
01/08/2025
Banyak orang pikir pertandingan itu terjadi di stadion, di atas panggung, atau di gelanggang politik. Tapi malam ini saya menemukan gelanggang paling jujur: satu meja makan, satu tungku panas, dan sepasukan daging, tahu, bakso, serta selembar daun selada yang tidak tahu nasibnya.
Ini bukan makan. Ini pertempuran. Bukan melawan orang lain, tapi melawan kapasitas perut, rasa malu kalau ada sisah, dan godaan untuk bilang “sudah cukup” padahal baru babak kedua.🤣
Saya duduk seperti pejuang. Sendok di tangan kanan, sumpit di kiri....Padahal agak kaku. Mangkuk sup di depan seperti peluru cadangan. Dan minuman? Itu cuma pengalih perhatian karena pemenang sejati tidak minum terlalu awal.
Satu per satu, teman saya tumbang. Tahu sudah lelah, selada menyerah tanpa perlawanan, dan kuah sop tinggal kenangan. Di akhir, hanya meja kosong, piring bersih, dan saya yang terengah dengan dada bangga.
Pertandingan berakhir.
Wasitnya : tukang bersih meja.
Medalinya : perut buncit yang tidak menyesal.🤣😬