D Batak

D Batak Hiburan
Lagu Batak
Sejarah
Budaya Adat Batak

Potret Tiga tokoh penting sejarah indonesia. Dua founding father sebagai Proklamator yaitu Soekarno & Moh.Hatta dan seor...
15/11/2025

Potret Tiga tokoh penting sejarah indonesia. Dua founding father sebagai Proklamator yaitu Soekarno & Moh.Hatta dan seorang tokoh Militer yang sangat berjasa dalam perang kemerdekaan Jenderal Sudirman.

Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada 24 Januari 1916. Karena keterbatasan ekonomi, ia diadopsi oleh pamannya...
14/11/2025

Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada 24 Januari 1916. Karena keterbatasan ekonomi, ia diadopsi oleh pamannya, Raden Cokro Sunaryo, seorang camat Rembang. Ia bersekolah di sekolah pribumi dan dikenal sebagai siswa yang rajin dan aktif dalam organisasi seperti Hizboel Wathan, organisasi kepanduan Muhammadiyah. Ia sempat menjadi guru di sekolah dasar Muhammadiyah di Cilacap. Pada tahun 1944, Soedirman bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA), sebuah organisasi militer bentukan Jepang. Ia dengan cepat diangkat menjadi komandan batalion di Kroya, Banyumas.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Soedirman berhasil melucuti senjata tentara Jepang di Banyumas tanpa pertumpahan darah.

Sebagai panglima, ia memimpin pasukannya dalam pertempuran sengit di Ambarawa melawan pasukan Inggris. Menggunakan taktik "supit urang", ia berhasil memukul mundur pasukan Sekutu pada 15 Desember 1945.

Saat terjadi Agresi Militer Belanda II pada Desember 1948, Belanda menduduki Yogyakarta dan menangkap para pemimpin, termasuk Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Walaupun kondisinya lemah karena TBC dan baru saja menjalani operasi, Soedirman menolak menyerah. Ia memutuskan untuk memimpin perang gerilya.

Selama berbulan-bulan, ia memimpin pasukannya melintasi medan berat di pedalaman Jawa, dari hutan hingga sungai, sambil ditandu oleh para prajuritnya. Taktik ini dirancang untuk melemahkan Belanda secara perlahan

Bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Letkol Soeharto, Soedirman memimpin serangan besar-besaran di Yogyakarta yang membuktikan bahwa Republik Indonesia masih berjuang.

Atas taktik perangnya yang jenius dan keteguhannya dalam berjuang, ia mendapat julukan "Bapak Gerilya Indonesia".

Soedirman meninggal dunia pada 29 Januari 1950 di Magelang, pada usia 34 tahun, karena penyakitnya.

Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Atas jasanya, pemerintah menganugerahkannya gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1964 dan menjadi orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Jenderal Bintang Lima.







B**g Tomo (Sutomo) adalah pahlawan nasional indonesia lahir di blauran pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya.B**g Tomo...
14/11/2025

B**g Tomo (Sutomo) adalah pahlawan nasional indonesia lahir di blauran pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya.

B**g Tomo adalah Pahlawan Nasional Indonesia yang terkenal karena peranannya dalam pertempuran surabaya. Beliau adalah seorang orator ulung.

B**g Tomo wafat pada tanggal 7 Oktober 1981 di Padang Arafah dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.









Sutomo (B**g Tomo) adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Ia dike...
14/11/2025

Sutomo (B**g Tomo) adalah salah satu tokoh yang berperan penting dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Ia dikenal sebagai tokoh yang menyerukan slogan "Merdeka atau Mati" dalam pidato berapi-apinya dalam Pertempuran Surabaya.
Nama asli B**g Tomo adalah Sutomo. Tokoh satu ini lahir di Blauran, Surabaya pada 3 Oktober 1920 dari pasangan Kartawan Tjiwowijojo dan Subastia.

B**g Tomo lahir di keluarga dengan ekonomi kelas menengah. Namun, keluarganya sangat menghargai dan menjunjung tinggi pendidikan.

Riwayat Pendidikan dan Karier B**g Tomo
Mengutip studi yang terbit di Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah Volume 2, No. 2. Oktober, 2021 karya Choirani Fika Purmeica, dan kawan-kawan, B**g Tomo menjalani pendidikan formal sejak kecil.

Saat berusia enam tahun, B**g Tomo bersekolah di Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Surabaya. Setelah lulus, ia sempat melanjutkan pendidikannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), tetapi tidak sampai lulus karena faktor ekonomi.

Pada 1933, B**g Tomo kemudian bergabung dalam gerakan Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI). Selain terlibat aktif di KBI, ia juga mendirikan organisasi Laskar Barisan, yakni organisasi yang dibentuk untuk memperkokoh semangat perjuangan masyarakat di Surabaya.

Setelah Indonesia merdeka, B**g Tomo melanjutkan pendidikannya yang sempat terputus. Ia berkuliah mengambil Jurusan Ekonomi di Universitas Indonesia pada 1959-1968.

Perjuangan B**g Tomo pada Pertempuran Surabaya 10 November
Menurut studi yang terbit di Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 2, No. 3, Desember 2023 karya Muhammad Haerulloh Zikri dan Yuli Asmarita, B**g Tomo memainkan peran penting dalam mengobarkan semangat "arek-arek Suroboyo" atau rakyat Surabaya pada Pertempuran 10 November 1945.

Melalui siaran radio, B**g Tomo berpidato menyerukan seluruh rakyat untuk melakukan serangan kepada pasukan sekutu yang berisi tentara Inggris dan Netherlands Indies Civil Administration (NICA) dari Belanda, dengan seruannya yang terkenal "Merdeka atau Mati".

Selain itu, B**g Tomo turut andil dalam merebut persenjataan bekas pasukan Jepang di gedung tua Panti Asuhan Don Bosco, Surabaya. Persenjataan tersebut kemudian digunakan oleh B**g Tomo dan rakyat Surabaya untuk melawan pasukan Sekutu dan NICA.

Sebelum Pertempuran Surabaya, B**g Tomo juga mendirikan organisasi Laskar Barisan pada 12 Oktober 1945. Organisasi ini berhasil menarik simpati rakyat Surabaya dari berbagai kalangan, dengan anggota yang diperkirakan mencapai 3.500 orang.

Potret Pahlawan Nasional Indonesia.Haji Agus Salim lahir dengan nama kecil Mashudul Haq di Koto Gadang, Bukittinggi, Sum...
14/11/2025

Potret Pahlawan Nasional Indonesia.
Haji Agus Salim lahir dengan nama kecil Mashudul Haq di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatera Barat pada 8 Oktober 1884, dari keluarga bangsawan Minangkabau. Ia menempuh pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) dan kemudian Hogere Burgerschool (HBS) di Batavia, lulus pada 1903 sebagai salah satu siswa terbaik di tiga kota besar di Hindia Belanda.

Perjuangan H. Agus Salim dalam Memerdekakan indonesia adalah
melalui jalur diplomasi dan politik dengan fokus utama memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia di kancah internasional setelah proklamasi kemerdekaan, serta berperan dalam perumusan dasar negara dan penyusunan UUD 1945.
ditetapkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keputusan Presiden Indonesia Nomor 657 tahun 1961.





Sejarah 12 November 1945, Jenderal Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) atau Panglima...
13/11/2025

Sejarah 12 November 1945, Jenderal Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR) atau Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia pertama dan termuda melalui Konferensi TKR yang berlangsung di Yogyakarta, tepatnya di Markas Besar TKR. Dalam konferensi itu, Soedirman memenangkan pemilihan yang berlangsung melalui proses pemungutan suara yang ketat dan buntu dalam dua tahap, mengungguli kandidat lain termasuk Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Staf Umum TKR. Konferensi ini dihadiri oleh para panglima divisi dan komandan resimen serta tokoh-tokoh penting lokal seperti Paku Buwono XII dan Hamengku Buwono IX. Supriyadi, yang sebelumnya ditunjuk sebagai pimpinan tertinggi TKR dan Menteri Keamanan Rakyat oleh Presiden Sukarno, tidak pernah muncul, sehingga posisi Panglima Besar TKR tetap kosong sebelum akhirnya Soedirman terpilih sebagai pemimpin.

Soedirman saat itu berusia 29 tahun, menjadikannya panglima termuda dalam sejarah militer Indonesia. Pemilihan Panglima Besar TKR sangat penting, karena posisi ini merupakan pucuk pimpinan tertinggi angkatan perang Republik Indonesia yang baru saja terbentuk, dengan tugas berat mengkoordinasikan pertahanan negara menghadapi ancaman dari pasukan Sekutu dan Belanda yang hendak kembali ke Indonesia. Setelah pemilihan di konferensi pada 12 November 1945, Soedirman secara resmi dikukuhkan sebagai Panglima Besar TKR pada tanggal 18 Desember 1945 oleh Presiden Soekarno di Markas Besar Tentara di Yogyakarta, yang juga dihadiri Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Perdana Menteri Sutan Syahrir. Penunjukan ini mengukuhkan peran vitalnya dalam mengorganisir dan memimpin perjuangan militer Indonesia di masa awal kemerdekaan.







➡️ Kisah Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya — peristiwa besar yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan 🇮🇩🩸 Lat...
13/11/2025

➡️ Kisah Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya — peristiwa besar yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan 🇮🇩

🩸 Latar Belakang
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia masih harus mempertahankan kemerdekaan itu. Pasukan Sekutu yang datang ke Indonesia, dipimpin oleh Inggris, bermaksud melucuti senjata Jepang. Namun, di balik itu, Belanda ikut membonceng dengan misi ingin menjajah kembali.
Pada 25 Oktober 1945, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat di Surabaya. Mereka menuntut rakyat Indonesia menyerahkan senjata hasil rampasan dari Jepang. Tuntutan itu ditolak mentah-mentah oleh rakyat Surabaya.

⚔️ Insiden Jenderal Mallaby
Ketegangan memuncak pada 30 Oktober 1945, ketika terjadi baku tembak antara pejuang Indonesia dan pasukan Sekutu di sekitar Jembatan Merah. Dalam pertempuran itu, Brigjen Mallaby tewas — mobilnya meledak dan terbakar.
Kematian Mallaby membuat Inggris marah besar.

🔥 Serangan Besar 10 November 1945
Pada 10 November 1945, pasukan Inggris melancarkan serangan besar-besaran ke Surabaya dengan kekuatan penuh:
30.000 tentara Inggris dan Gurkha,
pesawat tempur, tank, dan kapal perang di pelabuhan Tanjung Perak.
Sementara itu, rakyat Surabaya berjuang dengan senjata seadanya — bambu runcing, senapan rampasan, dan semangat merdeka.

💪 Semangat Arek-Arek Suroboyo
Di bawah pimpinan tokoh seperti:
B**g Tomo, yang berapi-api menyemangati rakyat lewat pidato di radio,
KH Hasyim Asy’ari, ulama besar yang mengeluarkan Resolusi Jihad untuk membela tanah air,
dan banyak pemuda serta santri yang berjuang tanpa kenal takut.
Pertempuran berlangsung hingga lebih dari 3 minggu. Ribuan pejuang gugur, tapi semangat mereka membuat dunia tahu bahwa Indonesia tidak akan tunduk.

✍️ Pesan B**g Tomo
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu kita tidak akan menyerah kepada siapa pun juga!”

🕊️ Makna Hari Pahlawan
Pertempuran Surabaya menjadi simbol keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air.
Karena heroisme luar biasa itu, 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa para pejuang yang rela mati demi kemerdekaan.
Surabaya kalah secara senjata, tapi menang secara kehormatan.
Dunia mencatat, bangsa kecil bernama Indonesia melawan kekuatan dunia tanpa rasa takut.
Dari puing-puing kota itu lahirlah semangat abadi — semangat Hari Pahlawan.
Dan setiap tanggal 10 November, api Surabaya kembali menyala dalam hati setiap anak bangsa.
“Mereka telah tiada, tapi semangatnya tak pernah padam.”





Soemarsono, tokoh Pertempuran 10 November 1945 yang dilupakan,  malah dikaitkan dengan Madiun 1948 dan dipenjara pascatr...
13/11/2025

Soemarsono, tokoh Pertempuran 10 November 1945 yang dilupakan, malah dikaitkan dengan Madiun 1948 dan dipenjara pascatragedi G30S 1965.

Dalam Pertempuran 10 November 1945 Surabaya, orang-orang lebih mengenal ketokohan B**g Tomo. Padahal ada tokoh lain yang punya peran tak kalah penting dalam perang kota terbesar di Indonesia itu.

Dialah Soemarsono, pejuang Pertempuan 10 November 1945 yang terlupakan.

Dalam pertempuran tersebut, banyak tokoh pejuang yang berjasa dan dianggap sebagai pahlawan. Seperti B**g Tomo, Gubernur Suryo, KH Hasyim Asy'ari, dan lain-lain.

Namun, ada satu tokoh yang mungkin kurang dikenal, bahkan cenderung dilupakan, oleh masyarakat luas, padahal dia memiliki peran penting dalam pertempuran tersebut. Dialah Soemarsono yang di kemudian hari mencetuskan 10 November sebagai Hari Pahlawan.

Soemarsono lahir di Kutoarjo, Jawa Tengah, pada 22 September 1921. Dia adalah seorang aktivis pemuda yang terlibat dalam berbagai organisasi pergerakan nasional.

Soemarsono juga turut mendirikan Pemuda Republik Indonesia (PRI). Saat Jepang menyerah kepada Sekutu pada Agustus 1945, Soemarsono berada di Surabaya dan menjadi saksi sejarah pertempuran yang terjadi di kota tersebut.

Dia disebut turut bertempur bersama arek-arek Suroboyo melawan pasukan Sekutu yang ingin menguasai kembali Indonesia. Soemarsono juga menjadi salah satu pembicara dalam rapat-rapat penting yang membahas strategi dan sikap menghadapi ultimatum Sekutu.

Soemarsono memiliki jasa besar dalam Pertempuran Surabaya, baik sebagai pejuang maupun sebagai pengusul Hari Pahlawan. Saat Rapat Badan Kongres Pemuda Republik Indonesia pada 4 Oktober 1946, Soemarsono mengusulkan supaya setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Hal itu dia lakukan untuk mengenang besarnya perang Arek-arek Suroboyo dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Forum pun menyetujui usulan tersebut, pun demikian dengan Presiden Sukarno.

B**g Karno kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1946 tentang Hari Pahlawan pada 9 Oktober 1946. 10 November 1946 pun menjadi peringatan Hari Pahlawan untuk yang pertama kalinya.

Sementara apa yang dia usulkan tetap dikenang hingga sekarang, tapi sang pengusul tidak. Soemarsono masih dilupakan hingga sekarang.

Ada beberapa faktor yang membuatnya terlupakan. Seomarsono pernah mengaku tak ingin menonjolkan diri sebagai pahlawan atau tokoh penting dalam pertempuran tersebut. Dia lebih menghargai peran rakyat sebagai pahlawan sejati.

Pada 1948 dia dikaitkan dengan Peristiwa Madiun 1948 yang mau tak mau itu membuat nama Soemarsono masuk dalam "daftar hitam" sejarah Indonesia. Setelah peristiwa Gerakan 30 September Soemarsono dipenjara oleh rezim Orde Baru dan baru dibebaskan pada 1978.

Setelah itu, dia memutuskan pindah ke Australia dan menjadi warga negara di sana hingga meningg4l duni4.





Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di Surabaya dengan dalih melucuti tentara Je...
13/11/2025

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pasukan Sekutu (Inggris) mendarat di Surabaya dengan dalih melucuti tentara Jepang. Namun, kehadiran administrasi sipil Belanda (NICA) yang menyertai mereka memicu ketegangan. Insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato semakin memanaskan suasana.

Setelah Brigadir Jenderal AWS Mallaby tew4s dalam baku tembak, pihak Inggris mengeluarkan ultimatum agar semua pejuang Indonesia di Surabaya menyerahkan senjata pada 10 November 1945 pukul 06.00 pagi. Ultimatum ini ditolak mentah-mentah oleh rakyat Surabaya, yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti B**g Tomo.

Terjadilah pertempuran besar yang berlangsung selama kurang lebih tiga minggu. Pertempuran ini merupakan salah satu yang terbesar dan paling heroik dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia, dengan ribuan korb4n jiw4 di pihak Indonesia. Semangat juang yang ditunjukkan dalam pertempuran ini membuat Presiden Soekarno menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional.




12/11/2025

Menikmati Musik Uning Uningan Opera Batak Di Acara Pesta Adat Batak

7 Tokoh Pertempuran Surabaya 10 November Profil dan Perannya10 November kita kenal dengan Hari Pahlawan, namun apakah ki...
11/11/2025

7 Tokoh Pertempuran Surabaya 10 November Profil dan Perannya
10 November kita kenal dengan Hari Pahlawan, namun apakah kita cukup mengenal tokoh-tokohnya? Ditulisan kali ini saya ingin menyuguhkan tulisan tentang 7 tokoh pertempuran Surabaya 10 November.

1. B**g Tomo (Soetomo)
B**g Tomo merupakan salah satu sosok penting termasuk tokoh Pertempuran Surabaya 10 November 1945. B**g Tomo memiliki jasa besar dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada saat melawan penjajah yang ingin kembali menjajah Indonesia tepatnya di kota Surabaya.

Salah satu peran besar B**g Tomo dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yakni melalui pidato B**g Tomo berhasil membangkitkan semangat rakyat Surabaya untuk kembali melawan para penjajah.

Seperti dilansir laman Perpustakaan Sekretariat Negara, pria yang akrab disapa B**g Tomo ini memiliki nama asli Sutomo. B**g Tomo lahir pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya. B**g Tomo wafat pada tanggal 7 Oktober 1981 di Padang Arafah dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.

2. Gubernur Suryo
Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo yang kerap disapa Raden Suryo adalah Gubernur Jawa Timur yang menjadi pencetus Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Menurut keterangan pegiat sejarah Surabaya Kuncarsono, Gubernur Suryo menjadi tokoh Pertempuran Surabaya yang paling sibuk.

Selama Pertempuran Surabaya berlangsung, salah satu peran Gubernur Suryo yakni melakukan komunikasi intens untuk meminta pertolongan pada pemimpin negeri seperti B**g Karno dan B**g Hatta, ketika Inggris mengelurakan Ultimatum 10 November 1945.

Sebagai pemegang kendali penuh Surabaya, pada tanggal 9 November pukul 23.00 WIB, Gubernur Suryo kemudian membacakan keputusan akan menghadapi sekutu hingga titik darah penghabisan. Pidato Gubernur Suryo itu kemudian dikenal dengan 'Komando Keramat'.

3. KH. Hasyim Asy'ari
Kyai Haji Hasyim Asy'ari adalah sosok pelopor persatuan umat dan tokoh modernisasai pesantren. Seperti dikutip dari Ensiklopedia Pahlawan Nasional, KH Hasyim Asy'ari lahir pada tanggal 20 April 1875 di Demak. Beliau termasuk dalam tokoh Pertempuran Surabaya yang juga memiliki peran besar.

Perannya dalam Pertempuran Surabaya 10 November berawal dari fatwa 'Resolusi Jihad' yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Fatwa itu berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang kemudian melahirkan peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

4. HR Mohammad Mangoendiprodjo
Mayjen TKR HR Mohammad Mangoendiprojo merupakan Pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang termasuk tokoh Pertempuran Surabaya yang berperan penting. Seperti dilansir situs resmi DPAD Jogja, HR Mohammad Mangoendiprodjo berperan sebagai wakil Indonesia dalam kontak biro dengan pasukan Inggris di Surabaya.

Mangoendiprodjo sempat mengalami peristiwa dramatis, bahkan membahayakan nyawanya. Untuk mencegah pasukan Inggris yang menduduki gedung Bank Internatio menembaki masa yang mengadakan pengepungan. Mohammad Mangoendiprojo wafat pada tanggal 13 Desember 1988 di Bandar Lampung.

5. Mayjen Moestopo
Prof. Dr. Moestopo merupakan Mayjen TNI yang lahir pada tanggal 13 Juni 1913 di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, seperti dilansir situs resmi DPAD Jogja. Mayjen Moestopo juga termasuk dalam tokoh Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Pada masa pendudukan Jepang, Moestopo mengikuti pelatihan tentara Pembela Tanah Air (Peta) angkatan kedua di Bogor, Jawa Barat. Selesai pelatihan, ia diangkat sebagai shudanco (komandan kompi) di Sidoarjo, meski sejatinya kemampuan Moestopo melebihi kemampuan seorang shudanco.

6. Mayjen Sungkono
Mayjen Sungkono merupakan komandan BKR yang termasuk pejuang tokoh Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Seperti dilansir situs resmi Arsip Purbalingga, Sungkono lahir pada tanggal 1 Januari 1911 di Purbalingga Kidul Kabupaten Purbalingga.

Namanya begitu harum di Jawa Timur, karena Mayjen Sungkono tidak hanya sekedar berteriak-teriak memberi komando lewat radio, tetapi juga memimpin langsung pertempuran yang sedang berkobar hebat di seluruh kota. Ia terus memimpin pertempuran hingga Surabaya mendapat julukan "kota pahlawan".

7. Abdul Wahab Saleh
Nama Abdul Wahab juga tak luput dari daftar tokoh Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Abdul Wahab Saleh adalah seorang fotografer Antara yang berhasil mengabadikan momen bersejarah perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato.

Seperti dilansir Antara, Abdul Wahab Saleh merupakan pejuang masa itu yang juga fotografer dan wartawan. Fotografer Abdul Wahab Saleh memotret peristiwa heroik Arek-Arek Suroboyo dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.








Awal Kehidupan Sang Raja Sisingamangaraja XIISisingamangaraja XII lahir sekitar tahun 1845 di Bakkara, sebuah lembah yan...
11/11/2025

Awal Kehidupan Sang Raja Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja XII lahir sekitar tahun 1845 di Bakkara, sebuah lembah yang subur di tepi Danau Toba. Nama kecilnya adalah Patuan Bosar Ompu Pulo Batu. Ia adalah putra dari Sisingamangaraja XI, raja dan pemimpin spiritual rakyat Batak Toba.

Sejak kecil, ia tumbuh dalam suasana adat dan spiritualitas Batak yang kuat. Ia diajarkan untuk berjiwa adil, bijaksana, dan menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Ia dikenal pendiam, tegas, dan memiliki aura kharismatik yang membuat rakyat hormat padanya.

Ketika ayahnya wafat, rakyat menobatkannya sebagai Sisingamangaraja XII — penerus tahta dan gelar suci yang berarti “Raja yang berasal dari keturunan Sang Maha Raja.”

---

⚔️ Awal Perlawanan terhadap Belanda

Sekitar tahun 1870-an, kekuasaan Belanda mulai masuk ke Tanah Batak dari arah Sumatera Timur dan Aceh. Mereka ingin menguasai daerah itu untuk memperluas kekuasaan kolonial dan mengambil sumber daya alamnya.

Belanda membawa misi “penertiban” — namun di balik itu mereka ingin memaksakan agama Kristen dan pajak kolonial kepada rakyat Batak yang sebelumnya bebas. Hal ini menimbulkan kemarahan besar di kalangan raja-raja dan rakyat.

Sisingamangaraja XII menolak tunduk. Ia bertekad mempertahankan adat, kepercayaan, dan kemerdekaan rakyat Batak. Maka, pada tahun 1878, meletuslah Perang Toba, yang dikenal juga sebagai Perang Batak.

---

🔥 Perang Toba (1878–1907)

1. Serangan Pertama ke Balige

Sisingamangaraja XII memimpin langsung pasukan rakyat menyerang Benteng Balige, markas Belanda di tepi Danau Toba.
Pasukannya hanya bersenjatakan tombak, pedang, dan senapan tua, namun semangat mereka berkobar.

Pertempuran berlangsung sengit — banyak korban di kedua pihak. Belanda yang memiliki senjata modern sempat kewalahan karena rakyat Batak menyerang secara gerilya dari hutan dan tebing.

---

2. Perang Gerilya di Pegunungan

Setelah Balige jatuh ke tangan Belanda, Sisingamangaraja XII mundur ke hutan-hutan Dairi dan Pakpak, mengatur strategi baru. Ia membangun perlawanan rakyat dari desa ke desa.
Rakyat Batak memandangnya bukan sekadar raja, tapi juga pemimpin spiritual dan pelindung bangsa.

Selama hampir 30 tahun, ia memimpin perang gerilya tanpa menyerah. Belanda beberapa kali menawarkan perdamaian, namun ia menolak karena tidak mau Tanah Batak dijajah.

---

🛡️ Karakter dan Kepemimpinan

Sisingamangaraja XII dikenal beriman, adil, dan sederhana. Ia tidak memiliki istana mewah. Setiap keputusan diambil berdasarkan musyawarah adat.
Rakyat percaya bahwa ia memiliki “tondi na so mate” — semangat yang tidak pernah mati.

Ia selalu berkata kepada rakyatnya:

> “Lebih baik mati di tanah sendiri, daripada hidup sebagai budak di tanah orang.”

---

💔 Akhir Perjuangan

Pada tahun 1907, setelah dikejar selama bertahun-tahun oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kapten Hans Christoffel, ia tertangkap di Sionom Hudon, Dairi.
Dalam pengepungan itu, Sisingamangaraja XII tertembak dan gugur bersama kedua anaknya, Patuan Nagari dan Patuan Anggi.

Jasadnya dibawa ke Tarutung, lalu dimakamkan dengan penghormatan besar oleh rakyat Batak.
Meski gugur, semangatnya justru menjadi api kemerdekaan bagi seluruh bangsa Indonesia.

---

🕊️ Warisan dan Penghormatan

Tahun 1961, Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional.

Namanya diabadikan sebagai Jalan Sisingamangaraja di banyak kota besar di Indonesia.

Monumen perjuangannya berdiri megah di Balige dan Bakkara.

Wajahnya diabadikan dalam buku sejarah dan menjadi simbol keberanian dan harga diri bangsa Batak.

---

✊ Makna Perjuangan Sisingamangaraja XII

Perjuangan Sisingamangaraja XII bukan sekadar perang melawan penjajahan — tetapi perang mempertahankan jati diri bangsa.
Ia mengajarkan bahwa:

Kemerdekaan harus diperjuangkan dengan darah dan keberanian.

Adat dan kepercayaan adalah identitas yang tidak boleh dijual.

Pemimpin sejati harus rela berkorban untuk rakyatnya.





Address

Medan

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when D Batak posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share