
30/06/2025
"Budaya Asli" Itu Cuma Mitos yang Terlambat Sadar Sejarah*
Ada yang masih sibuk mempertanyakan,
“Ini budaya siapa sih?”
“Asli nggak?”
“Jangan kebarat-baratan d**g, jangan ke-Arab-araban, jangan ke-Tiongkok-an...”
Lucu juga, karena sejarah tidak pernah mengizinkan budaya berkembang tanpa bersentuhan dengan yang lain.
Faktanya?
Budaya besar justru lahir dari pertemuan.
Yunani terinspirasi Mesir dan Babilonia.
Arab menyerap filsafat Yunani, ilmu Persia, arsitektur Bizantium.
Tiongkok menyerap agama Buddha dari India dan menyebarkannya ke Jepang dan Korea.
Indonesia sendiri tumbuh dari laut dan pelabuhan—kita belajar dari India, Arab, Tiongkok, hingga Eropa.
Batik, misalnya, pernah masuk ke panggung dunia karena difasilitasi oleh bangsa penjajah. Ironis? Ya. Tapi itulah sejarah: kadang pahit, tapi membentuk kita.
Budaya bukan benda museum yang harus “dipertahankan tetap seperti dulu.”
Ia seperti pohon: akarnya mungkin dari tanah sendiri, tapi daunnya tumbuh karena angin dari berbagai arah.
Jadi, jika kamu masih sibuk menyuruh orang menjaga “keaslian”, mungkin kamu sedang memaksakan budaya diam, padahal ia sejatinya bergerak.
Pertanyaannya hari ini bukan lagi,
“Budayamu asli dari mana?”
Tapi lebih tepat,
“Sudah sejauh mana budayamu bisa menyerap, meramu, dan tumbuh menghadapi zaman?”
Karena budaya yang takut berubah, biasanya… cepat dilupakan.