Cerita Senja

Cerita Senja Penulis dan Aktivis Sosial Agama

https://lynk.id/cerita_senjaKlik, kunjungi dan belanja ya....
08/10/2025

https://lynk.id/cerita_senja

Klik, kunjungi dan belanja ya....

Create Instant Mobile Webpage to sell your knowledge. Chat, Video Calls, Events, Digital Product. Share it across social media.

04/10/2025

Siang itu aku tidak jadi berangkat ke Jakarta dikarenakan kereta dan bus sudah berangkat. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali p**ang sejenak sekedar merebahkan tubuh dan aka kembali petang hari.

Ketika hari sudah menjelang petang, aku terbangun dari dunia lain dan bergegas menyiapkan segala keperluan. Mendengar suara berisik dariku, Bapak dan Ibu juga ikutan keluar dari kamar dan melihat aku mondar mandir mengumpulkan segala keperluan dan memasukkan ke dalam tas dan koper.

"Sudah semua?. Jangan sampai ada yang ketinggalan" celetuk Bapak mengawali suaranya.
"Sudah" jawabku singkat.
"Eh Bu, itu uang tadi sore sisa dari acara berikan" ucap Bapak seraya melihat ke arah Ibu. Entah acara apa yang dimaksud, akupun tak tahu karena siang sampe sore aku masih di jalan mencari armada.
"Tidak usah" jawabku kembali singkat.
"Bapak takut" ibuhnya dengan kata yang singkat p**a.
"Takut apa Pak?" celetuk Ibu menyahuti.
"Takut menderita" jawab Bapak yang sontak membuatku sedikit terdiam.

Dan...

Mentari pagi sudah menerobos masuk ke dalam celah-celah jendela kamar kosku. Ya itu hanya mimpi seorang perantau yang saat ini tinggal di Jakarta. Dan sekedar informasi bahwa Bapak sudah meniggal setahun yang lalu. Namun kata-kata Bapak dalam mimpi itu masih terngiang hingga terjagaku.

Seandainya di dalam kubur Bapak bisa membuka facebook, ingin aku mengatakan, "Pak, anakmu disini baik-baik saja. Bapak jangan khawatir. Maafkan anakmu yang selama ini mungkin kurang berbakti dan sering menyakiti hatimu. Namun percayalah, doa dan kasih sayangku lebih besar dari itu semua".

Cerita Senja
2025.09.04

Batang terakhir....Dapatkah kamu merasakan?
24/09/2025

Batang terakhir....
Dapatkah kamu merasakan?

17/09/2025

LITERASI SUNYI

Di tanah ini, huruf-huruf tertidur
Buku-buku terkunci, cahaya pun kabur
Literasi rendah, jalan retak tanpa arah
Tempat manip**asi menanamkan serakah

Suara lantang menggema di layar kaca
Namun maknanya kosong, fatamorgana semata
Kebenaran dipilin, jadi tali yang menjerat
Membungkus akal dalam kabut yang pekat

Mereka tak membaca, hanya mendengar
Percaya mentah tanpa bertanya, tanpa sadar
Kata-kata palsu jadi mahkota di kepala
Membiarkan dusta tumbuh tanpa cela

Namun di antara gelap, harapan tetap ada
Satu huruf, satu kata, awal kebangkitan jiwa
Pengetahuan adalah api kecil yang menyala
Mengusir manip**asi yang terus menggila

Bacalah, meski hanya satu lembar kertas
Karena dari sana, terang mulai memulas
Sekuat apa pun dusta berdiri di atas dunia
Ia runtuh di hadapan mereka yang memahami makna

===

Puisi oleh Ayas Jasmine

Tidak sebagaimana judulnya, novel ini justru bercerita tentang pengkhianatan, egoisme, dan pembunuhan baik pembunuhan ka...
17/09/2025

Tidak sebagaimana judulnya, novel ini justru bercerita tentang pengkhianatan, egoisme, dan pembunuhan baik pembunuhan karakter maupun secara fisik. Dan tentu saja kisah detektif.

Memang di awal disajikan dilema seorang menantu dimana Hengki Algaf (tokoh utama) yang berasal dari keluarga sederhana dengan pendidikan minim menikah dengan anak dari keluarga kaya yang sedikit menjunjung tinggi budaya bangsawan. Disamping itu peran istrinya sebagai wanita yang takut dan penurut pada orang tua semakin memperkuat posisi Hengki Algaf sebagai menantu yang lemah dan tidak berdaya.

Namun diluar dugaan, klimaksnya justru Helgi Algaf ini mati dengan cara dibunuh. Awalnya saya kira endingnya seputar penyelesaian masalah rumah tangga. Tapi ternyata tidak, justru tokoh utama mati dengan cara yang mengenaskan. Beralih p**a tema dari cerita prahara rumah tangga menjadi cerita detektif.

Ini merupakan salah satu novel lama yang saya ambil dari beberapa tumpukan buku di rak dinding. Buku terbitan PT Gramedia ini cukup menarik untuk kembali dibaca.

Cerita Senja
Tangerang, 2025.09.17

DISAPA SI PUTIH~True Story~Ini merupakan pengalaman pribadi yang mungkin tidak akan pernah terlupakan. Saking jelasnya k...
09/09/2025

DISAPA SI PUTIH
~True Story~

Ini merupakan pengalaman pribadi yang mungkin tidak akan pernah terlupakan. Saking jelasnya kisah beberapa tahun lalu itu akhirnya dapat aku tuangkan dalam tulisan ini.

Cerita ini bermula dari salah satu keluarga kami yang mempunyai hajat dan mengundang seluruh keluarga besar untuk hadir dalam acara tersebut. Panggil saja Pak Dhe, kerabat kami yang tinggal di daerah Jember, Jawa Timur mengundang kami untuk turut mendoakan almarhum Bu Dhe yang saat itu sudah 1000 harinya. Seluruh keluarga hadir dari berbagai kota, termasuk aku pun berangkat dengan dua mobil dari Sidoarjo. Usiaku kala itu masih sekitar 20 tahunan, dimana gejolak anak muda masih menggelora.

Kami semua tiba di rumah Pak Dhe satu hari sebelum acara kirim doa 1000 harinya Bu dhe dilaksanakan. Hal tersebut dimaksudkan agar kami dapat turut membantu menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk esok hari. Dikarenakan seluruh keluarga besar berkumpul, maka rumah Pak Dhe pun penuh sesak. Alhasil aku pun kehabisan tempat untuk merebahkan tubuh yang sedikit lelah karena perjalanan panjang ini. Sebagai remaja aku pun mengalah untuk tidur di dalam mobil serambi menjaga beberapa mobil yang sudah berjajar rapi di samping rumah Pak Dhe dari tangan-tangan jail.

Waktu itu terlihat di jam tanganku sudah menunjukkan pukul 11 malam. Aku pun mengatakan pada bapak bahwa aku akan tidur di mobil seraya mengajaknya p**a untuk turut istirahat bersama. Namun bapak waktu itu masih bernostalgia dengan Pak Dhe di teras rumah sambil menikmati secangkir kopi mengiringi obrolan mereka. Dengan terpaksa akupun menuju mobil sendirian karena tubuh sudah sangat lelah. Namun aku sempat berpesan kepada Bapak bahwa aku tidur di kursi tengah dan bapak di kursi depan.

Sengaja aku pilih kursi tengah karena bisa disandarkan 180 derajat dan ruang di kaki pun sedikit lebar. Tanpa memikirkan yang lain karena sudah terlalu lelah, aku pun merebahkan tubuhku. Aku tidur dengan lelapnya karena saking lelahnya. Teringat jelas kala itu jam menunjukkan pukul 11:45. Sekejap saja aku sudah masuk ke alam mimpi.

Sedang enaknya tidur tiba-tiba aku dikejutkan oleh Bapak yang tengah membuka pintu mobil. Seraya heran Bapak bergumam, “katanya di belakang kok malah di depan?”. Ya, posisiku waktu itu sudah berpindah di kursi depan sebelah supir. Karena kondisi sangat lelah aku pun mengabaikan hal itu. Namun sebelum aku kembali tidur, sempat terlihat dari jarak sekitar 20 meteran tepat di depanku ada sosok perempuan berbaju putih, berambut panjang, sedang menggendong bayi. Perempuan itu lantas melambaikan tangan isyarat memanggilku. Dan itu sangat terlihat jelas. Namun sekali lagi karena saking lelahnya akupun kembali tidur di kursi depan dan mengabaikan apa yang lihat. Sedikitpun tidak ada rasa takut dalam benak.

Adzan Subuh pun terdengar. Aku bangun untuk mandi dan melaksanakan sholat Subuh. Setelah membersihkan diri masing-masing, barulah kami melakukan aktivitas. Ada yang sudah mulai ke dapur, ada yang mau ke pasar membeli bahan-bahan yang diperlukan, dan sebagian lagi ada yang masih menikmati pagi dengan seduhan kopi yang sudah disiapkan. Kebanyakan laki-laki dan para orang tua yang berkumpul di ruang tengah. Kami ngobrol dan membahas kebutuhan-kebutuhan yang belum disiapkan.

Di tengah obrolan para orang tua tersebut, aku pun teringat kejadian malam tadi. Dan aku pun menceritakan perihal apa yang aku alami dan aku lihat tadi malam. Semua mendengarkan dengan seksama termasuk Pak Dhe yang notabene asli penduduk setempat. Setelah selesai bercerita Pak Dhe pun menanyakan ikhwal kebenaran ceritaku. Dan aku katakan betul dan aku masih ingat dengan jelas sekali. Lantas Pak Dhe pun kemudian bercerita bahwa tepat 7 hari yang lalu ada seorang wanita tua yang memiliki seorang bayi dihakimi oleh warga dengan dibakar rumahnya lantaran dituduh sebagai dukun santet. Perempuan itu terbakar hidup-hidup bersama anaknya yang masih bayi.

Seketika itu langsung merinding seluruh bulu kudukku. Padahal semalam tidak ada sedikitpun rasa takut. Mungkin karena lelahnya dan juga tidak ada pikiran apapun karena belum tahu kebenarannya. Anggapannya waktu itu yang melambaikan tangan adalah manusia biasa, makanya sedikit terabaikan. Setelah tahu cerita sebenarnya, seketika itu p**a sedikit was-was.

Inilah kisah nyata yang aku alami beberapa tahun lalu. Semoga menjadi hiburan bagi pembaca. Terima kasih suda meluangkan waktunya untuk membaca.

09/09/2025

JANJI SETIA

Ketika kita menjalani kehidupan, tentunya pembahasan berputar pada dua hal, Sang Pencipta dan yang dicipta. Dan dengan kondisi sadar atau pun tidak, dipahami atau tidak, di lubuk hati terdalam dalam sanubari kita pasti mengakui bahwa kita berada dalam posisi yang diciptakan. Mengapa saya beranggapan demikian, karena kita seringkali mengalami kelemahan, esedihan, kekalahan, rasa putus asa, dan sebagainya yang mempertegas indikator keter-cipta-an kita. Sudah tentu tidak mungkin Yang Mencipta mengalami hal demikian, maka tegas kita adalah yang dicipta.

Selanjutnya ada materi susulan yang perlu dibahas p**a. Apa konsekuensi dari keter-cipta-an kita? Tentunya ada tujuan, ada visi misi, ada peraturan dan keharusan yang wajib kita laksanakan. Dalam buku ini saya tidak akan membahas tentang tujuan, visi misi, peraturan atau apapun itu yang berkaitan dengan kehidupan kita. Saya justru ingin menekankan alasan mengapa dari penciptaan kita ini harus ada tujuan, visi misi, peraturan dan lain sebagainya itu. Mengutip dari firman Allah dalam Al Qur’an Surat Adz- Dzaariaat ayat 56 yang artinya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Dari ayat tersebut sudah pasti ada hak dan kewajiban antara pencipta dan yang dicipta. Hak Sang Pencipta adalah diakui keberadaan-Nya sebagai pencipta oleh yang dicipta, dan kewajiban yang dicipta adalah mengakui kehambaan diri sehingga mampu memantabkan hati bahwa Dia Sang Pencipta dan kita yang dicipta. Dengan kata lain ada sebuah ikrar dan janji yang berlegalitas dan sah antara hamba dan tuannya. Kontrak itulah yang kemudian akan menimbulkan banyak sekali pembahasan, entah yang berbau masalah atau kebaikan dan manfaat. Dan penjabaran dari kontrak tersebutlah buku ini dapat disusun.

Dalam Rukun Islam, kita mengenal istilah Syahadat pada poin pertama. Dan yang dinamakan rukun tentu harus berurutan dari awal hingga akhir. Sedangkan Syahadat yang berada di posisi pertama menjadi sesuatu yang sakral sebelum kita melakukan kegiatan peribadatan, bahkan aktivitas kehidupan sehari-hari. Mengapa saya mengatakan Syahadat menjadi sesuatu yang sakral sebelum kita menjalani kehidupan ini?. Hal tersebut tentu dapat dijawab setelah kita mengulas tuntas dan memahami secara utuh makna syahadat sesungguhnya.

Dalam kitab Sulam Taufiq karya Syaikh Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba’alawi dijelaskan bahwa wajibnya memahami dan mendalami Syahadat adalah sejak kita mukallaf yang dalam bahasa sederhana saya adalah orang yang sudah mampu berfikir dan membedakan mana perkara baik dan buruk. Istilah baligh dan berakal bagi saya tidak hanya terikat pada waktu dan masa, namun lebih kepada kematangan invidual dalam menjalani kehidupan yang mampu memilih dan memilah. Lantas apakah pendapat saya tersebut menyalahi syariat? Silahkan kalau Anda berpendapat demikian, namun coba sejenak kita lihat keluar. Banyak saudara kita atau bahkan mungkin diri kita sendiri belum benar-benar memahami Syahadat, namun dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkaran agama. Secara syariat memang sudah beragama Islam, namun devinisi agama pun perlu kita jabarkan lagi.

Syahadat bagi saya bukan sekedar apa yang terdengar oleh telinga, lebih jauh lagi kepada pemahaman jati diri. Sehingga dengan ber-Syahadat kita mampu menyatakan Tuhan adalah Tuhan, hamba adalah hamba. Dalam Syahadat ada hak Tuhan untuk di-Tuhan-kan, dan terdapat p**a kewajiban kita untuk menghambakan diri. Kematangan fikiran dan nurani inilah yang bagi saya merupakan syarat dalam ber-Syahadat. Karena kalau syahadat kita hanya sebatas pemanis bibir semata, efeknya bukan hanya pada ritual keagamaan kita semata, namun lebih jauh lagi dalam aktivitas keseharian kita pun akan penuh dengan kesalahan langkah.

Berbagai berita dan kabar sudah menggambarkan, bahkan mungkin dalam keseharian kita pun banyak terlihat jelas efek dari syahadat yang hanya ada di ujung bibir semata. Kita tentu mendengar ada istilah Islam KTP, kejahatan sosial yang pelakunya adalah muslim, banyak p**a mereka yang katanya orang Islam namun tidak menjalankan aktivitas keagamaan sebagaimana sudah dianjurkan, dan terparah adalah adanya pelaku teroris meng-atas nama-kan Islam yang tentu saja hal itu semua adalah imbas dari adanya ketidak-matangan dalam ber-Syahadat.

Syaikh Abdullah menjelaskan lebih lanjut mengenai makna Syahadat Tauhid adalah ketika engkau mengetahui, yakin dan percaya serta membenarkan bahwa sesunguhnya tiada Tuhan yang patut disembah dengan hak dan kenyataan kecuali Allah Yang Maha Tunggal, Awal, Dahulu, Hidup, Berdiri sendiri, Abadi, Pencipta, Pemberi rejeki, Mengetahui, Kuasa, dan Berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya.

Dari penjelasan tersebut telah dikatakan jelas oleh Syaikh Abdullah bahwa pengetahuan, keyakinan, keperyaan dan pembenaran sifat ke-Tuhan-an yang melekat pada diri Tuhan adalah mutlak untuk kita akui sebagai hamba-Nya. Disamping itu tersirat p**a bahwa menghambakan diri sehamba-hambanya pun menjadi mutlak adanya. Dengan memahami dan mendalami makna tersebut, maka kita akan dengan tegas mengatakan Tuhan tiada duanya, Tuhan Satu dalam hakikatnya, dan Tuhan adalah yang menciptakan, bukan yang diciptakan. Apa yang dikehendaki-Nya akan terjadi sekalipun mungkin bagi kita hal tersebut merupakan perkara yang mustahil dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak mungkin terjadi. Tiada daya dan upaya dalam ber-nahi mungkar atau meninggalkan kemaksiatan dan tiada p**a kekuatan dalam menjalankan perintah-Nya kecuali dengan pertolongan Allah semata.

Lalu pertanyaan mendasar sebagai manusia beragama, atau setidaknya sebagai manusia yang hidup dari kehendak-Nya, sudahkah kita meng-iyakan Dia sebagai Tuhan, atau justru dengan ketidak sadaran kita akan kehambaan diri, kita menjadi dan menciptakan Tuhan-Tuhan baru? Pembahasannya ada di bab selanjutnya.

Selanjutnya untuk melengkapi Syahadat yang terdiri dari dua unsur, kita pun perlu meyakini pembawa kabar dari Tuhan adalah benar adanya. Makna dari Syahadat Rasul adalah engkau harus mengetahui, meyakini dan membenarkan serta percaya bahwa pemimpin kita Nabi Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf Al Quraisy adalah hamba dan Rasul Allah kepada seluruh makhluk. Mengetahui dan seterusnya bahwa Nabi Muhammad adalah benar dalam semua yang diberitakannya. Diantaranya mengenai siksa kubur dan nikmatnya, pertanyaan malaikan Munkar dan Nakir, dibangkitkannya kembali dari kubur, di kumpulkan di Padang Mahsyar, hari kiamat, persidangan, pahala dan siksa, timbangan amal, Neraka, syafaat, Surga, sampai kepada melihat Allah SWT di Surga.

Mengapa perlu percaya kepada Rasul?. Kembali lagi pada pembahasan di atas, bahwa penghambaan diri kita kepada sang Pencipta adalah keharusnya yang kita emban. Modal dalam menghambakan diri dan menuhankan Tuhan adalah berita dari seorang utusan. Allah SWT sudah berkehendak bahwa Muhammad SAW yang lahir di Makkah dari suku Quraisy sebagai seorang utusan. Dan hal itu tidak bisa diganggu gugat dengan pertanyaan-pertanyaan logika lainnya. Namun perlu dipahami bersama, Rasul Muhammad SAW diutus oleh-Nya untuk mempertegas penghambaan kita kepada Allah SWT dan menuhankan Dia sebagaimana mestinya, artinya beliau diutus bukan sebagai Tuhan baru yang harus disembah sebagaimana kita menaati Tuhan. Seringkali kita salah dalam mengartikan ketaatan kita kepada Rasul, baik dalam memahami ucapannya maupun perilakunya

Seru (!)oleh Cerita SenjaTatap!Mutlak benarku nyata adanyaSajak dan baitmu kan kau ratapTiada kemunafikan bagi raja dust...
09/09/2025

Seru (!)
oleh Cerita Senja

Tatap!
Mutlak benarku nyata adanya
Sajak dan baitmu kan kau ratap
Tiada kemunafikan bagi raja dusta

Diam!
Tak jua hadir hak ucap
Karena kataku tiada karam
Kataku firman yang menancap

Dan sejenak jubahku terbelalak
Sampai kapan kugantikan ada-Nya?
Sampai kapan p**a aku menyalak
Hingga tergadaikan suara agama

Tuhan,
Ku sindir Kau dengan nada
Dengarlah! padanya aku berseru
Pada ego dan rasa ada

Tuhan,
Seruku bukan seru-Mu
Mengapa p**a terhahankan
Jika siksa-Mu mutiara bagiku

===

Puisi ini mengkritisi adanya perilaku dan tutur kata yang secara tidak langsung memposisikan diri sebagai Tuhan. Dan sejatinya Tuhan pun seringkali terabaikan, tergantikan oleh Tuhan-Tuhan baru yang kita ciptakan.

07/09/2025

Ternyata Jumlah Rokaat Sholat Tahajud Sebanyak Jumlah Anak

Di hari itu, tepat pukul 03.40, seluruh anggota keluargaku sudah duduk melingkari meja makan dan siap untuk santap sahur bersama kecuali istriku. Ia masih di mushalla melakukan shalat tahajud. Suasana sahur dini hari itu terasa kurang menggairahkan. Aku masih kenyang dan anak-anak masih pada ngantuk. Aku hanya mencicipi tahu yang dimasak oseng dan dipotong kotak-kotak kecil oleh istriku. Anakku yang bungsu kurang berselera dengan lauk yang ada. Dia minta dibuatkan telur ceplok. Kutanyakan padanya,

“Digorengkan siapa, Ibu apa Bapak?”
“Ibu,” jawab anakku.
“Ibu baru tahajud, Dan?” kataku. “Gimana kalau Bapak yang menggoreng?”
“Ya,” jawab si bungsu menyetujui usulku. Kedua anakku sehari-hari memang memanggilku “Bapak” dan memanggil “Ibu” pada istriku karena begitulah kami mengajari mereka. Mereka tidak terpengaruh oleh cara bagaimana kedua orang tuanya saling memanggil. Aku dan istriku saling memanggil “Jo” (dari kata “bojo”) sejak awal. Anakku yang pertama baru lahir 6 tahun setelah pernikahan kami. Yang kedua lahir 5 tahun setelah kelahiran yang pertama.

Setelah istriku selesai shalat tahajud ia segera gabung bersama kami. "Berapa rakaat tahajudmu, Jo?” Tanyaku.
“Empat rakaat,” jawabnya. “Kok tumben nanya-nanya.”
“Emang gak boleh?” Aku balik bertanya.
“Kata Almarhum Pak Ali Asnawi, jumlah rakaat tahajud itu sebanyak dua kali jumlah anak. Maksudnya kalau anakku dua, maka diperlukan salam dua kali. Artinya empat rakaat.” Istriku mencoba menjelaskan.
“Kamu tahu dari mana Jo, lha wong kamu bukan muridnya. Yang murid beliau itu aku?”
“Aku tahu dari Bu Duri, putri beliau. Dia kan temanku mengajar di pesantren.” Mendengar penjelasan dari istriku, aku membayangkan almarhum Pak Ali Asnawi kalau tahajud pasti jumlah rakaatnya 20 karena jumlah putra-putri beliau 10. Makanya, mereka pada sukses. Dari ke-10 anak itu 8 orang di antaranya sudah hafidz Al-Qur’an sekaligus sarjana.

Tentang Smooking Area di Kereta Api Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa beberapa pekan lalu ada anggota DPR yan...
05/09/2025

Tentang Smooking Area di Kereta Api


Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa beberapa pekan lalu ada anggota DPR yang mengusulkan adanya gerbong merokok di kereta api kepada PT KAI. Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB Nasim Khan mengusulkan agar PT KAI menyediakan satu gerbong khusus bagi penumpang yang merokok, atau menjadi smoking area di kereta api jarak jauh.

“Paling tidak, Pak, ini ada masukan juga gerbong yang selama ini, dulu ada, tapi setelah itu dihilangkan. Adalah sisakan satu gerbong untuk kafe ya kan, untuk ngopi, paling tidak di situ untuk smoking area, Pak,” ujar Nasim di Gedung DPR RI, Rabu (20/8/2025).

Usulan tersebut disampaikan Nasim Khan saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI bersama Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin beserta jajaran. Nasim meyakini bahwa penyediaan gerbong khusus area merokok tersebut akan menguntungkan PT KAI. Sebab, tak sedikit penumpang kereta api jarak jauh dari kalangan perokok.

Namun usulan tersebut ditolak oleh PT KAI. “Sampai saat ini kereta api bebas asap rokok,” kata Vice President Public Relation PT KAI, Anne Purba, kepada Kompas.com, Kamis (21/8/2025).

Menurut hemat saya, usulan tersebut ada baiknya juga ada buruknya. Bukan lantaran karena saya seorang perokok kemudian mengatakan usulan tersebut ada baiknya. Namun memandang dari aspek hak seluruh warga.

Bangsa Indonesia ini sebagian dari mereka sudah merasa merdeka seutuhnya. Artinya sebagian masyarakt Indonesia tidak mau dikekang oleh aturan yang menghalangi hak mereka termasuk merokok. Alhasil seperti yang kita ketahui disetiap perjalanan kereta jarak jauh, mereka pasti keluar sebentar ketika kereta tiba dan berhenti di stasiun sekedar untuk merokok. Sekalipun hanya beberapa menit saja.

Namun juga kita perlu melihat dari sisi mereka yang tidak merokok pasti akan terganggu ketika ada asap rokok yang masuk ke dalam gerbang. Terlebih lagi ketika ada anak kecil dan lansia.

Sehingga hemat saya PT KAI harus mengambil titik tengah sehingga hak mereka semua dapat terpenuhi tanpa harus mengalahkan salah satunya. Ketika ada larangan merokok toh tetap juga mereka mencari kesempatan untuk di setiap pemberhentian kereta. Daripada demikian alangkah baiknya jika diambil titik tengah.

Ketika ada gerbong merokok, maka gerbong tersebut harus berada di paling belakang dari rangkaian kereta. Ruangan gerbong harus tertutup rapat dan kedap suara sehingga asap bisa dipastikan tidak keluar dari gerbong tersebut. Juga pintu yang menghubungkan gerbong tersebut dengan gerbong lainnya harus dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak ada asap yang masuk ke gerbong lainnya.

Tentu usulan tersebut harus dibarengi juga dengan kesadaran mental masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan, kebersihan, dan ketertiban umum. Karena seringkali juga segala fasilitas yang diberikan hasilnya tetap membawa dampak buruk bari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Mojokerto, 05.09.2025

Penjarahan Rumah Sahroni Komunisme Gaya BaruMohon maaf jika judul di atas sedikit membuat tidak nyaman. Saya tidak menya...
31/08/2025

Penjarahan Rumah Sahroni Komunisme Gaya Baru

Mohon maaf jika judul di atas sedikit membuat tidak nyaman. Saya tidak menyalahkan atau membenarkan siapapun. Baca dengan seksama agar tidak ada salah tafsir.

Penjarahan rumah Sahroni mungkin bisa menjadi benar dan mungkin bisa juga menjadi salah. Semua tergantung sudut pandang kita menilai. Jika melihat dari latar belakang permasalahan mungkin bisa menjadi benar. Jujur saja saya sendiri juga geram dengan sikap Sahroni yang merendahkan masyarakat dengan hidup bermewahan. Sehingga mungkin dengan menjarah rumahnya menjadi langkah pasti.

Seperti yang diketahui bersama bahwa dengan segala gaji dan tunjangan anggota DPR justru menimbulkan kesenjangan sosial semakin dalam. Kami sebagai rakyat jelata kadang memeras otak sedalam-dalamnya agar uang 500 ribu cukup untuk makan satu bulan. Sedangkan kita tahu sendiri bagaimana kehidupan mereka yang sering mengatakan sebagai wakil rakyat. Kehidupan kapitalis inilah yang membuat gejolak sosial di masyarakat.

Dikutip dari wikipedia Kapitalisme adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. Dengan prinsip tersebut, pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna memperoleh keuntungan bersama, tetapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Kapitalisme juga bisa disebut sebagai sistem ekonomi dan politik yang menekankan kepemilikan pribadi dan pasar bebas serta minimnya campur tangan dari pemerintah dalam mengatur ekonomi. Contoh negara dengan sistem kapitalisme seperti: Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan.

Jadi bisa diartikan hidup hedon para pejabat tinggi negara dengan segala fasilitas mewah yang menimbulkan kesenjangan sosial ini merupakan bagian dari kapitalisme. Tentu ini bertolak belakang dengan prinsip yang ditanamkan oleh Pancasila. Yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin semakin terjerat. Sehingga sekali lagi saya katakan bahwa saya sangat menolak kesenjangan sosial seperti ini. Dimana empati dan nuraninya jika ini tetap dibiarkan berlanjut. Belum lagi kasus korupsi yang merajalela dan RUU Perampasan Aset pun tak kunjung direalisasikan. Semakin menunjukkan arogansinya kapitalis.

Namun bagaimanapun juga menjarah harta mereka tanpa hukum dan undang-undang juga tidak sepenuhnya bisa dibenarkan. Karena ini juga cara komunisme. Komunisme adalah sebuah ideologi sosiopolitik, filosofis, dan ekonomi dalam gerakan sosialis, yang bertujuan menciptakan masyarakat komunis, tatanan sosial ekonomi yang berpusat pada kepemilikan bersama atas alat produksi, distribusi, dan pertukaran yang mengalokasikan produk dalam masyarakat berdasarkan kebutuhan. Masyarakat komunis mensyaratkan tidak adanya kepemilikan pribadi dan kelas sosial, dan pada akhirnya uang dan negara.

Ingat, kita pernah punya sejarah berperang melawan komunisme dengan pertumpahan darah, namun kapan kita berperang dengan kapitalisme?. Hentikan kapitalisme yang membuat kesenjangan sosial semakin meroket, namun jangan menghadikan kembali komunisme yang pernah kita usir.

Dalam aksi penjarahan pasti terbesit pola pikir bahwa harta mereka juga harta rakyat karena mereka digaji dari uang rakyat. Inilah pola pikir komunisme yang tidak kita sadari. Pemikiran kepemilikan bersama dengan paksa tanpa hukum dan undang-undang yang berlaku sekali lagi tidak bisa dibenarkan juga.

Saya masih berharap damainya Indonesia. Sebagai penutup tulisan ini saya mengulang kembali kalimat di atas. Hentikan kapitalisme yang membuat kesenjangan sosial semakin meroket, namun jangan menghadikan kembali komunisme yang pernah kita usir.

Tangerang, 31.08.2025
Cerita Senja

"WATANG"Saya merupakan asli suku jawa tepatnya di Jawa Timur. Kelahiran saya di Kabupaten Blitar, tumbuh besar di Kabupa...
30/08/2025

"WATANG"

Saya merupakan asli suku jawa tepatnya di Jawa Timur. Kelahiran saya di Kabupaten Blitar, tumbuh besar di Kabupaten Sidoarjo, dan memiliki rumah dan keluarga di Kabupaten Mojokerto. Jadi sudah bisa ditebak bagaimana dialeg dan bahasa saya.

Nah, suatu ketika atas kehendak Tuhan saya ditakdirkan untuk mengais rejeki di Kabupaten Tangerang. Dan sampai tulisan ini terbit kurang lebih sudah satu tahun lebih saya bermukin di Tangerang. Dan bagi seorang sosialis tentu pertama kali yang saya amati di tempat baru ini adalah etnik budaya dan kehidupan bermasyarakat. Maksud hati ini mengulas lebih dalam dan lebih banyak tentang kota multietnik ini, namun kali ini saya batasi sebagaimana penggalan cerita singkat berikut.

Selama setahun terakhir di Kabupaten Tangerang ini tentu ada kegiatan tatap muka dengan masyarakat sekitar. Entah itu dengan pedagang makanan, supir transportasi umum, atau profesi yang yang sering saya jumpai. Dan dari sekian banyak interaksi saya dengan warga dapat saya simpulkan ternyata banyak orang Jawa di sini. Dari sini kemudian saya menelusuri dari berbagai sumber prosentase pop**asi suku Jawa di tempat yang secara geografis masuk di wilayah suku Sunda.

Dari hasil browsing saya ditemukan hasil yang sungguh mengagetkan. Ternyata pop**asi suku Jawa di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten ini mendominasi sebanyak 31,60%. Kenapa saya katakan mendominasi dengan nilai sekian?. Ya, awalnya saya anggap wajar karena suku pendatang, tentu sisanya adalah suku Sunda sebagai suku lokal di kabupaten ini. Namun ternyata dari data tersebut juga mengatakan bahwa suku Sunda hanya sekitar 20,34%. Dan sisanya adalah suku Betawi dan Lampung.

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa suku Jawa yang mendiami Kabupaten Tangerang yang secara geografis berada di Provinsi Banten adalah suku yang mendominasi kepadatan penduduk di kabupaten ini.

Oleh karenanya tulisan ini saya beri judul "Watang" yang merupakan kepanjangan dari Jawa Tangerang. Watang sendiri merupakan bahasa jawa yang artinya batang kayu atau bambu yang panjang yang digunakan untuk mengambil sesuatu di atas yang tidak tergapai oleh tangan kosong. Demikian p**a keberagaan masyarakat suku jawa sebagai watang di Kabupaten Tangerang untuk menggapai cita-cita luhur yang belum tergapai oleh suku lokal. Tentu maksud dari kalimat tersebut mengarah pada nilai-nilai positif di sektor pendidikan, pembangunan, sosial budaya, ekonomi, keagamaan, dan lain sebagainya. Atau dengan kata lain suku Jawa yang mendominasi akan membantu mendukung terwujudnya cita-cita lokal yang mungkin belum tersampaikan.

Namun apapun itu kita semua keren dalam ke-Bhineka Tunggal Ika-an. Harmonisasi berbagai suku untuk meneruskan perjuangan para leluhur dan meninggalkan warisan baik kepada generasi mendatang.

Damailah Indonesiaku.
Tangerang, 30.08.2025
Cerita Senja

Address

Mojokerto
61381

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Cerita Senja posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share