Dinda Admin Slot

Dinda Admin Slot Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Dinda Admin Slot, Gaming Video Creator, tanjung duren utara, Jakarta.

07/03/2024

MENCINTAI ISTRI KOMANDANKU?PART 5"Sudah sampai, Bu."Tak ada jawaban dari belakangku untuk beberapa waktu.Aku memutuskan ...
05/03/2024

MENCINTAI ISTRI KOMANDANKU?

PART 5

"Sudah sampai, Bu."
Tak ada jawaban dari belakangku untuk beberapa waktu.

Aku memutuskan untuk keluar dari mobil, membuka gerbang. Namun, saat baru menyentuh pintu, terdengar suara Shelomita.

"Tunggu. Jangan masuk dulu. Ada mobil lain nggak di dalam?"

"Saya cek dulu, Bu."

Dia terlihat sangat gelisah menunggu. Aku mengambil langkah cepat, mengecek situasi di sekitar parkiran lalu segera kembali.

"Ada mobil lain, Bu," ujarku yang sebenarnya ikut penasaran karena mobil ini pernah juga datang kemari saat hari pertamaku datang kemari.

"Platnya?"

Tak kusangka sampai sebegitu detailnya dia bertanya, untung saja otakku masih mengingat nomor plat mobil itu meski hanya melihat sekilas. Kusebutkan nomor plat dalam ingatanku, wajah Shelomita berubah sendu.

"Kalau begitu, jangan masuk dulu. Tunggu dia pulang."

"Siap."

Hening. Aku bingung harus melakukan apa atau tetap menunggu di depan gerbang. Tak ada arahan lain darinya. Sekilas aku melirik, Shelomita sedang menelepon seseorang, tetapi belum tersambung.

"Di mana papaku dipindahkan?"

Hanya penggalan itu yang mampu kudengar. Apa yang sebenarnya terjadi? Dia memang gadis misterius. Segala hal yang terjadi di sekelilingnya membuatku sangat penasaran meski Tohir sudah memperingatkanku untuk tidak ikut campur.

"Menjauh saja dari sini," ucapnya padaku setelah menutup telepon.

"Kita ke mana, Bu?"

Sekitar lima menit ia diam sebentar, tampak memikirkan.

"Ada minimarket di putaran balik sebelum ke sini. Tunggu di sana saja, sampai tamu ini pulang."

"Siap."
Semoga saja tamu itu pulang lebih lama.

**

Dua mie instan panas dalam wadah kuletakkan di meja sekaligus dua botol air mineral.
Shelomita yang masih mengenakan jaketku menatap bingung.
"Ini untukku?"

Senyum kulepaskan. "Saya lapar, Bu, tapi nggak enak kalau makan sendiri. Jadi beli dua. Saya yakin di acara tadi Ibu belum makan."

"Oh." Singkat saja jawabannya, kepalanya menengadah menatap CCTV yang ada di depan minimarket. "Boleh tukar tempat duduk, nggak?"

"Siap." Lalu kami bertukar tempat duduk, aku rasa ia menghindari CCTV. Sedari tadi pun aku melihat gadis berbibir mungil ini menatap kosong ke seberang jalan. Kuikuti ke mana arah matanya, ternyata ke sebuah baliho partai.

Meski aku tak paham dengan politik dan jarang mengikuti perkembangan berita, sedikitnya aku tahu itu adalah baliho dari partai yang menaungi Afrizal Fadli, presiden periode sebelumnya yang juga bapak mertua Shelomita.

Saat menunggunya di rumah pesta tadi, iseng aku mencari berita yang terkait dengan Shelomita dan Pak Jodi, ternyata mereka menikah hampir enam tahun lamanya. Hanya saja, hingga sekarang belum dikaruniai keturunan.

Jika dikaitkan dengan arah pembicaraan Pak Jodi tadi siang, sepertinya hubungan pernikahan keduanya tidak harmonis. Terlihat sekali Shelomita sangat tertekan.

Bagaimana bisa ia sangat tertekan? Shelomita dan Pak Jodi bak pasangan serasi. Sama-sama berasal dari keluarga terpandang dan kaya sejak lahir.

Shelomita Nicta Chayarani, namanya sulit untuk dihafal. Akan tetapi, aku jadi tahu berapa usianya setelah berseluncur di internet. Dia dua tahun lebih tua dariku. Anak tunggal dari mantan direktur bank BUMN.

"Ibu tidak pernah makan mie instan?"

"Pernah, tapi nggak pernah makan di pinggir jalan begini."

Oh, pantas saja dia menghindari CCTV.

"Shelomita Nicta Chayarani."

"Apa?" Dia terkejut, aku pun terkejut karena tanpa sadar menyebut namanya, menghafalkan namanya.

"Maaf, Bu. Saya hanya menghafal saja, nama Ibu susah dilafalkan."

Ah! Kenapa aku harus terus terang begini jika sedang menghafal namanya.

"Makan, Bu. Kalau sudah dingin nggak enak."

Dia menatap sekelabat, kemudian mulai mengambil wadah mie instan di meja. Aku sudah lebih dulu mengambil dan segera memakannya cepat.

Shelomita mulai menggerakkan sendoknya pelan, bahasa tubuhnya kaku. Kenapa aku nggak peka? Mungkin dia tidak biasa makan semeja dengan bawahannya, tetapi bagaimana lagi, meja hanya ini. Meja di sebelah terisi dua orang sopir truk yang sedang menghabiskan kopi. Kuhabiskan mie instanku secepat kilat, bahkan tak sempat mengunyah, langsung tertelan seperti ular sedang memakan mangsa. Habis!

Aku permisi padanya, memilih sedikit jauh dengan dalih ingin merokok di pojok parkiran sana. Membiarkan ia makan selagi aku pergi.

Setengah jam ia menghabiskan makanannya. Aku ragu-ragu apa harus mendatanginya atau menunggu saja sampai ia menyuruhku mengantar pulang.

Aku tunggu saja!

Menunggu itu membosankan? Tidak juga, setidaknya sambil menikmati terangnya rembulan malam, aku bisa puas memandang wajah Shelomita yang lebih indah dari bulan di atas sana.

Dari kejauhan, aku bisa melihat ia sedang menelepon seseorang, entah siapa. Wajahnya serius saat bertutur dengan lawan bicaranya.

Waktu cepat sekali berlalu, hampir satu jam aku menunggunya.

Aku ke sana saja!

Ia menoleh saat tahu aku mendatanginya.
"Ibu, sudah mulai larut. Tidak apa-apa di luar terlalu lama?" basa-basiku.

Shelomita mengangkat gawainya. "Baterai handphone-ku habis. Punya nomornya Pak Tohir?"

"Ada, Bu."

"Tolong telepon, tamunya sudah pulang atau belum."

"Siap."

Semoga saja tamunya Pak Jodi belum pulang!

Meskipun aku juga mengkhawatirkan Shelomita kalau terlalu lama kena angin malam.

Sebenanrnya siapa tamu yang sangat dihindarinya hingga tetap memilih di luar daripada pulang ke rumah?

"Jangan telepon, chat saja." Shelomita tampak berpikir lagi, berubah pikiran. "Biar aku saja yang chat Pak Tohir."

Gawaiku berpindah ke tangannya. "Maaf, keypad-nya agak susah ditekan."

"Buat main game?" tanyanya.

"Iya, Bu."

"Pantas banyak aplikasi dan game-nya." Sorot mata Shelomita bermain di layar gawaiku. Tidak sebagus dan semahal gawainya, tetapi semoga saja sinyalnya cukup bagus.

Shelomita mengetik beberapa kata yang terangkai menjadi kalimat singkat. Lalu menyerahkan gawai kembali padaku.

"Terima kasih," ujarnya singkat.

Sambil menunggu balasan Pak Tohir, aku berdiri tak jauh di sebelahnya.

"Duduk saja kalau mau," katanya sambil melirikku sedang menggerakkan kaki yang sudah satu jam lamanya berdiri sejak di pojok parkiran tadi.

"Siap." Aku menarik kursi sedikit agak jauh dari sebelumnya. Layar gawaiku menyala terang. Sepertinya ini balasan Pak Tohir.

Semoga saja harapanku terkabul.

"Balasan dari Pak Tohir, Bu."

"Apa katanya?"

Aku membaca chat singkat yang baru saja masuk.
Harapanku terkabul!

"Bu Verni masih ada, Bu. Ini balasan Pak Tohir."

Bu Verni? Sebenarnya siapa dia? Mobil sport yang tadi terparkir ternyata pemiliknya bernama Verni. Kalau dipikir-pikir wanita ini selalu ada saat Shelomita tak ada di rumah.

"Ya sudah, tunggu sebentar lagi." Shelomita menoleh. "Kamu belum ngantuk kan?"

"Siap, belum."

Mana mungkin aku membiarkan rasa kantukku saat ada kamu sedekat ini.

Suasana canggung kembali menyelimuti.

"Setiap orang punya cara masing-masing untuk mengusir rasa bosan. Apa yang kamu lakukan saat menunggu begini?"

Aku senang dia mengajakku berbicara, mungkin pengalihan rasa tak enak padaku karena harus menemaninya menunggu tamu yang tak kunjung pulang.

"Siap. Hmm, main handphone, Bu. Berselancar di internet sambil lihat-lihat yang lagi trending."

"Kalau Ibu?" tanyaku memberanikan diri.

"Yang pasti bukan melakukan hal sepertimu. Justru aku menjauhi berselancar di internet."

"Kenapa begitu, Bu?"

"Masalahku sudah banyak. Aku tidak mau menambahnya."

Ya, berita-berita miring atau bahkan berita politik pasti membuatnya semakin tertekan. Berita itu menjadi beban untuknya.

Hening. Kami sama-sama diam kembali. Shelomita tertunduk seraya mengamati sepatunya. Sekali lalu ia mengamati jalan yang berangsur sepi. Aku berpikir bagaimana cara bisa membuat pertemuan yang singkat ini sedikit menghiburnya. Paling tidak, aku hanya ingin melihat senyumnya.

Aku menyodorkan gawai, masih menapaki jalan menuju senyumnya, apakah bisa kulihat malam ini, senyum itu?

"Bu, di handphone saya ada aplikasi yang seru. Ibu bisa mencobanya, mungkin s**a."

"Aplikasi apa?"

"Aplikasi pengubah wajah. Jadi bisa melihat wajah kita saat masih anak-anak dan wajah kita saat tua."

"O ya?"

Syukurlah, pradugaku tepat. Dia mulai tertarik.

Aku segera menunjukkan cara kerja aplikasi itu, kugunakan fotoku lebih dulu. Shelomita memperhatikan serius.

"Coba pakai fotoku dulu, ya."

Fotoku sebagai alat uji coba, kupilih foto yang paling tampan menurutku. Ah, ada-ada saja aku ini.
"Klik geser ke sini untuk melihat wajah anak-anak."

Menunggu beberapa detik, wajah di fotoku terganti. "Nah, ini wajah anak-anak."

Senang, aku senang, melihat ada sedikit senyuman di bibirnya yang berwarna peach.

"Nah, ini wajah tua," ucapku.

Muncul kembali senyuman di wajahnya. Aku harus bekerja lebih keras untuk membuatnya selalu tersenyum seperti ini.

"Ibu mau coba?"

"Aku?" Ekspresi Shelomita berubah ragu.

"Iya, coba saja, Bu. Biar tidak penasaran seperti apa wajah Ibu saat tua nanti."

Ia mengangguk pelan dengan roman wajah yang meragu.

Aku mengangkat gawaiku setelah menghidupkan fitur kamera dan kuarahkan ke wajahnya. Wajah Shelomita memenuhi layar gawaiku. Matanya yang bercahaya membuatku gugup, alisnya membentuk barisan semut hitam yang rapi juga membuat matanya semakin indah hingga membuatku menahan napas. Bibirnya ... ah, sial! Pria sepertiku pasti akan jatuh tertunduk jika disentuh oleh bibir itu.

"1 ..., 2 ..., 3 ...!"

Yess! Aku punya fotonya!

Bersambung

Judul: Shelomita
Penulis: bunga_btp
Ada di SKY4D
KUNJUNGI WEBSITE NYA

Sekarang situs SKY4D telah menjalin hubungan baik dengan bank BSI , jadi anda tidak perlu khawatir lagi Daftar hanya di ...
04/03/2024

Sekarang situs SKY4D telah menjalin hubungan baik dengan bank BSI , jadi anda tidak perlu khawatir lagi

Daftar hanya di situs sky4d

04/03/2024

Tidak perlu mengejar yang tidak pasti , karena engkau hanya akan menyakiti dirimu sendiri

Satu hal yang paling menyesakkan jiwa adalah harus berpura-pura ikut bahagia ketika melihat orang yang dicintai mencinta...
04/03/2024

Satu hal yang paling menyesakkan jiwa adalah harus berpura-pura ikut bahagia ketika melihat orang yang dicintai mencintai orang lain

Pergilah jika itu membuatmu bahagia, biarkan luka ini ku sembuhkan sendiri 🥲                                            ...
04/03/2024

Pergilah jika itu membuatmu bahagia, biarkan luka ini ku sembuhkan sendiri 🥲


12/12/2023

disarankan walupun sering rungkad wkwkw

 Skytoto hadiah togel terbesar di kelas nya
06/12/2023



Skytoto hadiah togel terbesar di kelas nya

09/08/2023

Rekomendasi game gacor bisa deposit pulsa hanya di

Janda anak 2 😋
16/06/2023

Janda anak 2 😋


08/06/2023

CLAIM BONUS 50 ribu Sekarang juga inbox

Address

Tanjung Duren Utara
Jakarta
11047

Telephone

+6287744893947

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Dinda Admin Slot posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Dinda Admin Slot:

Share