08/03/2025
๐๐๐๐๐๐
Secara etimologi, ๐๐๐๐๐ธ berasal dari asal kata ๐๐๐๐ผ๐ธ, yang artinya "๐ง๐ฒ๐น๐๐ธ". Sebelum menjadi nama Kota Luwuk, wilayah ini merupakan pelabuhan masyarakat Keleke, Asam Jawa dan Soho serta Dongkalan. Dalam perjalanan Pemerintahan, Luwuk ditetapkan menjadi pusat pemerintahan oleh Hindia Belanda pada tahun 1906, ibu kota Afdeling Sulawesi Bagian Timur, kemudian tahun 1908 dipindahkan ke Bau-Bau, Luwuk menjadi pusat wilayah onderafdeling pada tahun 1924. Kampung pertama yang terbentuk di pesisir Luwuk (teluk), yaitu:
Kampung Asam Jawa, Kepala Kampung Pauh (1901-1926);
Kampung Soho, Kepala Kampung Toansi Pauh (1926-1963);
Kampung Dongkalan, Kepala Kampung H. Kailo Sinukun (1940).
Masuknya pemerintahan Jepang tahun 1942, Luwuk menjadi kota pemerintahan Jepang dengan pemimpin bergelar Bunken Kanrikan. Pada tahun 1943, Jepang memerintahkan raja Banggai terakhir Syukuran Aminuddin Amir untuk memindahkan ibu kota Kerajaan Banggai di Luwuk, dan dirinya diangkat sebagai pemimpin dengan pangkat Suco (raja) Banggai. Pada tahun 1952, pemerintah Indonesia menetapkan Luwuk sebagai ibu kota Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) Swapraja Banggai, dan pada tanggal 4 Juli 1952 Kota Luwuk ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Banggai, berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959.[5]
๐๐ช๐ค *๐๐ฐ๐ต๐ณ๐ฆ๐ต ๐๐ถ๐ธ๐ถ๐ฌ ๐๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ฐ ๐๐ถ๐ญ๐ถ
๐๐ถ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ณ *๐๐ช๐ฌ๐ช๐ฑ๐ฆ๐ฅ๐ช๐ข*๐๐ฐ๐ฏ๐ฅ๐ฆ๐ณ๐ง๐ถ๐ญ๐ญ ๐๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ข๐ช