05/10/2025
Bukan soal memilih antara cangkul atau kamera, bisakah kita membuat kamera itu merekam tangan yang tetap mencangkul? (bebas konteks).
Jika media sosial menjamin uang, lalu petani meninggalkan sawahnya, siapa yang akan menanam padi untuk makan para influencer? Dunia tak bisa hidup dari konten saja; dunia butuh tanah, air, dan tangan yang rela kotor.
Tapi, tawaran itu sangat menggoda. Media sosial menawarkan kenyamanan semu penghasilan dari layar, bukan dari lumpur. Namun di situ letak jebakannya. Jika semua orang mengejar cahaya layar, siapa yang menjaga akar kehidupan?
Jawaban yang bijak bukan tinggalkan atau bertahan, melainkan menyatukan keduanya. Gunakan media sosial untuk memperluas nilai kerja, bukan menggantikannya. Seorang petani bisa menjadi konten kreator yang mengajarkan menanam, menjaga tanah, dan memuliakan kerja keras. Ia tak kehilangan identitasnya justru memperkuatnya dengan jangkauan baru.
Karena sejatinya, pekerjaan yang bernilai bukan yang paling viral, tapi yang paling memberi kehidupan.