20/07/2025
Judul: "Lembah Sunyi di Balik Puncak"
Empat sahabat — Raka, Dito, Lilis, dan Andin — memutuskan untuk mendaki Gunung Tidar, sebuah gunung kecil yang terkenal bukan karena ketinggiannya, tapi karena kisah-kisah mistis yang menyelimutinya. Penduduk sekitar menyebutnya "Gunung Penjaga", dan menyarankan para pendaki untuk tidak mendaki saat malam Jumat Kliwon. Tapi karena jadwal libur yang sempit, mereka tetap nekat.
Setelah tiga jam mendaki, kabut mulai turun meski hari belum sore. Hutan di sekeliling menjadi semakin sunyi, seperti menyerap suara langkah mereka. Lilis yang punya indera keenam mulai gelisah.
“Ada yang aneh,” bisiknya ke Andin. “Kayak kita lagi diawasi.”
Mereka terus berjalan hingga menemukan tanah datar, lalu memutuskan untuk mendirikan tenda. Saat malam tiba, suara-suara aneh mulai terdengar: ranting patah, bisikan samar, dan suara kaki berlari di luar tenda — padahal tak ada siapa-siapa di luar.
Tengah malam, Raka terbangun dan melihat sosok wanita berpakaian putih berdiri jauh di antara pepohonan, menghadap ke arah mereka. Matanya merah, rambutnya menutupi sebagian wajah. Tanpa sadar, ia mengikuti sosok itu masuk ke hutan.
Ketika yang lain menyadari Raka hilang, mereka panik dan mencarinya. Jejak kaki Raka terlihat di tanah lembab, berakhir di sebuah batu besar yang dikenal sebagai “Batu Larangan”. Lilis menjerit, karena di batu itu tampak noda merah yang masih basah.
Tiba-tiba kabut turun lebih tebal. Dari balik kabut, suara Raka terdengar... tapi bukan suara Raka yang mereka kenal. Suaranya berat, mengerang, seperti dicampur dengan suara lain yang lebih dalam dan dingin.
“Pulang... kalian semua harus pulang... atau ikut aku...”
Satu per satu mereka mulai kehilangan arah dan merasa ditarik ke dalam penglihatan yang aneh — hutan yang berubah jadi kuburan, pohon yang menangis darah, dan bayangan-bayangan hitam menggeliat dari tanah.
Hanya Lilis yang berhasil bertahan dan turun ke desa dengan tubuh gemetar dan mata kosong. Ia tidak pernah bicara lagi.
Gunung Tidar kini ditutup untuk umum. Tapi penduduk kadang masih melihat cahaya dari atas sana, dan suara rintihan yang terbawa angin malam.
Bersambung .....