupun saya tidak begitu tertarik dengan genre musik seperti ini, tapi saya kembali kecewa dengan crew sound yang masih belum saja selesai mengutak-atik mixer.

Yang mengherankan, ditengah lagu, Endank Soekamti disuruh berhenti karena tim keamanan dari kepolisian akan melakukan briefing. Oh, petaka buruk buat Endang Soekamti.

Sound out dimatikan secara tiba-tiba.

Mereka hanya bermain dengan sound control. Namun ini tidak membuat fansnya down.

Mereka tetap bersemangat mengikuti lagu-lagu yang dibawakan.
Atau mereka terlalu larut sehingga mengabaikan hal-hal seperti itu?. Entahlah, yang jelas itu perbuatan yang tidak fair dari pihak panitia.

Jenuh dengan kondisi sound yang keluar, saya dan beberapa kawan memutuskan untuk beristirahat di ruang bawah stadion karena kondisi fisik yang sangat lelah.

7. JEDAH

Cukup lama juga saya beristirahat, karena saya lihat kawan-kawan sudah tidak ada lagi di sebelah saya. Kemudian saya pergi ke toilet untuk cuci muka sekedar menyegarkan badan.

Kembali ke venue,dua band terlewatkan.

8. MUKJIZAT : ALTAR EGO YANG GAGAL

Di panggung sebelah kanan telah tampil Mukjizat.

Saya rasa mereka mabuk berat. Dalam membawakan lagu-lagunya semua personil menampilkan kepiawaiannya masing-masing. Sehingga yang terjadi adalah "Altar Ego". Sayang sekali karena kalau dilihat skill mereka sudah baik. Tinggal menurunkan ego masing-masing dan meramu karya yang harmonis, saya rasa mereka bisa memberikan suguhan yang menarik buat penonton.

9. KOBE : HIP METAL DENGAN DOSIS DISTORSI BERLEBIH

Setelah Mukjizat, panggung sebelah kiri langsung digeber oleh penampilan Kobe, yang tidak asing buat Arek Suroboyo.

Membawakan musik hip metal ala Linkin Park, Kobe berhasil membius massanya. Entah faktor sound atau Kobe yang terlalu overload mengeset gitarnya, distorsi yang keluar begitu memekakkan telinga, sehingga musik berisik mereka kurang bisa dinikmati.

10. U9 : TERPUTUS OLEH BREAK MAGHRIB

Setelah Kobe, panggung sebelah kanan langsung digebrak oleh U9 dengan musik rock progresif ala standard sound festival rock log zhelebhour.

Mereka bermain sangat rapi dan sound yang keluar sudah mulai baik.

Performance mereka sempat terputus oleh break Maghrib. Padahal jawara gitar rock Indonesia, John Paul Ivan (mantan gitaris Boomerang) sepertinya sudah bersiap-siap dengan gitar khasnya, Gibson yang menjadi artis featuring dari U9.

Ini juga harus dijadikan evaluasi, untuk memulai acara tepat pada waktunya supaya kejadian yang umum terjadi di konser musik tidak terus terulang lagi.

Malam telah tiba. Tata lampu sudah mulai dinyalakan. Empat screen yang menghisai dua panggung besar itu mulai menampilkan gambar-gambar logo event akbar ini dan deretan band-band yang tampil. Dua mc cantik tampil dari panggung sebelah kiri. Suasana mulai berbeda dengan siang tadi. Jumlah penonton mulai membludak. Sepertinya mereka sengaja datang untuk menyaksikan band-band besar yang pernah mewarnai industri musik rock tanah air. Dari panggung sebelah kanan U9 melanjutkan tugasnya. Salah satu hits dari God Bless,"Kehidupan" mereka bawakan dengan style mereka sendiri dengan John Paul Ivan pada lead gitar.

11. HARLEY ANGELS : JAMINAN PECINTA CLASSIC ROCK

Tanpa menunggu lama, di panggung sebelah kiri telah hadir Harley Angels. Band yang saya tunggu-tunggu kehadirannya, mengingat saya hanya pernah mendengar saja kisah-kisah kebesarannya.

"Smoke On The Water" dari Deep Purple membuka penampilan mereka. "Great Performance!!!". Tembang-tembang classic rock mancanegara mereka geber dengan sangat baik. Termasuk "Voodoo Child" dari alm.Jimi Hendrix.

Sayang sekali Harley Angels tidak pernah mendokumentasikan karya-karya mereka dalam bentuk album rekaman. Sepertinya mereka lebih menikmati menjadi cover band dari band-band legendaris rock mancanegara. Namun buat saya, jika anda pecinta lagu-lagu classic rock, Harley Angels, adalah nama jaminan yang membuat anda tidak mempertimbangkan nilai rupiah di kantong anda hanya untuk menyaksikan aksi mereka.

12. ELPAMAS : ANAK BRUTAL YANG KURANG BRUTAL

Kini tiba saatnya band-band yang ditunggu-tunggu oleh ribuan massa tampil. Dibuka oleh Elpamas yang hadir di panggung sebelah kanan. Teriakan massa menggelegar, ketika nama mereka disebutkan oleh mc veteran pria yang saya lupa namanya(mungkin Ivan Tobing ya?).

Nomor-nomor dari album "Tato" banyak menghiasi reportoar mereka. Wajar, karena yang menjadi ujung tombak dalam penampilan mereka adalah Doddy Keswara, yang menjadi vokalis Elpamas di album tersebut.

Satu-satunya lagu dari album pertama mereka "Dinding-Dinding Kota" adalah "Anak Brutal", yang sempat menjadi anthem para pecinta Elpamas, dimana Baruna menjadi vokalisnya. Sayang sekali penampilan Doddy malam itu kurang bagus.

13. GRASS ROCK : ENERGI DINI YANG TIDAK MEMBIUS

Penampil berikutnya benar-benar mengejutkan saya. Grass Rock, "Sang Peterson yang telah menusuk Bulan Sabit".

Dugaan saya, mereka akan tampil dengan formasi lama, walaupun salah satu ikonnya, Dayan, telah meninggal dunia. Tapi yang terjadi, sepertinya ini bukan Grass Rock, karena yang tampil adalah vampire-vampire muda seperti dalam film "Twilight" yang masih belum fasih bagaimana menjadi seorang Peterson.

Alhasil, lagu hits Grass Rock "Peterson", yang menjadi nomor pembuka, tidak mampu menggairahkan penonton yang sudah menjadi vampire dewasa seperti dalam film "Interview With The Vampire".

Dahaga mereka sepertinya tidak terlampiaskan. Entah apa yang ada di benak Log, sampai hal ini bisa terjadi.

14. POWER METAL : SERIGALA MALAM DALAM SATU JIWA

"Serigala Malam" menjadi nomor pembuka dari band yang mempunyai logo tapal kuda ini. Ya, Power Metal tampil di panggung sebelah kanan. Adrenaline yang sempat menurun karena penampilan para "Edward" culun yang bermake up dibalik nama besar "Grass Rock", kembali memanas.

Kibaran kaos, baliho, handuk mulai bertebaran di udara.

Band yang pernah mendapatkan "Band Pendatang Baru Terbaik" versi BASF award melalui album perdananya,"Power One', adalah band metal yang sangat disegani di tanah air.

Bahkan oleh band-band metal sekarang yang berangkat dari musik underground menaruh hormat kepada mereka.

Nomor berikutnya adalah "Angkara", "Hidup"(dari album terbaru mereka,"Ninth Sense") dan anthem "Satu Jiwa".

15. MEL SHANDY : WAJAH BARU LADY ROCKER KOTA KEMBANG

Setelah itu muncul lady rocker kota kembang "Mel Shandy" yang menjadi featuring mereka.

"Ulah Tuan Dan Nyonya" menjadi nomor pembuka Mel Shandy yang penampilannya berbeda dengan beberapa waktu silam saat masa jayanya.

Jilbab sudah menutupi dengan stelan baju ala army style.

Kombinasi yang menawan. Mengingatkan saya kepada Achi, mantan vokalis Dinning Out, band metalcore yang sama-sama dari kota kembang.

Selanjutnya nomor cadas "Nyanyian Badai" semakin memanaskan suasana. Penonton mulai menggila dan koor massal menggema di stadion Tambaksari mengiringi tembang yang pernah mengacak-acak tangga lagu radio-radio swasta Nasional di tahun 90'an.

Lagu ini masih terasa sangat mengerikan bagi saya, walaupun band band cadas sekarang mampu membuat yang lebih brutal dari lagu ini.

Adrenaline penonton sejenak diturunkan oleh hit "Bianglala". Kembali, sound yang keluar tidak begitu bagus dan vokal Mel tidak mampu mencapai range, yang memang walaupun ini lagu slow, tapi butuh oktan tinggi yang setara dengan lengkingan serigala dari distorsi gitar Ricky, Seringai.

Sehingga lagu yang sebetulnya bisa menyayat sembilu ini, jadi lewat begitu saja.

Sebagai penutup penampilan mereka,"Timur Tragedi" jadi nomor pilihan untuk duet Mel Shandy dan Arul Erfansyah.

Penonton kembali memanas, namun sayang di beberapa bagian lagu tempo mereka tidak tepat. Tapi hal ini tidak menyusutkan rakyat metal untuk tetap mengibaskan kaos dan handuknya serta mengacungkan tiga jari.

16. SUPERKIDS : VETERAN DENGAN DARAH MUDA

"Menjilat Matahari" yang merupakan hits dari God Bless di album "Raksasa" menjadi nomor pembuka Super Kids, band rock veteran yang pernah dibentuk oleh alm.Deddy Stanzah, yang tampil di panggung sebelah kiri.

Kali ini Jelly Tobing tampil sebagai leader, dibantu oleh Deddy Dores pada gitar(akhirnya muncul juga beliau,setelah lama nama besarnya redup sebagai pencetak lady rocker handal), Ikmal Tobing pada drum menggantikan posisi ayahnya, dan seorang gitaris lagi yang tidak begitu saya kenal.

"Cemburu" yang menjadi hits Super Kids dibawakan sebagai lagu kedua.

Sepertinya dalam event ini, Jelly Tobing ingin memperkenalkan putranya dengan memberikan ruang untuk bersolo drum.

Sebagai lagu pamungkas mereka membawakan "When I Saw Her Standing There" dengan corak modern rock.

17. SAS : BABY ROCK YANG SUDAH MENJADI ADULT ROCK

Dilanjutkan oleh penampilan SAS, dimana Arthur Kaunang juga membawa putranya pada gitar dan meminjam Ikmal Tobing pada posisi drum.

Dibuka dengan intro solo keyboard dari Arthur Kaunang yang dilanjutkan sebuah tembang lawas SAS yang berbau balada.

Sayang vokal Arthur tidak keluar, sehingga saya tidak bisa mengenali lagu ini.

Dilanjutkan dengan nomor cadas "Baby Rock" dari album pertama mereka di tahun 1976.

Saya sempat menitikkan air mata, terharu, karena nomor ini sempat menjadi playlist saya berbulan-bulan saat saya duduk di bangku Sekolah Dasar, saat awal saya mengenal musik rock, saat SAS mengeluarkan album rekaman" Baby Rock 1990 New Arrangement".

Saya lihat penampilan Arthur masih begitu prima di usianya yang mulai senja. Arthur masih mampu meloncat dengan menenteng dan mencabik bassnya, persis seperti yang beliau lakukan saat saya pertama kali melihat penampilan SAS di stadion Notohadinegoro Jember, setelah dirilisnya album "Sirkuit" yang dijadikan nomor kedua malam itu.

Penampilan mereka ditutup oleh "Enter Sandman" dari Metallica yang dibawakan secara jamming dimana Jelly Tobing ikut juga ngedrum duet bersama anaknya.

Ditengah-tengah lagu diisi oleh solo drum dari Jelly Tobing dan solo bass dari Arthur Kaunang.

Penampilan yang sangat mengesankan dari veteran rock yang masih mampu bermain sangat bagus.

Sebuah reuni yang tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.

18. LOG ZHELEBOUR : TESTIMONI YANG JANCHOK!!!

Sebelum dua nama besar di awal era millenium tampil, seorang mc wanita dari stasiun tv swasta lokal Jawa Timur, JTV yang juga menyiarkan langsung pertunjukkan ini, melakukan sedikit wawancara dengan sang promotor yang bertanggung jawab atas terselanggaranya acara ini. Ya, Log Zhelebhour bercerita tentang proses panjang perjalanan karirnya hingga alasan mengapa beliau berani ambil resiko menyelenggarakan event ini tanpa sponsor.

Yang melatar belakangi itu semua hanya satu, kecintaannya pada musik rock.

Sebuah keputusan yang berani di saat industri musik rock di arus utama mengalami masa surut. Dan sepertinya melalui event ini, Log Zhelebhour tidak main-main untuk membangkitkan kembali apa yang pernah dicapainya dulu.

Semoga bisa menjadi titik cerah buat musik rock di indonesia.

Dua point yang menarik dari wawancara tersebut, "Jangan pernah melihat televisi, supaya jiwa kita tidak goyah diterpa arus trend yang terjadi", kata Log Zhelebhour yang disambut tepuk tangan meriah penonton.

Kemudian apresiasi penonton saat Log menyelenggarakan pertunjukkan pertamanya sebagai promotor di stadion yang sama, "Log Zhelebhour Janchok!!!", penonton tertawa dan bertepuk tangan riuh.

Dan akhirnya konser ditutup oleh dua band yang pernah menghasilkan hits-hits di saat pasar musik rock di indonesia mulai mengalami kelesuan di awal tahun 2000 an.

19. JAMRUD DAN BOOMERANG : PAMUNGKAS BERTEGANGAN TINGGI

Ya, kita sambut Jamrud di panggung sebelah kanan, disusul Boomerang di sebelah kiri. Nomor-nomor gahar mereka, disajikan dengan kekuatan penuh. Lagu-lagu manis bernuansa balada yang menjadi senjata mereka bertarung di industri musik, jarang mereka bawakan. Pilihan tepat yang layak diacungi dua jempol dan sesuai sekali dengan title event ini.

20. EPILOG

Secara keseluruhan, event "Log For Rock" ini cukup bagus dan membawa angin segar buat pecinta musik rock arus utama yang sebetulnya masih setia dan merindukan band-band baru berkualitas.

Semoga semangat yang dibangun melalui event ini terus membara dan Log Zhelebhour sebagai media aspirasi mereka mampu kembali mencetak band-band baru yang bisa mewarnai industri musik arus utama di Indonesia.

"MARILAH KAWAN, SAMBUTLAH KAMI, ACUNGKAN TANGAN, SALAM TIGA JARI!!!"

Sumber foto : Sodiq

Address

JLN. Manyar No. 7
Jember

Opening Hours

Monday 09:00 - 21:00
Tuesday 09:00 - 21:00
Wednesday 09:00 - 21:00
Thursday 09:00 - 21:00
Friday 09:00 - 21:00
Saturday 09:00 - 21:00

Telephone

+6282149594862

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Serversick posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Videos

Share

Nearby media companies


Other Jember media companies

Show All