02/03/2025
Agama Parmalim di Humbang Hasundutan: Warisan Leluhur yang Kian Tergerus
Humbang Hasundutan - Agama Parmalim, kepercayaan asli masyarakat Batak Toba, kini menghadapi tantangan besar di Kabupaten Humbang Hasundutan. Data terakhir menunjukkan bahwa pemeluknya hanya tersisa sekitar 11 kepala keluarga. Jumlah yang kian menyusut ini menimbulkan kekhawatiran akan punahnya salah satu warisan spiritual leluhur Batak.
Parmalim bukan sekadar agama, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang diwariskan turun-temurun. Pengikutnya dikenal sebagai Ugamo Malim, yang menjalankan ajaran sesuai kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mula Jadi Nabolon. Mereka masih melaksanakan ritual-ritual sakral, seperti Sipaha Lima dan Sipaha Sada, yang menjadi bagian penting dalam kehidupan spiritual mereka.
Namun, modernisasi dan tekanan dari berbagai faktor sosial membuat eksistensi Parmalim semakin terpinggirkan. Banyak generasi muda memilih berpindah ke agama-agama yang lebih dominan, meninggalkan tradisi yang telah dijaga sejak berabad-abad lalu. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap ajaran Parmalim juga menjadi salah satu faktor yang mempercepat penurunan jumlah pemeluknya.
Salah satu pengamat Ugamo Malim di kabupaten Humbang Hasundutan, S. Sinambela, mengungkapkan keprihatinannya.
"Seharusnya tetap berusaha menjaga warisan ini, tapi di mungkinkan semakin sulit karena banyak anak muda memilih jalan lain. Jika tidak ada perhatian dari pemerintah dan masyarakat, Parmalim bisa benar-benar punah di daerah ini," ujarnya.
Upaya pelestarian sejatinya bukan hanya tanggung jawab para penganutnya, tetapi juga masyarakat luas. Parmalim adalah bagian dari kekayaan budaya Batak yang patut dijaga. Dukungan dalam bentuk pengakuan, edukasi, dan ruang bagi mereka untuk menjalankan kepercayaan dengan nyaman menjadi langkah penting agar warisan leluhur ini tidak hilang ditelan zaman.
Meskipun jumlahnya kian menurun, semangat para pemeluk Parmalim tetap teguh. Mereka berharap agar generasi muda dapat kembali mengenal dan menghargai ajaran leluhur mereka, bukan sekadar sebagai agama, tetapi juga sebagai bagian dari identitas budaya yang unik dan berharga
Dolok sanggul,
Minggu 2 Maret 2025,