27/06/2025
Pada Kamis (19/6) lalu, Presiden Indonesia Prabowo Subianto bersama jajaran Kabinet Merah Putih baru saja melakukan lawatan ke Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin.
Pertemuan bilateral yang dilaksanakan di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg tersebut menghasilkan beberapa penandatanganan kerja sama dan peluang kolaborasi di berbagai sektor strategis.
Salah satunya adalah terbukanya potensi kerja sama pertahanan. Pernyataan tersebut diungkap oleh Putin yang menyebut akan membantu Indonesia untuk mengembangkan nuklir dalam negeri.
“Kami terbuka untuk kerja sama dengan mitra Indonesia di bidang nuklir. Kami juga berkeinginan untuk merealisasikan proyek nuklir,” ungkapnya.
Keinginan Rusia yang tertarik bekerja sama dengan Indonesia bukanlah hal yang mengejutkan. Indonesia, sebut Putin, merupakan mitra kunci bagi Negara Beruang Merah di kawasan Asia Pasifik. Apalagi, saat ini Indonesia juga telah bergabung dengan organisasi antarpemerintah, BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa).
“Saya ingin menggarisbawahi Indonesia adalah mitra kunci Rusia di kawasan Asia Pasifik,” sebut Putin.
Jika kerja sama tersebut terjadi, analisis pertahanan dan militer Tasha Imansyah menyebut akan untung ruginya. Menurutnya, kerja sama dengan Rusia dalam proyek strategis seperti nuklir mampu memberikan dukungan politik dan geopolitik.
“Serta mempererat hubungan bilateral dan memberikan keuntungan geopolitik di tengah dinamika kekuatan global,” jelas Tasha kepada Indonesia Defense Magazine di Jakarta, Kamis (26/6).
Kerja sama pertahanan Indonesia dengan Rusia, lanjut Tasha, tetap menjadi salah satu fokus, meski ada dinamika geopolitik global. Menurutnya, potensi kerja sama yang paling signifikan saat ini adalah potensi kelanjutan kerja sama di bidang nuklir untuk tujuan pertahanan dan energi, serta upaya modernisasi alutsista.