
12/08/2025
Kisah Seorang Penghafal Al-Qur’an
Malam itu begitu sunyi. Semua orang di rumah terlelap, hanya lampu kecil di sudut kamar yang menyala. Seorang pemuda duduk di lantai beralaskan sajadah, mushaf terbuka di depannya. Bibirnya bergetar melafalkan ayat demi ayat, berulang-ulang, meski matanya terasa berat dan tenggorokannya kering.
"Ya Allah… jagalah hafalanku…" bisiknya lirih di antara helaan napas.
Siang tadi ia sudah mengulang ayat itu puluhan kali, tetapi saat malam tiba, sebagian hilang begitu saja. Rasa lelah menyelimuti tubuhnya, namun hatinya tak mau menyerah. Sebab ia tahu, setiap huruf yang ia ucapkan akan menjadi cahaya yang menuntunnya menuju surga.
Allah telah berfirman:
> “Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”
(QS. Al-Qamar: 17)
Ayat itu menjadi pegangan hatinya. Jika Allah yang Maha Kuasa sudah berjanji memudahkan, siapa dia yang berani meragukan?
Pagi harinya, ketika teman-temannya bercanda dan bermain, ia duduk di pojok masjid, mengulang hafalannya. Terkadang rasa iri itu muncul, ingin ikut bersenang-senang seperti mereka. Tapi ia kembali ingat sabda Rasulullah ﷺ:
> "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya."
(HR. Bukhari)
Setiap kali rasa malas datang, ia mengingat wajah kedua orang tuanya. Ia membayangkan, kelak di hari kiamat, mereka dikenakan mahkota dari cahaya karena anaknya menjaga kalam Allah. Bayangan itu membuat hatinya bergetar, membuat air matanya jatuh tanpa terasa.
Perjalanannya tidak mudah. Ada hari-hari di mana hafalannya lancar, ada p**a hari-hari di mana semua terasa hilang. Tapi ia belajar bahwa menghafal Al-Qur’an bukan sekadar mengisi kepala dengan ayat, melainkan menanamkan firman Allah ke dalam hati, agar hidupnya dipandu oleh wahyu.
Suatu malam, setelah berbulan-bulan berjuang, ia menutup mushafnya dan tersenyum. Malam itu ia berhasil menyempurnakan satu juz penuh tanpa salah. Ia sujud lama sekali, menangis sejadi-jadinya, bersyukur pada Allah.
Ia tahu perjalanan ini belum selesai, masih banyak ayat yang harus dijaga. Namun kini ia yakin, meski lelah, meski sulit, setiap langkahnya tidak akan sia-sia. Sebab Allah sudah menjanjikan:
> “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah, melaksanakan salat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka secara diam-diam dan terang-terangan, mereka mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi.”
(QS. Fathir: 29)
Dan ia ingin menjadi pedagang yang tak pernah merugi itu—pedagang yang menukar waktunya di dunia untuk kebahagiaan yang kekal di akhirat.
Berita Gembira dari Ponpes Al Ghuroba' Probolinggo:
Bismillah wal-Hamdulillah...
Bersyukur kpd Allah SWT yg tlah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kpd kita semua. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan pd sang junjungan mulia, Rosulullah Muhammad SAW.
Alhamdulillah, kami tlah mendapat kabar bahagia bhw ananda *Fajar Insani bin Sabarudin* telah menyelesaikan *hafalan Al-Quran 30 Juz dg predikat mutqin* kpd Syaikh KH. Abdul Aziz RM al-hāfidz, dan terlampir berikut Ijazah Sanad dari beliau dg Sanad Muttashil.
Semoga menjadi penyemangat bagi seluruh santri Al-Ghuroba' dan ananda Fajar selalu diberikan kelimpahan berkah ilmu dan keshalihan amal.
Dan insyaallah ananda Fajar akan fokus membantu pengasuh Kyai M. Budiman dlm pendampingan santri tahfidz Al-Ghuroba'.
Demikian lintas informasi yg bisa kami sampaikan. Jazākumullahu khoiron.
Hormat kami,
Dewan Pengasuh dan Pengurus Al-Ghuroba'.