29/01/2025
=Agama kok Begini?=
Penanya: Pak Duladi, menurut mbak Kumaila ajaran Islam sudah kadaluwarsa. Bagaimana menurut Bapak?
Duladi: Bahasa halusnya begitu. Penyebutan "kadaluwarsa" sebetulnya tidak tepat. Sebab pada masa Muhammad pun, mempraktekkan ajaran-ajaran Muhammad adalah kekeliruan. Di masa itu, sudah ada agama-agama yang mengajarkan kebaikan, lalu datang Muhammad mengaku nabi, dan mengajarkan sebaliknya. Atas nama tuhannya, dia perintahkan pengikutnya melakukan kegilaan, melakukan kejahatan, melakukan kebejatan, melakukan kebodohan, dan melakukan kebohongan. Agama macam apa itu? Jika di masanya saja agama ini sudah keliru, apakah orang di masa sekarang dapat menyebutnya agama kadaluwarsa? Disebut Kadaluwarsa kalau agama itu sudah benar pada masanya di masa lalu dan menjadi tidak relevan lagi di masa sekarang. Sedangkan Islam tidak begitu. Di masa awal berdirinya saja sudah ENGGAK BENER. Baru nongol saja sudah salah. Islam baru lahir langsung kadaluwarsa, langsung expired, tidak layak sebagai agama. Hal itu dibuktikan dari banyaknya orang-orang cerdas-kritis dari kalangan Yahudi, Kristen dan bahkan Kaum Pagan Quraish yang mempertanyakan agama baru buatan Muhammad pada waktu itu.
Muhammad akan gagal jadi "NABI PALSU" jika dia tetap konsisten dengan metode dakwahnya di Mekkah. Masalahnya, dia mengubah metode dakwahnya dengan KEKERASAN, ini termasuk kegilaan atau ketidakwarasan yang saya maksud, sehingga orang-orang bodoh, tidak waras, bejat, jahat dan pembohong menyukai sekte baru ini dan mendukung keras. Orang cerdas-kritis walau benar, tetap kalah jika tak memiliki KEKUATAN BERSENJATA dan MASSA.
Dengan mengandalkan MASSA BERINGAS dan SENJATA TAJAM, Muhammad berhasil menyebarkan ajaran expirednya di jazirah Arab.
Pasca sang pentolan gengster rampok ini wafat, mayoritas suku-suku di jazirah Arab murtad berjamaah, namun sang khalifah pertama, penerus Muhammad yaitu Abu Bakar, menggunakan MASSA BERINGAS dan SENJATA TAJAM untuk memaksa mereka kembali menjadi pengikut Islam.
Begitu seterusnya. Dari awal berdirinya, Islam sukses dengan MASSA BERINGAS & SENJATA TAJAM, setelah kematian sang nabi palsu, sekali lagi Islam menggunakan MASSA BERINGAS & SENJATA TAJAM untuk mempertahankan eksistensinya.
Gak di Arab, gak di Indonesia, sama. Banyak IQ78 yang membanggakan Islam di Indonesia yang katanya Islam masuk dengan cara damai, bukan dengan kekerasan. Mereka telah dibodohi. Islam meluas di Indonesia juga dengan cara yang sama seperti cara nabinya dahulu, yaitu dengan MASSA BERINGAS & SENJATA TAJAM. Baca sejarah Imam Bonjol meng-Islam-kan Tanah Batak dan sejarah Wali Songo meng-Islam-kan Tanah Jawa.
Penanya: Tapi muslim berkata bahwa ajaran Islam berasal dari Tuhan yang berlaku sepanjang zaman. Bahkan beberapa ulama mengatakan Quran jangan hanya dihafal, tapi juga harus dipraktekkan.
Duladi: Betapa berbahayanya itu. Kalau anjuran untuk mempraktekkan Quran dijalankan, maka mestinya bukan hanya surat Al-Maidah 51 saja yang dipraktekkan. Ayat-ayat pemenggalan kepala, ayat-ayat perbudakan dan memperkosa tawanan serta merampok kafir pun harus dijalankan tanpa boleh pilih-pilih.
Kalau masih pilih-pilih ayat, berarti tidak konsisten d**g.
Bagaimana ulama bisa berkata Quran itu untuk diamalkan bukan cuma dihafal, sementara dia sendiri pilih-pilih ayat mana untuk dipraktekkan?
Penanya: Mereka biasanya berkata bahwa ayat-ayat kekerasan dan amoral itu hanya boleh dipraktekkan jika sikonnya adalah perang, Pak. Jadi ayat itu masih berlaku, hanya saja, mereka menunggu saat yang tepat untuk mempraktekkannya.
Duladi: Makanya, betapa berbahayanya ajaran Arab ini. Ini sama seperti kita memelihara GENGSTER berkedok agama di negeri ini.
Lagi p**a, yang kerap kaum moderat sebut sebagai "kondisi perang" itu sebetulnya apa?
Banyak orang naif yang mengira itu adalah kondisi ketika orang kafir mengajak perang Islam di medan pertempuran, di mana pasukan kafir dan pasukan muslim berhadap-hadapan.
Padahal yang dimaksud sebagai "kondisi perang" di Islam bukan begitu.
Yang dimaksud "kondisi perang" di Islam adalah ketika ada muslim tersinggung kepada ucapan seorang kafir, maka itulah Islam menyebutnya "KONDISI PERANG", dan muslim dihalalkan untuk melakukan PEMBUNUHAN, bahkan membunuhi orang-orang kafir di mana pun ditemui.
Jika BERPERANG di MEDAN PERANG, para tentara tidak perlu diajari untuk "membunuh musuh di mana pun di temui", itu sudah otomatis refleks jika memang PERANG di MEDAN TEMPUR, karena situasinya KALAU TIDAK MEMBUNUH maka DIA YANG AKAN TERBUNUH.
Dalam perang ISLAM, muslim membunuh bukan karena akan dibunuh, melainkan membunuh lantaran SAKIT HATI agamanya direndahkan. Lawannya cukup bersenjata UCAPAN, dan ISLAM akan membalasnya dengan MASSA BERINGAS & SENJATA TAJAM.
Ada ayat-ayat di Alquran yang menyebut perangilah orang-orang yang memerangi kamu. Itu bukan membela diri ketika pasukan kafir angkat senjata bersiap menyerang. Memerangi orang-orang yang memerangi kamu adalah SENGGOL BACOK. Jadi saat ini para murtadin yang sedang mengejek Islam pun masuk kategori "memerangi Islam", dan GENGSTER ISLAM menghalalkan darah mereka.
Jadi sekarang mau bagaimana, apakah kita akan tetap berargumen bahwa ajaran Islam itu harus dipraktekkan?
Mempraktekkan Islam itu bukan sekedar ritual-ritualnya saja.
Kalau cuma mempraktekkan ritual-ritualnya saja, itu baru kulit luar, belum benar-benar ber-ISLAM.
Kalau pilih-pilih ajaran Islam mana yang bisa dipraktekkan dan mana yang tidak bisa, bukankah itu artinya ajaran ini memang BANYAK ENGGAK BENER-nya?
Mempraktekkan Quran malah jadi teroris.
Mempraktekkan Quran malah jadi pedofil.
Mempraktekkan Quran malah jadi perampok.
Mempraktekkan Quran malah jadi pemerkosa.
Penanya: Tapi Pak Duladi, muslim akan bilang bahwa Islam yang benar tidak seperti itu. Islam mengajarkan kita agar berakhlakul karimah.
Duladi: Coba suruh muslim menjelaskan apa itu AKHLAKUL KARIMAH, lalu benturkan dengat sifat dan kelakuan Muhammad, apakah dia masih berani ceramah tentang apa itu AKHLAKUL KARIMAH?
Hanya muslim-muslim abangan dan naif saja yang berani ceramah tentang AKHLAKUL KARIMAH. Mereka bahkan membanggakan Muhammad sebagai orang yang mencontohkan akhlakul karimah.
Tapi coba suruh dia mencontohkan RIWAYAT HIDUP MUHAMMAD berdasarkan SIRAH NABAWIYAH KLASIK dan HADITS-HADITS SAHIH, yang sesuai dengan definisi akhlakul karimah yang telah dia yakini selama ini, apakah tidak langsung kacau isi pikirannya seketika itu juga?
Kumaila sudah berulangkali menyebutkan hal ini sebagai kondisi Disonansi kognitif. Ini pengalaman batin yang telah dialaminya sendiri.
Disonansi kognitif adalah perasaan tidak nyaman yang muncul ketika apa yang diyakininya selama ini tidak sesuai dengan kenyataan. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah perang batin.
Disonansi kognitif dapat terjadi karena: Menerima informasi baru yang bertentangan dengan keyakinan sebelumnya, Tekanan sosial, Faktor lingkungan, sehingga ia perlu membuat keputusan.