30/07/2025
Menelusuri jejak kepemimpinan seorang perempuan di wilayah Bulukumba.
Siapakah Becce’ Tanete Karaeng Bulukumba ?
Latar dan Konteks Histori Singkat
1. Identitas dan Status Sosial :
Becce’ adalah nama perempuan yang lazim digunakan dalam lingkungan bangsawan Bugis-Makassar, sementara “Tanete" kemungkinan besar menunjukkan asal-usul atau afiliasi wilayahnya, meskipun ada beberapa nama wilayah Tanete namun tempat tersebut merujuk ke Tanete Bulukumba. Adapun gelar Karaeng Bulukumba menandakan bahwa ia adalah penguasa perempuan atau bangsawan utama di wilayah Bulukumba, pada masa ketika daerah tersebut masih merupakan kerajaan atau wilayah otonom dalam lingkup politik Sulawesi Selatan.
2. Jalur Perkawinan dan Aliansi Politik :
Dalam Lontara Sakke’ Attoriolong Bone, disebutkan bahwa :
"La Mappesangka Inilah yang memperistri perempuan yang bernama Becce’ Tanete Karaeng Bulukumba / Namun tidak diketahui siapa keturunannya..."
Perempuan ini dinikahi oleh La Mappesangka Daeng Makkuling, seorang bangsawan dari Bone, anak dari La Masellomo, seorang ponggawa atau pejabat tinggi Bone. Pernikahan ini kemungkinan besar merupakan bagian dari aliansi politik antara Bone dan Bulukumba, yang lazim terjadi di kalangan bangsawan untuk memperkuat pengaruh lintas wilayah.
3. Peran dan Kekuasaan :
Walaupun teksnya tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa Becce’ memerintah sebagai ratu atau arung, namun gelar “Karaeng Bulukumba” tidak akan disandang kecuali oleh pemegang otoritas lokal, baik sebagai penguasa langsung, pewaris tahta, maupun perwakilan dinasti. Apalagi, tidak disertai nama suaminya sebagai “Karaeng”, yang makin menekankan posisi istimewa sang perempuan.
4. Kekosongan Data Keturunan :
Disebutkan bahwa keturunannya tidak diketahui, yang bisa berarti :
• Ia tidak memiliki anak dari pernikahan tersebut,
• Atau, keturunannya tidak diakui dalam jalur pewarisan utama Bone,
• Atau memang informasi tersebut tidak disimpan dalam naskah yang ditulis sebab bukan menjadi kepentingan Kerajaan Bone.
5. Makna Historis :
Becce’ Tanete Karaeng Bulukumba menjadi bukti sejarah adanya kepemimpinan perempuan di wilayah Bulukumba, yang sering luput dari perhatian dalam historiografi arus utama. Ia juga mencerminkan kekuatan perempuan bangsawan dalam perjodohan diplomatik, serta kemungkinan besar peran aktifnya dalam struktur kekuasaan lokal di Sulawesi Selatan terkhusus Bulukumba.
Walaupun singkat dan samar, namanya mengendap dalam naskah kuno. Ia hadir sebagai bukti bahwa perempuan pernah berdiri di puncak kekuasaan, menjaga tanah, nama, dan kehormatan leluhurnya.