11/08/2024
Fakta-fakta Mengerikan Jalur Alas Roban
1. Dibangun dengan darah
De Grote Postweg alias Alas Roban dibagun pada abad ke-18 saat Indonesia masih dijajah Belanda. Jalan ini digagas oleh Daendels dan jalur tersebut dibangun menggunakan keringat kaum pribumi yang merupakan tenaga kerja paksa.
Untuk membuat jalur Alas Roban sangat sulit karena harus membuka hutan serta membelah gunung. Tentunya itu semua dilakukan oleh para pekerja tanpa menerima upah sedikit juga tidak diberi waktu istirahat yang cukup.
Akibat dari tindakan penjajah yang kejam, banyak dari pekerja yang kelelahan dan meninggal dunia. Kejamnya, mayat para pekerja yang meninggal dibuang begitu saja di pinggir jalan. Oleh karena itu, banyak orang yang percaya bahwa arwah para pekerja paksa tersebut masih bergentayangan di Alas Roban.
2. Jalur cukup berbahaya
Jika dilihat sekilas jalur Alas Roban tampak seperti jalan pada umumnya. Tapi siapa sangka, jalur ini memiliki banyak tikungan tajam dan medan jalan naik turun yang terjal, sehingga bisa menyebabkan para pengendara mengalami kelelahan. Terlebih terdapat beberapa titik di jalan ini yang terkenal sangat gelap dan dapat menimbulkan kecelakaan fatal bagi mereka yang kurang hati-hati.
Selain itu, dipercaya p**a bahwa ada berbagai penampakan makhluk halus yang kerap mengganggu pengendara. Konon, makhluk halus tersebut senang menumpang kendaraan yang lewat dan menyesatkan pengendaranya ke sebuah tempat yang tidak terduga.
3. Dulu sebagai tempat pembuangan mayat
Di antara banyaknya fakta mengerikan Alas Roban, fakta inilah yang paling mengerikan. Konon, jalur Alas Roban merupakan tempat favorit untuk membuang mayat. Dulu pada zaman petrus (penembakan misterius) beredar di Indonesia mereka menjadikan Alas Roban sebagai lumbung mayat dari orang-orang yang dihabisi.
Bahkan sempat ada yang melihat secara langsung kejadian pembungan mayat, yang menyebabkan berita tersebar. Anehnya, meski menjadi lumbung mayat, keberadaan mayat yang ada di sana tidak pernah ditemukan, bak hilang ditelan bumi.
Beberapa orang berpendapat jika mayat-mayat itu dibawa oleh binatang buas ke dalam hutan atau terkubur, mengingat kondisi tanah di Alas Roban didominasi oleh tanah liat berlumpur.
4. Legenda Tumenggung Bau Reksa
Wilayah Alas Roban juga ada penunggu bernama Tumenggung Bau Reksa. Dilansir kanal YouTube Kisah Tanah Jawa (KTJ), menyebut jika Kabupaten Batang adalah daerah pemerintahan dari Sultan Agung Mataram yang dipimpin oleh seorang raden bernama Bau Reksa sebagai Tumenggung.
Tumenggung Bau Reksa berencana membuka kawasan tersebut sebagai lahan pertanian. Mengikuti rencana penyerangan Sultan Agung ke Batavia. Namun masalah ini malah menimbulkan rasa kurang nyaman bagi penunggu Alas Roban Jawa tengah. Makhluk halus yang sangat terganggu, akhirnya memberikan perlawanan dan melakukan penyerangan ke prajurit dengan mengirim penyakit yang berakhir pada kematian.
Demi menghentikan masalah ini maka Tumenggung Bau Reksa melakukan komunikasi dengan makhluk penghuni tempat itu. Maka hasil akhirnya Tumenggung mencapai kesepakatan dengan balasan berupa hasil sedekah bumi dalam bentuk sesajian yang berupa hasil panen.
5. Rawan kecelakaan
Sudah berapa banyak kecelakaan yang menelan nyawa di Alas Roban. Menurut warga sekitar, banyaknya terjadi kecelakaan karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti jalur yang begitu sepi dan gelap hingga beragam kisah dari gangguan makhluk halus.
Situasi jalan yang curam juga diperparah oleh jalan yang licin dan minim penerangan. Para pengendara yang tak mengetahui kondisi jalan akan tetap melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.
Alasan pengendara melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi adalah keinginan untuk segera meninggalkan Alas Roban karena wilayah yang terlalu sepi dan menyeramkan.
6. Pantangan bagi pengendara yang melewati Alas Roban
Untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan, ada beberapa pantangan yang harus dipenuhi oleh para pengendara.
Pertama adalah hindari melakukan perjalanan melewati Alas Roban pada malam hari. Usahakan melakukan perjalanan pada pagi atau siang hari. Hal itu disebabkan oleh cukup pekatnya kabut yang mulai menyelimuti jalan pada sore atau petang hari.
Kedua, adalah dengan mengindahkan atau mengacuhkan segala hal aneh yang dilihat selama perjalanan. Percaya atau tidak, berbagai hal aneh yang terjadi di sana dipercaya berasal dari gangguan makhlus halus.
Kalau kamu menanggapinya maka bisa berbuah bencana yang tidak diinginkan. Bahkan konon, sekali saja kamu menanggapinya maka akan terjadi hal aneh