26/11/2025
Labuan Bajo – Gapura ikonik Polres Manggarai Barat yang berupa tulisan khas bahasa Manggarai “Mai Go Ite”, yang berdiri gagah di pintu gerbang utama, mendapatkan pujian dan penghargaan dari warga yang melintasi lokasi tersebut.
Salah satunya datang dari Aloysius Suhartim Karya Loius. Dirinya menilai gapura utama Polres Manggarai Barat kini hadir dengan wajah baru.
"Wajah yang benar-benar mencerminkan jati diri budaya Manggarai," tulis Aloysius di akun Facebook-nya pada Senin (17/11/2025) lalu.
Menurutnya, tiga kata dengan delapan huruf itu mengandung makna kerendahan hati, kebanggaan, sekaligus keramahtamahan tuan rumah kepada siapa pun yang datang. Sebuah pesan sederhana namun hangat:
"Terasa seperti rumah sendiri."
“Nilai itu sekaligus merefleksikan karakter personel Polres Manggarai Barat yang selalu responsif terhadap kebutuhan masyarakat yang mereka layani,” ungkapnya.
Di kolom komentar unggahan tersebut, Anthony Arno juga menambahkan pandangannya. Ia meminta agar personel Polres Manggarai Barat menerapkan arti dari tulisan tersebut dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat.
“Semoga tulisan itu tidak hanya ada di pintu masuk saja tetapi juga ada di pintu hati dan pikiran semua orang yang ada di dalam rumah itu. Sehingga dalam melayani masyarakat yang membutuhkan, dapat diterima dan dilayani sesuai dengan asas dan budaya sesuai yang diwujudkan dalam sapaan di gerbang itu,” katanya.
Menanggapi berbagai komentar masyarakat, Kapolres Mabar, AKBP Christian Kadang, S*K, mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan kepada institusinya.
“Terima kasih kepada masyarakat atas apresiasi maupun masukan yang diberikan kepada kami,” kata Kapolres Mabar saat dikonfirmasi Rabu (19/11) siang.
Kapolres menuturkan bahwa tulisan tersebut menandakan kesiapan untuk melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat dengan setulus hati.
“Mai Go Ite tak hanya menjadi simbol budaya di depan pintu gerbang saja, tetapi juga wujud nyata dari semboyan Polri untuk masyarakat,” tuturnya.
Ia menjelaskan pemasangan gapura berbahasa Manggarai itu bertujuan memperkuat identitas budaya dan melestarikan warisan lokal.
“Sebagai daerah pariwisata super premium, warisan budaya lokal tidak boleh terpinggirkan apalagi sampai tergerus oleh pengaruh budaya asing,” jelasnya.
AKBP Christian menilai warisan budaya dan penegakan hukum saling memengaruhi dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Warisan budaya, termasuk budaya hukum, mempengaruhi cara hukum dipahami dan diterapkan di masyarakat.
“Warisan budaya membentuk nilai-nilai sosial masyarakat yang kemudian mempengaruhi efektivitas penegakan hukum, sementara hukum menyediakan kerangka formal yang diperlukan untuk melindungi masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Polri selalu siap menerima kritik serta membuka diri untuk masukan sebagai bahan evaluasi menuju institusi yang lebih transparan dan profesional.
Dengan semangat terbuka dan responsif, Polri menegaskan komitmennya untuk terus bertransformasi menjadi institusi modern, adaptif, dan dekat dengan masyarakat.
"Kami selalu terbuka untuk perbaikan dan evaluasi. Semua masukan akan jadi bahan refleksi agar Polri bisa tampil sesuai harapan masyarakat," sebut mantan Danyon A Resimen III Pasukan Pelopor Korbrimob Polri itu.
゚viralシfypシ゚c
゚viralシfypシ゚cc