
17/08/2025
Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi, lebih dikenal sebagai Sam Ratulangi, lahir di Tondano, Sulawesi Utara, 5 November 1890. Putra seorang kepala distrik Kasendukan ini mendapat pendidikan di Europesche Lagere School (ELS) dan Hoofdenschool yang dikenal sebagai "Sekolah Raja".
Pada 17 Agustus 1945, Sam Ratulangi hadir langsung dalam pembacaan Proklamasi di Jakarta serta mengikuti sidang pertama PPKI pada 18–19 Agustus. Sehari kemudian, Sam Ratulangi bersama Andi Pangerang Dg. Parani, Andi Sultan Daeng Raja, dan Mr. Andi Zaenal Abidin kembali ke Sulawesi, mendarat di Bulukumba pada 20 Agustus. Pada hari yang sama, ia secara resmi membacakan ulang naskah Proklamasi di hadapan pemuda dan tokoh masyarakat Sulawesi, yang kemudian meluas lewat Harian Pewarta Selebes pada 29 Agustus. Sambutan rakyat sangat antusias, bahkan mereka berkumpul di Lapangan Hasanuddin, Ujung Pandang, untuk mengibarkan Merah Putih.
Selain sebagai penyebar kabar kemerdekaan, Sam Ratulangi dikenal sebagai cendekiawan dan pejuang rakyat. Di masa pendudukan Jepang, ia terus menggelorakan semangat kemerdekaan. Sedangkan pada masa Belanda, ia berhasil menghapus kerja rodi di Minahasa serta membuka program transmigrasi lokal di Minahasa Selatan.
Kini, 80 tahun setelah Proklamasi, semangat perjuangan Sam Ratulangi dan para pahlawan bangsa tetap hidup dalam setiap denyut nadi rakyat Indonesia. Mari kita terus menjaga persatuan, mengisi kemerdekaan dengan karya, dan meneruskan api perjuangan untuk Indonesia yang lebih maju dan berdaulat. Dirgahayu Republik Indonesia ke-80!
🇮🇩