papua wone

papua wone jangan lupa like,komen dan share✅️
ikuti yah akan saya ikuti balik✅️
Konten Rendom✅️
Fakta seputar papua✅️
Kata-kata✅️

“Saksi di Tanah Luka”💔🥹🥀Di tanah hijau yang perawan dan sunyi, tumbuh nyanyian alam yang kini tercekik, hujan turun buka...
09/06/2025

“Saksi di Tanah Luka”💔🥹🥀

Di tanah hijau yang perawan dan sunyi, tumbuh nyanyian alam yang kini tercekik, hujan turun bukan hanya dari langit, tapi dari mata ibu yang menangis sunyi.

Air mata jatuh, bagai embun di atas luka yang menganga,
bercampur lumpur dan doa-doa terluka, mengalir di hutan, menyapa batu, bertanya: sampai kapan duka ini bertamu?

Darah pun turut bicara, merahnya bukan lagi tanda kehidupan, tapi jerit sunyi dari anak yang kehilangan ayah,
dari dusun-dusun yang dibakar tanpa alasan, dari peluru yang tak pernah membawa jawaban.

Papua menangis dalam diam, hutan menjadi saksi bisu,
gunung menahan amarahnya, dan laut menyimpan rahasia tubuh yang dibuang.

Berapa nyawa lagi yang harus dihitung, dalam deret angka yang tak pernah jujur? Berapa cerita yang harus dibungkam, agar dunia tetap nyaman dalam kebisuan?

Air mata dan darah tak butuh mikrofon atau siaran berita,
mereka telah jadi bahasa tanah ini, bahasa luka yang hanya dimengerti oleh mereka yang hidup — dan mati — di dalamnya.

Jika kamu akan mencintai maka cintailah seperti besok tidak akan datang.Cintai seperti hari ini, jam ini, saat ini adala...
07/06/2025

Jika kamu akan mencintai maka cintailah seperti besok tidak akan datang.
Cintai seperti hari ini, jam ini, saat ini adalah semua yang kau miliki.

Papua adalah ATM Jakarta. Konflik di Papua adalah mesin pencetak uang, dan TNI/Polri dan BIN adalah operatornya. Perang ...
03/06/2025

Papua adalah ATM Jakarta. Konflik di Papua adalah mesin pencetak uang, dan TNI/Polri dan BIN adalah operatornya. Perang adalah proyek. Konflik ini dipelihara, bukan diselesaikan. Papua tidak aman karena Indonesia butuh konflik untuk hidupkan mesin bisnis militernya. Papua akan damai jika militer dan penjajahan ini diakhiri.

Oleh: Victor Yeimo

Papua hari ini telah menjadi ATM bagi petinggi TNI, BIN, dan Polri. Dari konflik yang tak kunjung selesai itulah mereka mendapatkan dana triliunan rupiah dari APBN setiap tahun. Dalam bahasa ekonomi politik, ini disebut Militarized Rent-Seeking, yaitu ketika militer bertindak sebagai pelaku ekonomi yang mencari untung dari konflik.

Disitu nereka "jual ancaman", minta dana, dan bangun kerajaan bisnis di atas penderitaan rakyat Papua. Strategi yang mereka pakai dikenal juga sebagai Low Intensity Conflict, konflik yang dibiarkan terus hidup dalam skala rendah, tapi menghancurkan masyarakat secara perlahan-lahan. Rakyat dibuat trauma, desa dikosongkan, sekolah ditutup, dan semua itu digunakan sebagai alasan untuk menambah kekuatan militer.

Perang tidak diarahkan untuk kemenangan atau penyelesaian, tetapi untuk kelangsungan. Ini yang disebut sebagai managed conflict atau konflik yang sengaja dikelola pada level tertentu agar menjadi pembenar operasi militer dan aliran dana. Papua dijadikan arena konflik abadi, bukan karena tidak ada solusi, tetapi karena konflik itu sendiri adalah solusi bagi kepentingan elite militer dan penajabat oligarki Jakarta.

Dalam strategi perang modern, khususnya fourth generation warfare, militer tak lagi sekadar berfungsi menjaga kedaulatan, tetapi menjadi aktor politik dan ekonomi. Di Papua, TNI, Polri dan BIN menjadi operator utama proyek ekonomi-politik. Dana negara mengalir dalam bentuk belanja pertahanan, operasi non-tempur, dan proyek infrastruktur “keamanan” yang pada hakikatnya merupakan mekanisme kontrol kolonial. Pos-pos militer bukan dibangun untuk menjaga rakyat, tapi untuk memastikan eksploitasi ekonomi dan kontrol wilayah tetap berjalan lancar.

Jika kita bandingkan dengan praktik Amerika Serikat, penciptaan konflik di luar negeri (Irak, Libya, Afghanistan) digunakan sebagai dalih menciptakan utang negara, mencetak uang melalui The Fed, lalu membiayai industri militer. Hal serupa dilakukan di Papua dalam skala domestik: narasi ancaman separatis diproduksi, kemudian digunakan untuk menarik dana dari APBN. Perang menjadi ladang ekonomi. Ini adalah bentuk military Keynesianism dalam versi kolonial Indonesia.

Jakarta sepenuhnya sadar bahwa TPNPB bergerak tanpa dukungan struktur politik nasional yang solid. Tidak ada koordinasi strategis antara kekuatan bersenjata dan kekuatan sipil-politik. Ketiadaan strategi terpadu inilah yang menjadikan gerakan bersenjata mudah dikooptasi secara psikologis dan intelijen. Fragmentasi ini menjadikan TPNPB lebih sebagai simbol resistensi daripada kekuatan yang mampu mengancam struktur kekuasaan. Dan ironisnya, kondisi ini justru memperkuat legitimasi militer Indonesia untuk terus bercokol.

Dalam kerangka ini, Papua telah menjadi contoh sempurna dari militarized rent-seeking, di mana konflik bukan efek samping dari ketidakadilan, tetapi alat utama penguasaan ekonomi dan politik. Sama seperti konflik di Kongo yang diciptakan untuk menguasai tambang, atau konflik buatan Prancis di Afrika Barat demi kontrol uranium, Papua adalah arena kolonial di mana darah rakyat menjadi pelumas roda ekonomi militer Indonesia.

Bagi TPNPB, barangkali tahu mereka main proyek, tetapi tetap memilih berperang. Bukan karena TPNPB bodoh. Tapi karena barangkali mereka sadar: hanya perang yang bisa memaksa dunia melihat wajah asli kolonialisme Indonesia. Kalau TPNPB berhenti hari ini, itu artinya sedang memberi karpet merah kepada TNI, Polri, dan korporasi tambang untuk ambil semua yang tersisa dari tanah ini. Diam berarti membiarkan pegunungan dikapling, hutan dibabat, emas disedot, dan rakyat dikurung dalam pos militer dan trauma. Diam itu menyerah tanpa perlawanan.

TPNPB sedang bilang kami tidak pilih perang karena kami s**a kekerasan. Kami pilih perang karena Indonesia tidak memberi ruang bagi kehormatan dan keadilan. Semua sudah dicoba: bicara, berdialog, angkat bendera damai. Tapi jawabannya selalu sama: peluru, stigma, dan penjajahan ekonomi. Maka perang adalah jawaban terakhir yang paling masuk akal.

Pas**an TPNPB akan bilang, setiap hari kami melihat bukit yang dibor, sungai yang tercemar, dan rakyat yang dikorbankan atas nama "pembangunan". Lalu mereka bilang jangan lawan? Justru melawan adalah satu-satunya cara menghentikan eksploitasi ini. Karena penjajahan tidak pernah berhenti karena belas kasihan. Penjajahan hanya berhenti karena dilawan.

TPNPB mungkin sudah melihat bahaya ketika rakyat Papua diam. Karena diam di bawah sistem kolonial bukan berarti aman. Diam berarti memberi ruang seluas-luasnya bagi militer dan korporasi untuk bergerak tanpa hambatan. Tanpa perlawanan, eksploitasi akan berjalan lebih cepat, lebih dalam, dan lebih kejam, karena tidak ada tekanan politik dan tidak ada gangguan moral dari bawah.

Perang yang dilakukan TPNPB bukan perang reaktif, tapi respons strategis terhadap kolonialisme. Ini sejalan dengan teori dekolonisasi Frantz Fanon, yang mengatakan bahwa dalam kondisi kolonial brutal, kekerasan revolusioner adalah cara bangsa tertindas memulihkan martabatnya dan memaksa perubahan struktur kekuasaan.

Lalu bagaimana dengan penderitaan rakyat akibat perang? Ini pertanyaan yang sah. Tapi kita harus jujur: rakyat Papua juga menderita di masa "damai semu". Rumah dibakar saat tidak ada perang. Orang dituduh OPM dan ditembak saat tidak pegang senjata. Jadi penderitaan bukan akibat perang semata, tapi akibat keberadaan sistem kolonial itu sendiri.

Jadi bagi TPNPB, barangkali bukan perang yang memperpanjang konflik, justru perang ini adalah bentuk tekanan agar dunia melihat, agar penjajah berhenti, dan agar Papua tidak menjadi koloni permanen.

TPNPB akan terus berjuang. Tapi agar perjuangan ini tidak hanya jadi siklus tanpa ujung, ia harus dipadukan dengan strategi politik, tekanan diplomatik, dan gerakan rakyat yang sadar.
Sementara bagi Jakarta: selama konflik ini terus dijadikan proyek ekonomi, mereka sedang menunda letusan sejarah yang lebih besar.

Selama struktur kolonial ekonomi-politik Jakarta atas Papua tidak dirombak, maka perang bukan ancaman, ia adalah konsekuensi logis. Maka solusi sejati bukan memadamkan senjata, tapi mencabut akar penjajahan. Negara Indonesia yang menjaga proyek ekonomi lewat militerisasi. Bangsa Papua, khususnya TPNPB, yang memilih jalan perang karena tidak ada kanal damai yang adil.

Untuk keluar dari siklus konflik berdarah dan proyek militer, solusi damai harus memenuhi dua prinsip utama: keadilan sejarah dan penghormatan atas hak menentukan nasib sendiri (self-determination) bagi bangsa Papua.

Alex Sondegau Dalam Keadaan Gangguan Jiwa Ditangkap Oleh Militer Indonesia Di Intan Jaya Dan Dituduh Sebagai Anggota TPN...
29/05/2025

Alex Sondegau Dalam Keadaan Gangguan Jiwa Ditangkap Oleh Militer Indonesia Di Intan Jaya Dan Dituduh Sebagai Anggota TPNPB.

di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya pada hari Rabu, 09 Oktober 2024 sekitar jam 09.50 pagi.

Orang Gila saja di tangkap... TNI POLRI terlalu

INFO PADA HARI SENIN DI KABUPATEN PUNCAK pada hari Senin tanggal 26/05/2025.Malam sampai saat ini sedang baku tembak ant...
26/05/2025

INFO PADA HARI SENIN DI KABUPATEN PUNCAK pada hari Senin tanggal 26/05/2025.
Malam sampai saat ini sedang baku tembak antara TNI POLRI vs TPNPB.

Selanjutnya kami ikuti bersama sama,
Wa Nori, nehebi, negam, nore,

seandainya klau ko jalan"sore trus ko ketemu ikatan uang sebanyak ini apa yang ko lakukan.....??klau untuk sa sndri sa k...
25/05/2025

seandainya klau ko jalan"sore trus ko ketemu ikatan uang sebanyak ini apa yang ko lakukan.....??

klau untuk sa sndri sa kasih tinggal saja bruu jalan...!!! 🤭😅🤣


Judul: "Cantik, Tapi Luka: Cerita dari Entrop"Entrop, 19 Maret 2025, Pukul 21:09 WITMalam itu, sa lagi duduk santai di d...
25/05/2025

Judul: "Cantik, Tapi Luka: Cerita dari Entrop"
Entrop, 19 Maret 2025, Pukul 21:09 WIT

Malam itu, sa lagi duduk santai di depan rumah, main hape sambil buka aplikasi Michat. Sa iseng-iseng cari kenalan, dan muncullah satu profil. Foto hitam manis, rambut keriting, senyum dia itu… manis sekali. Nama dia Maya.tapi Sa tdk tau kalo de asal dari mana

Sa klik, kirim pesan. Akhirnya janjian ketemu, di sekitar Entrop. Dalam hati sa bilang: “Biasa lah, cuma ketemu, siapa tahu bisa jalan.”

Waktu dia datang… sa jujur terdiam. Dia beda dari yang lain. Perempuan papua, tapi tra tau kalo de asal dari mana, rambut keriting alami, kulit halus, wajah bersih dan bersinar. Cantik betul. Tapi, matanya penuh dengan Kekosongan.

Sebelum sa buat apa-apa, sa tanya, “Adik, ko cantik sekali. Tapi kenapa bisa ada di jalan begini?”

Dia kaget, kayak belum pernah ditanya begitu.

Maya duduk pelan di sisi ranjang, lalu cerita. “Sa ni stres skali, sa pu Rumah rusak. Paba de kasar, trus mama de lari. Sa tinggal dengan nene d**g, tapi susah juga. Sa capek hidup begini. Sa Cari kerja susah, orang d**g lihat kita dari tampang saja. Akhirnya Sa ikut teman. Teman d**g truss Sa pakai Michat karena cepat dapat uang. Sa tahu ini salah, tapi sa pikir, Tuhan su jauh dari Sa.

Sa cuma dengar. Hati ini pilu. Sa tahu rasa itu… rasa marah dengan hidup, rasa seperti ditinggalkan.

Maya lanjut bicara, “Kadang sa nangis sendiri malam-malam. Sa takut mati dalam dosa, tapi sa juga bingung mau mulai dari mana.”

Waktu itu sa sadar… sa tidak bisa sentuh dia. Sa tidak datang malam itu untuk pakai tubuh orang. Mungkin Tuhan suruh sa datang supaya kasih dia dengar sesuatu yang lain dari biasa.

Sa bilang pelan, “Maya… ko masih bisa pulang. Tuhan itu bukan Tuhan yang tinggal di gereja saja. Dia ada juga di Entrop, malam ini. Sa cuma orang biasa, tapi sa percaya Tuhan sayang ko.”

Dia diam. Air mata jatuh pelan. Sa kasih dia uang 300 ribu. Sa bilang, “Ini bukan bayar ko. Ini supaya ko bisa pulang dulu malam ini tanpa harus jual diri. Sa harap lain kali ko pikir ulang jalan ini.”

Sa berdiri, keluar, dan pake motor balik ke kota raja Angin malam dingin, tapi hati ini hangat. Bukan karena sudah buat sesuatu hebat. Tapi karena malam itu, mungkin satu jiwa sudah dengar suara Tuhan yang lembut.

Kesimpulan untuk Para Hamba Tuhan, Orang Tua, dan Pemerintah:

Kisah Maya ini adalah panggilan nyata bagi para hamba Tuhan untuk lebih peka dan peduli dengan keadaan anak-anak muda yang terluka di sekitar kita. Penginjilan bukan hanya soal kata-kata di mimbar, tapi juga tentang mendekat, mendengar, dan membawa kasih Tuhan ke dalam kehidupan mereka yang terpinggirkan.

Untuk para orang tua, cerita ini menjadi peringatan keras agar memberikan kasih, perhatian, dan kebahagiaan yang nyata kepada anak-anaknya. Jangan sampai anak-anak merasa kehilangan arah dan mencari pelarian di jalan yang salah hanya karena merasa tak dicintai atau diabaikan.

Sementara itu, peran pemerintah sangat penting dalam menyediakan program-program sosial dan ekonomi yang konkret, agar anak muda seperti Maya memiliki pilihan hidup yang lebih baik dan layak. Pendidikan, pelatihan kerja, serta perlindungan sosial harus diperkuat agar tidak ada lagi yang terjerumus dalam kehidupan berbahaya demi sekedar bertahan hidup.

Mari kita semua bersama-sama membangun lingkungan yang sehat, penuh kasih, dan aman bagi generasi muda, supaya mereka tidak lagi merasa harus menjual diri demi sepotong harapan.

INFO:..ILAGA HARI KAMIS TANGGAL 23 MEI 2025 PUKUL:03.00.WIT. TERJADI PENEMBAKAN TERHADAP MASYARAKAT SIPIL ATAS NAMA. AGU...
24/05/2025

INFO:..
ILAGA HARI KAMIS TANGGAL 23 MEI 2025 PUKUL:03.00.WIT. TERJADI PENEMBAKAN TERHADAP MASYARAKAT SIPIL ATAS NAMA. AGUS MURIB DARI KAMPUNG TOANGGI II DISTRIK GOME UTARA.
KRONOLOGIS: TADI PAGI DENGAN ISTRI KE HUTAN TUJUAN CARI ROTAN DAN PAS TENTARA INDONESIA TNI SUDAH SIAP DI HUTAN KEMUDIAN KETEMU ADIK INI LANGSUNG TEMBAK DAN ISTRINYA LARI TURUN DI TOANGGI DAN MAYAT SEMENTARA MASIH KURUNG OLEH ANGGOTA TNI DI HUTAN BELUM EVAKUASI TRIMAKASIH..
🥲🥲

INFORMASI PELANGGARAN Hukum dan HAM #-------------------------------------------Tanggal Kejadian: 23 Mei 2025Lokasi: Dis...
23/05/2025

INFORMASI PELANGGARAN Hukum dan HAM #
-------------------------------------------

Tanggal Kejadian: 23 Mei 2025
Lokasi: Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua
Korban: Herpina (masyarakat sipil)
Pelaku yang Diduga Terlibat: Aparat gabungan kolonialisme TNI/POLRI (berdasarkan informasi yang disebutkan)
Peristiwa: Evakuasi jenazah warga sipil yang ditemukan dalam kondisi dikubur secara tidak wajar.

1. Dugaan Pelanggaran Hukum

Jika benar bahwa korban adalah masyarakat sipil dan meninggal akibat tindakan aparat keamanan tanpa proses hukum, maka kejadian ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran serius terhadap hukum nasional maupun internasional, yaitu:

Pasal 338 KUHP: Pembunuhan (hukuman pidana penjara).

Pasal 340 KUHP: Pembunuhan berencana (hukuman pidana maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup).

Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM: Melanggar hak hidup, hak untuk tidak disiksa, dan hak atas rasa aman.

Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM: Jika terbukti sebagai pembunuhan sistematis terhadap warga sipil, dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Jika korban adalah masyarakat sipil yang tidak terlibat konflik bersenjata,kolonialisme melawan TPNPB OPM/atahu organisasi Papua Merdeka Papua Barat:

Hak untuk Hidup (Pasal 28A UUD 1945 dan Pasal 6 ICCPR) telah dilanggar.

Hak untuk tidak disiksa dan diperlakukan secara kejam (Pasal 28G UUD 1945 dan Konvensi Anti Penyiksaan PBB).

Prinsip Non-Kombatan: Dalam hukum humaniter internasional (terutama Konvensi Jenewa), warga sipil tidak boleh dijadikan target dalam konflik bersenjata.

p
3. Proses Hukum yang Diperlukan

Investigasi independen harus segera dilakukan oleh Komnas HAM, LPSK, atau lembaga internasional jika perlu.
Jika aparat negara terlibat, harus ada pertanggungjawaban pidana melalui pengadilan umum atau Pengadilan HAM.
Negara wajib memberikan kompensasi dan pemulihan hak kepada keluarga korban.

Orang zaman batu yang hidup zaman moderend🤣Makan sampah NKRI sampai poro maju baru otak mati itu kaya yang ada di bawah ...
23/05/2025

Orang zaman batu yang hidup zaman moderend🤣

Makan sampah NKRI sampai poro maju baru otak mati itu kaya yang ada di bawah niyy🤣🤣

Buang paradigma gunung dan pantai karena kita itu satu Papua.

NODA SEJARAH REPUBLIK INDONESIA ATAS BANGSA PAPUA DI TANAH PAPUA.OPERASI MILITER1. OPERASI TRIKORA( 1961 -1962)2. OPERAS...
23/05/2025

NODA SEJARAH REPUBLIK INDONESIA ATAS BANGSA PAPUA DI TANAH PAPUA.

OPERASI MILITER

1. OPERASI TRIKORA( 1961 -1962)
2. OPERASI JAYAWIJAYA( 1963 - 1965)
3. OPERASI WISNUMURTI ( 1963 -1965)
4. OPERASI SADAR ( 1965)
5. OPERASI BHARATA YUDHA( 1966 - 1967)
6. OPERASI WIBAWA ( 1967)
7. OPERASI PEPERA ( 1961 - 1969)
8. OPERASI TUMPAS ( 1967 -1970)
9.OPERASI PAMUNGKAS ( 1971 - 1977)
10. OPERASI KOTEKA ( 1977 - 1978)
11. OPERASI SENYUM ( 1979 - 1980)
12. OPERASI GAGAK 1 ( 1983 - 1986)
13 OPERASI KASUARI 1 ( 1986 - 1987)
14. OPERASI KASUARI 2 ( 1988 - 1989)
15. OPERASI KASUARI 3 ( 1989 - 1990)
16. OPERASI RAJAWALI 1 ( 1989 - 1990)
17. OPERASI RAJAWALI 2 ( 1990 - 1995)
18. OPERASI SADAR MATOA 1( 1998 -2000)

19. OPERASI SADAR MATOA 2 ( 2001 - 2004)

20. OPERASI SADAR MATOA 3 ( 2004 - 2005,)

21. OPERASI DAMAI KARTENS 1( 2005 - _ 2009)

22. OPERASI DAMAI KARTENS 2 ( 2009 - 2015)
23. OPERASI DAMAI KARTENS 3 ( 2015 - 2020)

24. OPERASI DAMAI KARTENS 4 ( 2020 - 2025).

Memori passion.!

Kamu tidak pernah menyadari bahwa, anda dipermainkan seperti robot. Saya bisa bilang kamu adalah budak, buruh, atau lebi...
23/05/2025

Kamu tidak pernah menyadari bahwa, anda dipermainkan seperti robot. Saya bisa bilang kamu adalah budak, buruh, atau lebih sederhana pekerja.

Seringkali masyarakat Indonesia berpikir buruh itu sebutan untuk pekerja di perusahaan, padahal kita semua adalah buruh. Di Indonesia sebutan buruh diperhaluskan degan sebutan pekerja, pegawai sipil, pegawai negeri, guru dsb, p***a order baru.

Sekalipun demikian, orang yang tidak pernah menyadari adalah polisi dan tentara. Bikin diri hebat, jago, superior, karena memiliki alat negara. Tapi hal paling konyol adalah mereka tidak mengerti senjata itu gunakan untuk apa? Dan, fungsi dan tanggung jawab mereka sebagai apa?

Sebab mereka tidak terdidik, namun mereka dapat doktrin nasionalisme ganda NKRI harga mati. Adalah mati sia-sia atas kepentingan individu-individu yang berkuasa di negara ini.

Address

Nabire

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when papua wone posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share