16/08/2024
Kembalinya Teater Komedi, Teater Keset Dengan Lakon Coblosan.
Teater merupakan salah satu medium seni pertunjukan yang telah ada sejak zaman kuno dan terus berkembang hingga kini. Salah satu elemen penting yang sering digunakan dalam teater adalah humor. dalam teater bukan hanya berfungsi untuk menghibur penonton, tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan pesan, kritik sosial, dan membangun karakter lakon. Ada berbagai gaya humor yang bisa ditemukan dalam pertunjukan teater, masing-masing dengan ciri khas dan tujuannya sendiri.
Keluarga Segitiga Teater atau yang sering dikenal sebagai acap kali mengemasnya menjadi sajian pertunjukan yang menarik. Membumikan teater modern dengan nuansa humor untuk menyampaikan gagasan dan kritiknya kepada penonton. Dengan gaya teater yang menggunakan ironi, sarkasme, dan peniruan untuk mengkritik atau mengejek fenomena sosial, politik, atau budaya. Dalam teater, satire sering digunakan untuk menyampaikan kritik yang tajam namun dengan cara yang menghibur. Penonton diharapkan untuk menangkap pesan di balik lelucon dan refleksi yang disampaikan. Contoh klasik dari satire dalam teater adalah karya-karya besar Aristophanes seperti “ “ yang mengkritik perang dan politik Yunani kuno. Namun dalam tontonan teater ini, Teater yang di nahkodai oleh Zaky memainkan naskah yang berjudul “ “.
“ Sebentar lagi di Kabupaten Kudus akan menyelenggarakan Pilkada, oleh sebab itu kita sebagai masyarakat mesti merayakannya dengan penuh kesadaran. Ya tentu saja kesadaran sebagai masyarakat yang punya hak pilih. Yang mesti tahu siapa yang akan dipilih, sebab yang terpilih itulah yang akan membawa masa depan kota ini “. Ujar Zaky. (15/08/2024).
Sementara itu Dewan Kesenian Kudus mengapresiasi ragam kelompok teater yang berada di Kudus. Dalam kesempatan itu, Dian Puspita Sari selaku Ketua mengatakan bahwa dalam pergerakan teater di Kudus terdapat banyak kelompok seni teater, dari tingkat pelajar hingga umum, dari teater modern maupun tradisional. Mereka dengan sendirinya menemukan warna dan gayanya, melakoni sikap kesenimanannya masing – masing, yang tentu saja memiliki gaya, latar belakang dan visinya sendiri. Hal yang seharusnya menjadi kekayaan khasanah kesenian lokal dalam konteks pemajuan kebudayaan melalui kesenian di tingkat Kabupaten Kudus.
“ Dalam catatan sejarah peradaban yang maju biasanya bergandengan erat dengan visi cipta keseniannya, masyarakat sudah mulai kritis dan kemudian memikirkan sesuatu di luar dirinya dan bertanggung jawab akan temuan atau ciptaan estetisnya, pertanda itu biasanya dituangkan dalam bentuk karya seni “ tutup Dian.