09/10/2025
Perempuan yang benar-benar kuat itu bukan sekadar yang terlihat tegar di luar, tapi yang telah dihakimi, dihajar, dan diuji habis-habisan oleh keadaan.
Ia menghadapi kehidupan yang tak adil, keluarga yang tak memberi dukungan, lingkungan yang tak memahami, dan situasi yang membuatnya sering merasa sendiri. Tapi ia tidak lari mencari kasih sayang atau pengakuan dari orang lain.
Ia memilih untuk berdiri sendiri, menanggung beban hidupnya, dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, bahkan kadang untuk keluarganya yang tak pernah memberi bantuan, ia hidup dalam kesepian yang berat, tanpa seorang spesial yang bisa menguatkan hatinya. Namun sedikit pun ia tidak mengeluh.
Bahkan ketika hatinya ingin berbagi, ingin menumpahkan rasa lelah dan sakitnya kepada seseorang yang bisa mengerti, rasa takut akan tidak dipahami, ditolak, atau disalahartikan membuatnya menahan diri, ia memendam semuanya sendirian, membiarkan luka dan kepedihan itu tetap di dalam, diam, tanpa terlihat oleh mata orang lain.
Seiring waktu, semua itu membentuknya. Dari kesunyian dan ketegaran itu, ia tumbuh menjadi manusia yang mandiri, keras kepala, dan selalu berpegang teguh pada prinsipnya sendiri.
Trauma yang ia bawa bukan hanya menjadi beban, tapi juga menjadi lapisan pelindung yang membuatnya lebih berhati-hati, lebih waspada, dan kadang terasa sulit dijangkau, ia belajar bertahan dalam diam, menemukan kekuatan di dalam kesendirian, pulih dalam keheningan dan mengubah penderitaan menjadi sesuatu yang memberi daya.