Klaten 24 Jam

Klaten 24 Jam informasi klaten dan sekitarnya, silahkan follow kami untuk lebih update lagi info² yang ada di klaten. selalu update setiap saat. Mau iklan?

hub admin 085640461175
follow ig/tiktok:

Pemkab Klaten optimistis jumlah satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur makan bergizi gratis (MBG). Ditargetka...
23/09/2025

Pemkab Klaten optimistis jumlah satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur makan bergizi gratis (MBG). Ditargetkan, hingga akhir tahun mendatang sudah ada dapur yang beroperasi di setiap kecamatan.

Saat ini, ada 23 dapur MBG yang sudah beroperasi di Klaten. Seluruhnya merupakan dapur mandiri. Sebanyak 23 dapur MBG itu tersebar di 11 kecamatan.

Sebarannya yakni Wonosari (3 dapur MBG), Delanggu (1 dapur MBG), Ceper (3 dapur MBG), Cawas (2 dapur MBG), Trucuk (3 dapur MBG), Klaten Utara (2 dapur MBG), Karanganom (2 dapur MBG), Karangdowo (1 dapur MBG), Jogonalan (1 dapur MBG), Wedi (1 dapur MBG), Gantiwarno (1 dapur MBG), Pedan (1 dapur MBG) dan Polanharjo (2 dapur MBG).

Jumlah siswa yang sudah mendapatkan program MBG yakni 73.525 pejalar di berbagai tingkatan yang tersebar pada 11 kecamatan tersebut.

Jumlah dapur MBG di Klaten itu mengalami pertambahan cukup banyak dibandingkan pada awal September lalu. Pada Kamis (4/9/2025), baru ada 13 dapur MBG yang beroperasi. Kini, sudah ada 23 dapur.

“Karena ada percepatan dari SPPI [Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia], ke depan targetnya kemarin di awal itu adalah akhir tahun itu hanya 26 kecamatan minimal satu ini, harusnya bisa lebih. Minimal nanti satu kecamatan bisa dua sampai tiga. Harapannya seperti itu. Tapi kami melihat potensi yang ada di masing-masing kecamatan sendiri,” kata Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardhianto, saat ditemui di Pendopo Pemkab Klaten, Senin (22/9/2025).

Disinggung kendala sejumlah kecamatan belum ada dapur yang beroperasi, Benny mengungkapkan di beberapa wilayah sebenarnya dapur sudah siap. Namun pengoperasian tetap menunggu kepala dapur yang ditunjuk langsung dari Badan Gizi Nasional (BGN).

“Kalau mungkin dapurnya sudah ready. Tetapi kepala dapurnya ini memang langsung dari BGN untuk langsung ditunjuk ke dapur-dapur yang sudah ready seperti itu. Kami menunggu itu saja,” kata Benny.

Guna mengantisipasi kasus keracunan, Benny mengungkapkan monitoring secara berkala dilakukan. Dia menjelaskan ada Satgas yang sudah dibentuk dari berbagai dinas.

Sc: solopos

JOGONALAN - Gedung serbaguna Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten bikin heboh. Sebab, di papan pelaksanaan proyek ...
22/09/2025

JOGONALAN - Gedung serbaguna Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten bikin heboh. Sebab, di papan pelaksanaan proyek tercantum nilai anggaran yang fantastis Rp 16 miliar padahal gedung belum selesai dikerjakan.

Saat detikJateng mengecek lokasi, gedung serbaguna tersebut belum jadi. Bangunan gedung sudah berdiri namun belum diplester sehingga masih mengekspos batako.

Atapnya baru terpasang kerangka baja dan jendelanya belum dipasang kusennya. Di dalam gedung yang belum ada penutupnya itu lantainya baru berupa plesteran semen, bahkan sisa tumpukan pasir ada di depan pintu masuk.

Tidak terlihat aktivitas di gedung yang berada di sebelah barat lapangan desa itu kecuali tumpukan bambu. Di tembok luarnya terpasang empat papan laporan pelaksanaan proyek tahun 2025 dan 2024.

Di papan paling barat tertulis pembangunan gedung serbaguna milik desa dengan luas 31x38 meter dengan anggaran Rp 75 juta, sumber dana PBK tahun 2025 secara swakelola. Di papan kedua tertulis pembangunan dengan desa dana desa (Silpa) tahun 2025 Rp 242.733.754 secara swakelola.

Di papan ketiga tertulis pembangunan gedung serbaguna itu dengan Silpa dana desa tahun 2024 Rp 202.186.750 oleh TPK desa. Di papan keempat tertulis angka fantastis yaitu dengan anggaran PBK tahun 2025 secara swakelola dengan nilai Rp 16.341.021.000.

Saat dicermati, di bawah papan kegiatan itu terdapat empat prasasti keramik yang menempel di tembok. Dari empat prasasti tersebut, tiga prasasti nilai proyeknya sama persis dengan papan kegiatan.

Namun, di prasasti yang keempat terdapat perbedaan mencolok antara yang tercantum di papan dan prasasti. Di papan kegiatan tertulis Rp 16.341.021.000 (Rp 16 miliar) tetapi pada prasasti tertulis angka Rp 16.341.021 (Rp 16 juta).

Kondisi gedung yang belum selesai dan papan pelaksanaan kegiatan yang bernilai fantastis Rp 16 miliar itu sempat viral. Di akun Facebook INFO SEPUTAR JOGONALAN KLATEN disertakan video rekaman ponsel yang melaporkan detail papan laporan pelaksanaan kegiatan tersebut.

Sc: detikcom

Sebanyak 22 warga Kabupaten Klaten dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit Leptospirosis. Guna mencegah kasus bertamb...
22/09/2025

Sebanyak 22 warga Kabupaten Klaten dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit Leptospirosis. Guna mencegah kasus bertambah, Dinas Kesehatan (Dinkes) terus menggencarkan sosialisasi yang direncanakan juga menyasar kelompok tani.

Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, mengungkapkan jumlah total kasus leptospirosis mencapai 115 kasus. “Sampai pekan kemarin ada 22 kasus meninggal dunia. Paling banyak di wilayah Kecamatan Wedi,” kata Anggit saat ditemui di Pendopo Pemkab Klaten, Senin (22/9/2025).

Anggit menuturkan dari mayoritas warga yang terjangkit leptospirosis sejak awal tahun hingga pekan kemarin berada pada rentang usia 19 tahun hingga 59 tahun. Rata-rata mereka bekerja sebagai petani maupun buruh tani.

Sebagai informasi, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang umumnya ditemukan dalam urine hewan terinfeksi terutama tikus.

Bakteri tersebut bisa bertahan di lingkungan yang lembap dan basah seperti genangan air, tanah becek atau saluran air yang kotor.

Anggit mengungkapkan kunci utama masuknya bakteri penyebab leptospirosis melalui luka yang ada di tubuh manusia. Terutama bagian tubuh yang kerap bersinggungan dengan air.

Terkait kasus kematian, Anggit mengatakan rata-rata dibawa ke fasilitas kesehatan dengan kondisi sudah terjadi gangguan pada sejumlah organ seperti ginjal dan paru-paru.

Pasalnya, terkadang gejala awal berupa demam disertai keju kemeng atau pegal-pegal tidak disadari dan dianggap penyakit biasa.

Agar kasus tak terus melonjak, Anggit menjelaskan sosialisasi terkait Leptospirosis serta pencegahan terus dilakukan. Seluruh Puskesmas hingga bidan menyosialisasikan upaya penyakit tersebut beserta pencegahannya melalui ketua RT/RW di masing-masing wilayah tugas.

Tak hanya itu, sosialisasi bakal digencarkan dengan menyasar langsung petani. Pasalnya, kasus Leptospirosis di Klaten kebanyakan dialami para petani maupun buruh tani. “Sesuai arahan Mas Bupati dan Pak Pj Sekda, kami akan sosialisasi ke kelompok tani juga,” kata Anggit.

Sc: solopos

PRAMBANAN - Kebakaran terjadi di salah satu rumah warga di Dukuh Kebomati, Desa Brajan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Min...
21/09/2025

PRAMBANAN - Kebakaran terjadi di salah satu rumah warga di Dukuh Kebomati, Desa Brajan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Minggu (21/9/2025) dini hari. Dari kejadian itu, satu orang mengalami luka bakar.

Peristiwa itu menimpa rumah warga bernama Sri Lestari Priyo Atmodjo, 84. Peristiwa kebakaran dilaporkan ke petugas Damkar Satpol PP dan Damkar Klaten sekitar pukul 01.40 WIB. Proses pemadaman api selesai sekitar pukul 03.16 WIB.

Kabid Damkar Satpol PP dan Damkar Klaten, Sumino menjelaskan luas yang terbakar berukuran 14 meter x 10 meter dari total luas area 20 meter x 15 meter. Kebakaran diduga berasal dari lilin.

“Dari keterangan yang kami terima, salah satu keluarga menyalakan lilin saat listrik mati. Ketika tertidur, api dari lilin menyambar bagian kasur lalu membesar,” kata Sumino.

Akibat kejadian itu, satu orang mengalami luka bakar yakni pemilik rumah. Sri Lestari mengalami luka bakar pada bagian tangan dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Kepala Desa (Kades) Brajan, Saptono, menjelaskan peristiwa itu terjadi saat aliran listrik padam. Dia juga menjelaskan penyebab kebakaran diduga berasal dari lilin yang dinyalakan.

“Awal mulanya mati listrik. Kemudian menyalakan lilin. Kurang lebih 15 menit, kemungkinan lilin habis langsung merambat. Kalau untuk kondisi mati listrik itu kurang lebih tidak ada 30 menit,” jelas Saptono.

Saptono mengungkapkan salah satu penghuni rumah yakni Sri Lestari mengalami luka ringan pada bagian tangan. “Kemungkinan dibawa ke rumah sakit juga [karena] sesak napas. Saat ini masih di rumah sakit,” ungkap Saptono.

Saptono mengungkapkan Sri Lestari tinggal di rumah tersebut bersama anak serta cucunya. Saat kejadian, nenek tersebut tidur di bagian tengah rumah. 

Sc: solopos

Bupati-Wabup Klaten Hamenang Wajar Ismoyo-Benny Indra Ardhianto menegaskan komitmen mereka untuk menggunakan sistem meri...
20/09/2025

Bupati-Wabup Klaten Hamenang Wajar Ismoyo-Benny Indra Ardhianto menegaskan komitmen mereka untuk menggunakan sistem meritokrasi dalam penempatan aparatur sipil negara (ASN) pada jabatan di Pemkab Klaten. Hamenang dan Benny memastikan tidak ada jual-beli jabatan. 

“Seperti apa yang kami sampaikan bersama Mas Wakil di berbagai macam kesempatan. Pertama, tidak ada namanya jual-beli jabatan, tidak ada namanya syukuran. Kemudian kami benar-benar ingin membuat sistem penempatan pegawai itu berjalan sesuai turunan dari kementerian yakni meritokrasi,” kata Hamenang didampingi Benny saat diwawancarai Espos seusai pelantikan penjabat (Pj) Sekda Klaten di Pendopo Pemkab Klaten, Kamis (18/9/2025) sore.

Meritokrasi merupakan sistem penempatan seseorang pada jabatan atau pun posisi berdasarkan kemampuan, kinerja dan prestasi, bukan berdasarkan kekayaan, kelas sosial maupun hubungan personal. “Kemudian ada manajemen talenta itu harus benar-benar berjalan. Sehingga harapannya ke depan pejabat-pejabat di Kabupaten Klaten sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimiliki,” ungkap Hamenang.

Hamenang menjelaskan penempatan seseorang pada jabatan sesuai dengan kemampuan itu agar benar-benar bisa mewujudkan visi-misi yang kemudian terbagi dalam program prioritas. Disinggung kapan mutasi jabatan akan digulirkan untuk kali pertama setelah dia dan Benny dilantik menjadi Bupati-Wabup, Hamenang mengungkapkan untuk saat ini belum dilakukan. Namun, evaluasi terus dilakukan.

“Kami melihat kinerja dari rekan-rekan pimpinan serta jajaran OPD di Kabupaten Klaten. Setiap bulan kami evaluasi. Rapor ini yang beberapa bulan ke depan akan kami baca bersama Mas Wakil, baru kami menentukan siapa yang harus bertahan, bergeser dan siapa yang naik,” kata Hamenang.

Sementara itu, BKPSDM Klaten menggelar sosialisasi sekaligus pembukaan penilaian kompetensi manajerial dan sosial kultural talent scouting bagi calon pejabat administrator. Kegiatan digelar di Pendopo Pemkab Klaten dan dibuka langsung Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, Senin (15/9/2025).

Sc: solopos

Ikan yang kemungkinan berjumlah ribuan ekor mati di alur Sungai Dengkeng, persis di bawah Bendung Tukuman, Kecamatan Caw...
20/09/2025

Ikan yang kemungkinan berjumlah ribuan ekor mati di alur Sungai Dengkeng, persis di bawah Bendung Tukuman, Kecamatan Cawas, Klaten. Kematian ikan massal itu diduga diracun.

"Ya dugaannya diracun tapi pelakunya siapa kita tidak tahu. Kalau benar diracun ini bisa merusak ekosistem," ungkap Koordinasi Pengawas Sungai Wilayah Klaten Balai Besar Sungai Wilayah Bengawan Solo (BBSWBS) Alung Prasaja Utama kepada detikJateng, Sabtu (20/9/2025) siang.

Menurut Alung, kejadian itu dilaporkan hari Jumat (19/9) oleh petugas pengawas Sungai Dengkeng. Laporan menjelaskan terjadi banyak ikan yang mati.

"Banyak ikan mati, kondisi ikan sudah terapung di atas air karena ada oknum tidak bertanggung jawab, ikan-ikan itu diobati. Ikan besar dan kecil yang dampaknya bau tidak sedap di warga Desa Plosowangi dan sekitarnya," terang Alung.

Jenis ikan yang mati, sebut Alung, ada wader, putihan, nila, keting dan lainnya. Warga sekitar tidak mengetahui siapa yang memberi racun karena kejadian kemungkinan saat kondisi sepi.

"Kemungkinan saat kondisi sepi jadi tidak diketahui siapa pelakunya. Kemarin sudah koordinasi dengan kepolisian," imbuh Alung.

Yono, warga sekitar menyatakan ikan yang mati masih kecil-kecil sehingga karena air tidak mengalir menimbulkan bau busuk. Warga sangat menyayangkan kejadian itu.

"Kita sebagai warga sini menyayangkan, sungai ini dikenal banyak ikannya. Akibatnya tidak bisa dijadikan lokasi mancing warga lagi," katanya kepada detikJateng.

Menurut Yono, pelaku diyakini beraksi saat sepi sebab lokasi setiap hari ada petugas jaga dan warga yang nongkrong. Pelaku diyakini bukan orang lokal.

"Saya yakin bukan orang sini, kalau ada yang pakai setrum saja kadang diperingatkan. Selain di Tukuman ikan mati juga di bendung Pelangi ke arah hilir," ungkap Yono.

Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa, belum bisa dimintai penjelasan karena ada kegiatan. Namun Kanit Reskrim, Aiptu Umar Basori, menyatakan sudah mengecek informasi tersebut.

"Ya sudah kita cek, belum bisa dipastikan penyebab dan pelakunya," jelas Umar sambil meminta detikJateng mengonfirmasi ke Kapolsek.

Sc: detikcom

Seorang warga asal Klaten, Tri Widodo (36), ditemukan meninggal dunia usai tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Wonogiri. ...
19/09/2025

Seorang warga asal Klaten, Tri Widodo (36), ditemukan meninggal dunia usai tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Wonogiri. Korban diketahui tenggelam usai hendak mandi di sungai.
Kapolres Wonogiri AKBP Wahyu Sulistyo menyebut awalnya korban hilang pada Kamis (18/9/2025) sore. Saat waktu makan malam, korban sempat dicari pihak Yayasan RPSDM Estu Tomo, yang di mana korban adalah salah satu pasiennya.

"Setelah itu dilakukan pencarian oleh petugas Panti Estitomo Wonogiri dan temukan baju, celana, peci dan sandal jepit milik korban berada di pinggir aliran Sungai Bengawan solo, karena arus sungai sangat deras," ujar Wahyu kepada wartawan, Jumat (19/9/2025).

Selanjutnya, petugas gabungan melakukan pencarian dari pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB, namun korban belum ditemukan. Karena situasi yang tidak memungkinkan, pencarian dihentikan dan dilanjutkan besok pagi.

Lalu, pada Jumat (19/9), sekira pukul 05.00 WIB, petugas melanjutkan pencarian korban dan sekira pukul 14.45 WIB korban berhasil ditemukan di pinggir aliran Sungai Bengawan Solo dalam keadaan meninggal dunia. Adapun posisi mengapung dengan jarak dari korban melompat kurang lebih 500 meter.

"Setelah itu korban dievakuasi dan dibawa ke RSUD Wonogiri untuk dilakukan pemeriksaan visum. Hasil pemeriksaan visum bahwa korban meninggal dunia murni karena tenggelam dan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban," ujarnya.

Lebih lanjut, Wahyu menyebut pihaknya akan menyerahkan korban kepada pihak keluarga. Keluarga korban juga tidak bersedia untuk diautopsi serta tidak menuntut secara hukum.

Sc: detikcom

NGAWEN - Tembok pengaman jembatan Jalan Raya Senden-Klaten, Desa Senden, Kecamatan Ngawen, Klaten ambrol. Tembok yang am...
19/09/2025

NGAWEN - Tembok pengaman jembatan Jalan Raya Senden-Klaten, Desa Senden, Kecamatan Ngawen, Klaten ambrol. Tembok yang ambrol menyisakan celah menganga yang dapat membahayakan pengguna jalan yang melintas.

"Tidak ada yang tahu sebabnya. Warga hanya mendengar bunyi ambrolnya, tahu-tahu bruk!," ungkap Kadus 2 Desa Senden, Awal Setyawan kepada detikJateng, Jumat (19/9/2025) sore.

Dijelaskan Awal, dirinya mendapatkan laporan dari masyarakat sekitar pukul 15.00 WIB. Ternyata yang ambrol loning kiri jalan dari arah Ngupit.

"Di kiri jalan kalau dari arah Ngupit. Berbahaya untuk kendaraan karena lokasinya dekat tikungan jalan dan tidak cukup penerangan," lanjut Awal.

Panjang tembok jembatan yang ambrol, sambung Awal, sekitar 10 meter di bagian tengah. Padahal kedalaman sungai mencapai sekitar 20 meter.

"Kedalaman dasar sungai sekitar 20 meter. Untuk sementara sudah kami informasikan dan ditutup warga dengan galvalum agar aman," jelas Awal.

"Kemungkinan ambrol sendiri atau bagaimana tidak tahu. Kalau kecelakaan tentu warga lihat kendaraannya di situ," imbuhnya.

Diwawancarai terpisah, Kepala Dinas PUPR Pemkab Klaten, Suryanto menyatakan sudah mendapatkan informasi kejadian tersebut. Pihaknya segera mengecek laporan tersebut.

"Segera kita cek. Yang ambrol jika dilihat dari foto itu loningnya (tembok jembatan), kemungkinan disenggol truk atau apa tapi juga tidak ada laporan kecelakaan mobil atau motor," jelasnya.

Sc: detikcom

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) bersama Kodim Klaten menyosialisasikan revitalisasi Waduk Rowo Jombor ...
19/09/2025

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) bersama Kodim Klaten menyosialisasikan revitalisasi Waduk Rowo Jombor dan penataan karamba ikan dengan sistem zonasi, bertujuan meningkatkan produktivitas waduk serta mendukung kelestarian lingkungan sekaligus kesejahteraan petani lokal.

Sosialisasi Revitalisasi Rowo Jombor dan Penataan Karamba

Sosialisasi revitalisasi Waduk Rowo Jombor dan penataan karamba ikan digelar di Kompleks Plaza Kuliner Taman Nyi Ageng Rakit, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Rabu (17/9/2025). Kegiatan ini diikuti sekitar 50 perwakilan petani karamba ikan.

Sosialisasi dihadiri Pasiter Kodim 0723/Klaten, Kapten Inf Sutrisno, perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), perwakilan Disbudporapar Klaten, Muspika Bayat, serta tokoh masyarakat setempat.

Perwakilan BBWSBS, Dedi Hidayat, menjelaskan revitalisasi Rowo Jombor bertujuan meningkatkan produktivitas waduk serta menjaga kelestarian fungsi dan manfaatnya. “Penataan keramba akan dilakukan dengan sistem zonasi yang dibagi menjadi lima wilayah, sehingga lebih tertata rapi, mendukung ekosistem dan tetap memberi ruang bagi para petani ikan,” jelas Dedi Hidayat berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Espos dari Penerangan Kodim Klaten.

Ketua kelompok tani ikan, Sugeng Mulyono, menyatakan dukungannya penuh terhadap langkah revitalisasi tersebut. Dia menekankan bahwa penataan keramba merupakan upaya positif untuk menjaga keberlanjutan usaha petani sekaligus memperindah kawasan Rowo Jombor.

Ditemui seusai sosialisasi, Pasiter Kodim Klaten, Kapten Inf Sutrisno, menegaskan bahwa sosialisasi merupakan bagian penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait program revitalisasi. “Melalui sosialisasi ini, diharapkan masyarakat dapat memahami tujuan penataan karamba, sehingga keindahan dan keberlangsungan waduk Rowo Jombor dapat tetap terjaga,” ujarnya.

Manfaat Revitalisasi untuk Lingkungan dan Masyarakat

Melalui sosialisasi tersebut, para petani karamba diharapkan memahami serta mendukung program penataan yang dicanangkan pemerintah.

Sc: solopos

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten menggencarkan penerapan trap barrier system (TBS) di area persawahan....
19/09/2025

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten menggencarkan penerapan trap barrier system (TBS) di area persawahan. TBS menjadi salah satu upaya pengendalian hama tikus yang beberapa tahun terakhir memusingkan petani.

TBS atau sistem bubu perangkap merupakan teknik pengendalian hama tikus dengan mengelilingi sawah menggunakan pagar serta bubu perangkap. Penerapan itu seperti yang dilakukan sejumlah petani di Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom.

Di desa itu, ada 1 hektare (ha) sawah menjadi percontohan penerapan TBS. Area persawahan dikelilingi plastik setinggi 60 sentimeter, dan pada beberapa titik dipasangi perangkap.

Penerapan TBS di 1 ha sawah itu selama dua musim tanam terakhir efektif mengendalikan tikus. Pada musim tanam lalu, petani bisa mendapatkan hasil panen. Penerapan TBS dilakukan secara swadaya atau merogoh kocek sendiri dari petani.

Kepala Desa (Kades) Jurangjero, Ali Murtono, mengungkapkan penerapan TBS di wilayah Jurangjero pernah dilakukan saat mendapatkan bantuan dari Kementerian Pertanian. Sistem tersebut terbukti efektif untuk pengendalian tikus.

Namun, bahan yang digunakan sudah rusak setelah dua kali musim tanam. “Saat itu kami sempat terapkan di 56 patok,” ungkap Ali saat ditemui di area pertanian wilayah Desa Jurangjero, Kamis (18/9/2025).

Seiring serangan hama tikus selama dua tahun terakhir, pemerintah desa setempat kembali menggencarkan penerapan TBS.

“Petani kami ajak rembukan. Karena belum ada ketertarikan yang cukup intens dari petani, kemudian kami membuat demplot dulu. Kami bikin 1 hektare. Kami hitung pembiayaannya,” kata Ali.

Ali menilai penerapan TBS paling efektif untuk mengendalikan tikus. Hal itu terbukti setelah dua musim tanam ini area pertanian yang diterapkan TBS bisa mendapatkan hasil panen secara maksimal.

“Sementara kami mandiri. Jadi kami [pemerintah desa] hanya memberikan stimulan untuk pertemuan petani. Untuk demplotnya, kami wajibkan perangkat desa untuk menerapkan ini sebagai percontohan bagi petani,” kata Ali.

Sc: solopos

18/09/2025

PRAMBANAN - Min tolong diinfokan, telah terjadi pencurian tas ( 2 tas ) jamaah pada saat sholat maghrib, tas berisi dompet sejumlah uang, hp, perhiasan, surat-surat penting dll. kejadian di masjid raya almuttaqun prambanan pada hari rabu tanggal 17 September 2025 pukul 17.57 wib.

Ciri-ciri pelaku bapak-bapak paruh baya, celana hitam, baju warna biru, jaket hitam. setelah kejadian pelaku pergi dari masjid kearah barat.

Source:

Address

Klaten
Klaten
57438

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Klaten 24 Jam posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share