SDK Anugerah Haukoto

SDK Anugerah Haukoto BERDOA BELAJAR PASTI BISA

Good Night and God Bless
30/10/2025

Good Night and God Bless

29/10/2025

Jangan Pernah mengingat orang yang kau tolong,tapi ingatlah orang yang pernah menolongmu.

28/10/2025

Dalam dunia pendidikan, istilah model pembelajaran sering terdengar. Guru diminta untuk memilih dan menerapkan model seperti Discovery Learning, Problem Based Learning, atau Project Based Learning.

Namun, muncul pertanyaan: Apakah guru selalu wajib menggunakan model pembelajaran setiap kali mengajar? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita sama-sama memahami penjelasan berikut ini. ✨

---

✅1. Memahami Makna Model Pembelajaran

Model pembelajaran sebenarnya adalah kerangka atau pola umum yang digunakan guru untuk mengatur proses belajar. Tujuannya agar kegiatan belajar berjalan terarah, efektif, dan menyenangkan. Jadi, model pembelajaran membantu guru mengatur langkah-langkah pembelajaran dari awal hingga akhir.

Namun, model pembelajaran bukanlah satu-satunya cara agar pembelajaran berhasil. Kadang guru hanya perlu strategi sederhana agar materi bisa dipahami siswa dengan baik.

✅2. Tidak Menggunakan Model, Apakah Salah?

Tidak selalu. Dalam praktik di kelas, ada kalanya guru tidak menerapkan model tertentu secara formal. Misalnya, saat:

📍Memberi penguatan atau pengulangan materi,
📍Mengulas hasil ujian,
📍Menyampaikan pengumuman penting, atau
📍Melakukan pembelajaran singkat menjelang kegiatan sekolah.

Pada situasi seperti ini, pembelajaran bisa berjalan tanpa model pembelajaran yang spesifik, tetapi tetap memiliki tujuan yang jelas.

✅3. Yang Terpenting: Ada Tujuan dan Arah

Meskipun tidak memakai model tertentu, guru tetap perlu memastikan bahwa pembelajaran:

📍Memiliki tujuan yang jelas,
📍Mengandung kegiatan bermakna bagi siswa, dan
📍Memberikan umpan balik atau refleksi di akhir kegiatan.

Dengan begitu, meskipun tidak disebut menggunakan model pembelajaran tertentu, kegiatan belajar tetap efektif dan bermakna.

✅4. Gunakan Model Saat Diperlukan

Model pembelajaran sangat berguna ketika guru ingin mencapai tujuan tertentu yang kompleks, seperti membentuk keterampilan berpikir kritis, kerja sama, atau pemecahan masalah.

Jadi, guru sebaiknya menyesuaikan dengan kebutuhan — tidak harus setiap pertemuan, tapi digunakan saat memang diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.

Boleh saja guru tidak menggunakan model pembelajaran tertentu pada setiap kali mengajar, asalkan kegiatan belajar tetap memiliki arah, tujuan, dan makna.

Model pembelajaran adalah alat bantu, bukan aturan kaku. Yang paling penting adalah bagaimana siswa belajar dengan baik dan memahami materi dengan cara yang menyenangkan.

Bagaimana? Semoga bermanfaat ✨

Terima kasih sudah menjadi orang yang paling banyak berinteraksi dan masuk ke daftar interaksi mingguan saya! 🎉 Arny Noe...
17/10/2025

Terima kasih sudah menjadi orang yang paling banyak berinteraksi dan masuk ke daftar interaksi mingguan saya! 🎉 Arny Noe Kollo, Yance Lakapu, Meri Dorince Ameliana Faot, Nhony Hun, Ariyanto Bani, Yulius Amtiran

Selamat Ulang Tahun Ibu Guru Azret Matnai,S.Pd,Panjang umur,Sehat selalu.Tuhan Yesus Memberkati dalam Tugas dan Masa Dep...
10/10/2025

Selamat Ulang Tahun Ibu Guru Azret Matnai,S.Pd,Panjang umur,Sehat selalu.Tuhan Yesus Memberkati dalam Tugas dan Masa Depan.

Mazmur 28:7 (TB) TUHAN adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepada-Nya.

Amsal 3:2 (TB)  karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Selamat Ulang Tahun Ib...
09/10/2025

Amsal 3:2 (TB) karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.
Selamat Ulang Tahun Ibu Ruth Kana Wadu ,S.Pd,Panjang umur,sehat selalu.Tuhan Yesus memberkati dalam keluarga dan pekerjaan.

01/09/2025

Perbedaan
Model Pembelajaran dan Metode Pembelajaran.Terkadang kita suka bingung ketika mendengar istilah model pembelajaran dan metode pembelajaran. Sekilas memang mirip, tapi sebenarnya keduanya berbeda. Nah, supaya gampang, mari kita bayangkan seperti ini.

Kalau kita mau pergi ke suatu tempat, hal pertama yang kita pikirkan pasti: “Mau lewat jalur mana, ya?” Nah, jalur inilah yang bisa kita samakan dengan model pembelajaran. Model itu semacam kerangka besar atau pola umum yang kita pilih supaya perjalanan belajar mengajar lebih terarah. Misalnya, kita pilih model kooperatif, problem based learning, atau discovery learning. Jadi model sifatnya lebih konseptual, lebih besar, dan menjadi panduan utama kita.

Setelah itu, baru kita memikirkan “Bagaimana cara kita menempuh jalur itu?” Apakah kita mau naik mobil, naik motor, atau jalan kaki? Nah, cara inilah yang disebut metode pembelajaran. Metode itu lebih praktis, lebih teknis, dan langsung terlihat dalam kegiatan di kelas. Contohnya metode diskusi, ceramah, tanya jawab, demonstrasi, atau eksperimen.

Hubungan keduanya bisa kita ibaratkan seperti ini:

✨Model = jalur atau peta besar

✨Metode = cara atau kendaraan untuk melewati jalur itu

Contohnya, kalau kita pakai model kooperatif (misalnya Jigsaw), maka metode yang bisa kita gunakan antara lain diskusi kelompok dan presentasi. Atau kalau kita pakai model discovery learning, maka metode yang cocok misalnya eksperimen atau tanya jawab. Jadi satu model bisa memuat beberapa metode di dalamnya.

Dengan pemahaman sederhana ini, kita jadi tidak bingung lagi. Intinya, model itu payung besar, sedangkan metode itu cara praktis yang kita lakukan di kelas. Kalau model lebih ke arah “kerangka berfikir guru”, maka metode lebih ke arah “aksi nyata guru di depan siswa”.

Bagaimana? Semoga bermanfaat.


Terima kasih sudah menjadi orang yang paling banyak berinteraksi dan masuk ke daftar interaksi mingguan saya! 🎉 Yanti Ba...
30/08/2025

Terima kasih sudah menjadi orang yang paling banyak berinteraksi dan masuk ke daftar interaksi mingguan saya! 🎉 Yanti Bani, Meri Dorince Ameliana Faot, AsyBa Asyku, Yulius Amtiran, Ariyanto Bani, Yesiani Bani, Ruth Kana Wadu

30/08/2025

Kenapa Rambut Harus Rapi, Kuku Pendek, dan Harus Berseragam?

Banyak siswa sering bertanya: “Kenapa sih rambut harus dipotong? Kenapa kuku harus pendek? Kenapa sepatu harus hitam dan wajib pakai seragam? Padahal itu tidak mengganggu pelajaran kami.”

Pertanyaan itu wajar, karena memang sekilas aturan tersebut tidak ada hubungannya dengan matematika, IPA, atau bahasa. Tetapi, kalau kita melihat lebih dalam, aturan itu justru punya peran penting dalam pendidikan.

1. Kerapian adalah Cermin Diri

Ketika seseorang tampil dengan rambut rapi, kuku bersih, dan seragam yang layak, sebenarnya ia sedang menunjukkan bagaimana ia menghargai dirinya sendiri. Orang lain pun lebih mudah menghargai kita ketika kita tampil tertib.

2. Disiplin Bukan Teori, Tapi Kebiasaan

Disiplin tidak bisa diajarkan hanya lewat kata-kata. Ia perlu dilatih lewat hal-hal sederhana: merapikan rambut, memotong kuku, memakai seragam dengan benar. Dari kebiasaan kecil inilah lahir karakter besar yang akan terbawa sampai dewasa.

3. Seragam Menyatukan, Bukan Membatasi

Seragam membuat semua siswa terlihat sama. Tidak peduli latar belakang ekonomi atau gaya hidup, di sekolah semua duduk sejajar, sama-sama belajar. Seragam adalah simbol bahwa pendidikan itu untuk semua, tanpa membedakan siapa pun.

4. Sehat, Aman, dan Nyaman

Kuku panjang bisa menyimpan kuman. Rambut terlalu panjang bisa membuat gerah atau mengganggu pandangan. Sepatu hitam yang sama memudahkan kegiatan sekolah tetap tertib. Jadi, aturan ini juga menjaga kesehatan dan kenyamanan bersama.

Aturan-aturan kecil di sekolah bukan dibuat untuk menyusahkan, tapi untuk mendidik. Pendidikan sejati bukan hanya mengisi kepala dengan ilmu, tetapi juga membentuk sikap, disiplin, dan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, ketika kita memotong rambut, merapikan kuku, atau memakai seragam dengan benar, sebenarnya kita sedang belajar sesuatu yang lebih besar: belajar menjadi pribadi yang menghargai diri sendiri, orang lain, dan kehidupan.


27/08/2025

Macam-Macam “Penyakit Guru” & Cara Mengobatinya
Dalam perjalanan mengajar, tak jarang seorang guru menghadapi berbagai “penyakit” yang diam-diam bisa menurunkan kualitas pembelajaran. Tentu saja ini bukan penyakit medis, melainkan istilah kiasan untuk menggambarkan tantangan dalam profesi guru. Yuk, kita kenali beberapa di antaranya:
🔹 KUDIS (Kurang Disiplin)
Guru sering terlambat atau tidak konsisten, padahal guru adalah teladan utama.
🔹 TIPES (Tidak Punya Selera)
Mengajar dengan cara monoton tanpa variasi, membuat murid bosan dan mengantuk.
🔹 ASMA & KURAP (Asal Masuk Kelas & Kurang Persiapan)
Masuk kelas tanpa persiapan matang, sehingga materi terasa berantakan.
🔹 KUSTA (Kurang Strategi)
Strategi mengajar yang terbatas, membuat penyampaian materi sulit dipahami.
🔹 KRAM (Kurang Terampil)
Hanya mengandalkan ceramah, kurang terampil menggunakan media pembelajaran.
🔹 MUAL (Mutu Lemah)
Tidak memperhatikan kualitas pengajaran, yang penting materi selesai.
🔹 TBC (Tidak Bisa Komputer)
Kesulitan memanfaatkan teknologi di era digital.
🔹 DIARE (Di Kelas Anak Diremehkan)
Meremehkan kemampuan murid, yang bisa mematikan semangat belajar.
🔹 MENCRET (Mengajar Ceramah Terus)
Tidak memberi ruang bagi murid untuk aktif berdiskusi atau berpendapat.
🔹 SEMBELIT (Sedikit Membaca Literatur)
Kurang membaca referensi, sehingga wawasan terbatas.
🔹 BATUK ASMA (Belajar Atau Tidak Asal Materi Habis)
Fokus hanya menghabiskan kurikulum, tanpa peduli murid paham atau tidak.
🔹 SARIAWAN (Siapkan Anak Dengan Ringkasan Aman Waktu Ujian)
Mengutamakan hafalan semata, bukan pemahaman.
🔹 ASAM URAT (Asal Susun Materi, Urutan Tidak Akurat)
Materi tidak tersusun sistematis, sehingga membingungkan murid.

💊 Obat Mujarab untuk Guru Hebat
Tenang, setiap “penyakit” pasti ada obatnya! Guru bisa tetap sehat (dalam mengajar) dengan ramuan ajaib berikut:
✅ Minum Ramuan BerGIJI (Gerak Inovatif, Jalin Inspirasi)
Gerak Inovatif: Gunakan metode baru seperti diskusi, bermain peran, atau project-based learning.
Jalin Inspirasi: Ambil ide dari guru lain, internet, atau buku.
✅ Gunakan SALEP (Selalu Aktif, Luas Wawasan, Efektif Pembelajaran)
Selalu Aktif: Libatkan murid dalam eksplorasi belajar.
Luas Wawasan: Perbanyak membaca dan ikuti perkembangan zaman.
Efektif Pembelajaran: Utamakan kualitas, bukan sekadar kuantitas.
✅ Konsumsi VITAMIN (Visi, Tinjauan, Aktif, Mandiri, Inisiatif, Networking)
Visi: Miliki tujuan jelas dalam mendidik karakter murid.
Tinjauan: Lakukan refleksi diri secara rutin.
Aktif & Mandiri: Terus belajar dan berkembang tanpa harus menunggu instruksi.
Inisiatif & Networking: Bangun kolaborasi dengan sesama guru.

🌟 Kesimpulan
Setiap guru pasti pernah menghadapi tantangan, namun jangan biarkan “penyakit” ini melemahkan semangat mengajar. Dengan bekal GIJI, SALEP, dan VITAMIN yang cukup, guru akan selalu sehat, semangat, dan mampu menebarkan ilmu dengan penuh inspirasi.

Address

Jalan Jalur 40 Haukoto
Kupang
85144

Telephone

+6285237608002

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when SDK Anugerah Haukoto posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share