13/12/2025
KH. M. Anwar Manshur Lirboyo
Kiai karismatik dari Pondok Pesantren Lirboyo ini dikenal sebagai penerus perjuangan para pendahulu pesantren. Beliau memegang tanggung jawab besar untuk menjaga dan melanjutkan tradisi pendidikan salaf yang telah diwariskan oleh para tokoh sebelumnya: KH. Abdul Karim, KH. Marzuqi Dahlan, dan KH. Mahrus Aly.
Beliau, KH. M. Anwar Manshur—akrab disapa Mbah War—adalah putra dari pasangan Nyai Salamah (putri ketiga pendiri Pesantren Lirboyo, KH. Abdul Karim) dan KH. Manshur Jombang. Sejak kecil, Anwar diasuh di lingkungan Pesantren Lirboyo. Ia kemudian melanjutkan belajar di Ponpes Pacul Gowang Jombang, pesantren ayahnya sendiri, lalu meneruskan pendidikannya di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang hingga tingkat tsanawiyah, sebelum kembali menimba ilmu di Pesantren Lirboyo Kediri.
KH. M. Anwar Manshur menikah dengan Ibu Nyai Umi Kulsum, putri KH. Mahrus Aly. Dari pernikahan tersebut, beliau dikaruniai 8 anak: 3 putra dan 5 putri. Setelah istrinya wafat, Kiai Anwar menikah dengan Ibu Nyai Husnah binti KH. Ahyat, namun tak lama kemudian beliau pun mendahuluinya. Selanjutnya, beliau menikah lagi untuk ketiga kalinya dengan Ibu Nyai Mahfudzotin dari Pesantren Peterongan Jombang. Dari pernikahan kedua dan ketiga, beliau tidak dikaruniai keturunan.
Di sela kesibukannya mengurus santri dan keluarga, KH. M. Anwar Manshur tetap aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Beliau menjabat sebagai Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi IAIT Kediri, serta menjadi salah satu Mustasyar PBNU.
Kepribadian KH. M. Anwar Manshur
Sebagai pengasuh Pesantren Lirboyo, Kiai Anwar dikenal sangat perhatian kepada santri-santrinya, baik putra maupun putri. Beliau sering memberikan nasihat agar mereka tekun belajar, rajin beribadah, serta menjaga kesucian hati dan pikiran agar ilmu mudah meresap.
Dalam mendidik, Kiai Anwar sangat menekankan pentingnya akhlak. “Santri harus memiliki akhlak yang baik, terpuji, dan berbudi luhur, karena itu cerminan santri sejati. Dan seorang santri juga harus bisa membaca al-Qur’an, karena saat ini masih banyak lulusan pesantren yang belum bisa membaca al-Qur’an,” tutur beliau dengan rasa prihatin.
Beliau juga menanamkan aqidah yang kuat untuk membentengi para santri dari berbagai paham menyimpang. Hubungan Kiai Anwar dengan masyarakat pun sangat baik; beliau kerap hadir dalam undangan warga sekitar. Selain sebagai pengasuh pesantren, beliau memang menjadi tokoh masyarakat yang patut menjadi teladan.
KH. M. Anwar Manshur adalah sosok kiai sepuh yang sangat amanah dalam memimpin pendidikan di Lirboyo. Beliau terus berjuang mempertahankan model pendidikan salaf agar tetap eksis dan relevan. Kiai Anwar juga dikenal gemar bersilaturahmi, mengikuti teladan para pendahulunya seperti Kiai Marzuqi Dahlan dan Kiai Mahrus Aly.
Bagi keluarganya, KH. M. Anwar Manshur adalah panutan yang istiqamah dalam ibadah dan mengajar. Kepada anak-anaknya, beliau selalu berpesan agar mendidik putra-putrinya di pesantren. “Jika anak belajar di pesantren, ia pasti memiliki nilai lebih, baik dari sisi akhlak maupun aqidah, dan itu yang paling penting. Melihat kondisi masyarakat sekarang yang tidak sehat, pesantren menjadi benteng bagi generasi muda dari pengaruh zaman dan pergaulan bebas yang merusak masa depan,” nasihat beliau. (ALFATIHAH🤲🏻✍🏻)