Papuan

Papuan Follow Me To Get The Latest Information

Ismail Toroama:📰 Perjalanan yang Menginspirasi: Dari Pejuang hingga Presiden! 🇦🇺Sungguh luar biasa melihat perjalanan al...
14/12/2025

Ismail Toroama:

📰 Perjalanan yang Menginspirasi: Dari Pejuang hingga Presiden! 🇦🇺

Sungguh luar biasa melihat perjalanan almarhum Ismail Toroama, mantan pemimpin Bougainville Revolutionary Army (BRA).
Dahulu, beliau sempat dicap dengan berbagai sebutan, mulai dari KKB, Teroris, hingga Perampok, dalam konteks perjuangan kemerdekaan Bougainville.
Namun, sejarah membuktikan bahwa visi dan dedikasinya kepada rakyat Bougainville membawanya ke posisi tertinggi. Beliau kemudian terpilih secara demokratis sebagai Presiden Otonom Bougainville! ✍️✔️🙏
Ini adalah bukti nyata bahwa stigma masa lalu dapat diubah oleh komitmen pada perdamaian dan cita-cita kemerdekaan. Perjuangan beliau menjadi fondasi bagi masa depan Bougainville menuju referendum kemerdekaan.
Semoga Bougainville mencapai masa depan yang cerah dan damai!

03/12/2025

Benderah Bintang Kejorah Berkibar
Di Konser Lucy Dube
Jayapura 3 Desember 2025

02/12/2025

🌟 Bintang Kejora Berkibar di Ibu Kota Jakarta🌟
Pusat 1 Desember 2025

Bukan sekadar tahun yang berlalu,
Namun napas panjang yang terhela.
Lihatlah, dari istana yang megah,
Hingga lorong sunyi di jantung keadilan,
Satu simbol merekah, tak terduga.
Bintang Kejora berkibar,
Bukan hanya di langit Papua yang jauh,
Namun di mata yang mencari kebenaran,
Dari Istana Presiden yang berwibawa,
Sampai LBH Jakarta Pusat yang gigih.
Sebuah nyala api,
Perjuangan yang tak terpadamkan,
Menuntut ruang untuk didengar,
Menuntut cahaya untuk dilihat.
Api itu kini menyala, bukan sekadar simbol,
Namun gejolak di dada Ibu Pertiwi,
Tentang janji yang harus ditepati,
Tentang hak yang tak boleh mati.

*
*
*
*
*
*
*

Selamat Hari Manifesto Politik Kemerdekaan Bangsa Papua ke-64! 🎉Pada tanggal 1 Desember 1961, bangsa Papua Barat memprok...
30/11/2025

Selamat Hari Manifesto Politik Kemerdekaan Bangsa Papua ke-64! 🎉

Pada tanggal 1 Desember 1961, bangsa Papua Barat memproklamasikan kemerdekaannya, menandai awal perjuangan panjang untuk menentukan nasib sendiri. Hari ini, kita memperingati momen bersejarah itu, dan menghormati perjuangan rakyat Papua Barat yang telah berjuang selama 64 tahun

Semoga semangat perjuangan dan kebebasan terus menyala, dan semoga bangsa Papua Barat dapat mencapai cita-cita mereka untuk hidup dalam damai, bebas, dan sejahtera. 💪

Selamat Hari Kemerdekaan Papua Barat! 🎊
Tanggal 1 Desember 1961
& Tanggal 1 Desember 2025

🕊️Fajar Kebebasan di Tanah Papua"64 Tahun: 1 Desember 1961 - 1 Desember 2025Di ufuk timur, mentari menyala,Bukan hanya p...
30/11/2025

🕊️Fajar Kebebasan di Tanah Papua"

64 Tahun: 1 Desember 1961 - 1 Desember 2025

Di ufuk timur, mentari menyala,
Bukan hanya pagi, namun cita merdeka.
Enam puluh empat tahun, janji diikrarkan,
Di bawah Bintang Kejora, harapan ditanamkan.
Dari Manokwari hingga ke Merauke,
Gemuruh hati, tak pernah alpa terpatri.
Deklarasi suci, memanggil ruh bangsa,
Bangkitlah Papua, kini saatnya perkasa.
Bukan akhir juang, kata para leluhur,
Namun pintu terbuka, bagi masa depan makmur.
Untuk berkarya dengan tangan sendiri,
Membangun bangsa, West Papua sejati.
Tanah ini warisan, lautnya adalah nadi,
Rakyatnya adalah tiang, berdiri takkan mati.
Panjang umur kebangkitan, panjang umur perjuangan,
Selamat Hari Kemerdekaan, West Papua!
📢 Postingan Facebook (Lengkap dengan Hashtag)
Selamat Memperingati dan Umur Panjang!
Hari ini, 1 Desember 2025, kita mengenang dan merayakan 64 tahun Deklarasi Kemerdekaan Bangsa West Papua (1 Desember 1961). Sebuah tonggak sejarah yang mengukir harapan dan cita-cita luhur!
Kemerdekaan sejati bukanlah akhir dari perjuangan, tetapi awal dari kesempatan rakyat untuk bebas berkarya dan membangun bangsa West Papua yang adil, makmur, dan berdaulat.
Mari kita jaga semangat ini, teruskan perjuangan para pendahulu, dan bersatu padu mewujudkan masa depan gemilang di Tanah Papua.
Umur Panjang Kemerdekaan!
Umur Panjang Perjuangan!

*
*
*
*
*
*
*
*

30/11/2025

📢 Siaran Pers Resmi dari Markas Pusat KOMNAS TPNPB
TPNPB Kodap XVI Yahukimo Bertanggung Jawab Atas Eksekusi Mati Dua Agen Intelijen Militer Indonesia

Kami, Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB, telah menerima laporan resmi dari pasukan TPNPB Kodap XVI Yahukimo (dipimpin oleh Brigjend Elkius Kobak dan Mayor Kopitua Heluka) yang menyatakan bertanggung jawab atas eksekusi mati dua agen intelijen militer pemerintah Indonesia.
Aksi ini dilakukan di wilayah hutan di Jalan Balim, Yahukimo, sebagai balasan atas pembunuhan terhadap Lipet Sobolim oleh aparat militer Indonesia. Operasi mata-mata yang dilakukan oleh agen tersebut berlangsung antara tanggal 28-29 November 2025.
Pesan dan Imbauan Kami:
* Kami siap bertanggung jawab penuh atas aksi ini dan mengimbau aparat militer Indonesia untuk menghentikan serangan bom melalui drone militer saat melakukan serangan balasan.
* Kami mengimbau seluruh warga imigran Indonesia agar keluar dari hutan-hutan di Yahukimo dan kembali ke Jakarta demi keamanan dan perlindungan diri.
* Perintah tegas untuk mengosongkan hutan-hutan di seluruh Tanah Papua bagi seluruh warga imigran Indonesia yang sedang mencuri emas ilegal. Kami keluarkan perintah ini sebelum jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak.
* Kami mendesak Pemerintah Indonesia membuka akses kepada lembaga-lembaga HAM Internasional untuk mengevakuasi pengungsi internal (IDP) di wilayah konflik bersenjata di Tanah Papua. Hal ini penting untuk menghindari korban jiwa akibat serangan darat/udara, serta kekurangan layanan kesehatan, makanan, dan bantuan kemanusiaan lainnya.
Demikian Siaran Pers ini disampaikan oleh Sebby Sambom, Jubir TPNPB OPM, pada Minggu, 30 November 2025.
Penanggung Jawab Komando Markas Pusat Komando Nasional TPNPB-OPM:

* Jenderal Goliat Tabuni (Panglima Tinggi)
* Letnan Jenderal Melkisedek Awom (Wakil Panglima)
* Mayor Jenderal Terianus Satto (Kepala Staf Umum)
* Mayor Jenderal Lekagak Telenggen (Komandan Operasi Umum)

✊🏽 TPNPB: Kami AdaKami tak gentar, meski langkah tersekat,Bukan menghilang, kami hanya menguat.Raga tak tampak, di rimba...
30/11/2025

✊🏽 TPNPB: Kami Ada

Kami tak gentar, meski langkah tersekat,
Bukan menghilang, kami hanya menguat.
Raga tak tampak, di rimba belantara,
Namun suara kami, menggema di udara.
Kami tidak ke mana-mana, di mata dunia,
Namun sejatinya, kami ada di mana-mana.
Di setiap napas perjuangan yang takkan padam,
Di hati rakyat yang mendamba mentari pagi.
Kami adalah TPNPB, jiwa takkan mati,
Penjaga tanah leluhur, hingga akhir nanti.
Di setiap tebing, di setiap sungai yang mengalir,
Semangat kami bangkit, tak pernah kian menciut.

🇵🇬 Tuhan Sudah Janji, Pasti Papua MerdekaOleh Tn. Aibon KogoyaKetika fajar menyentuh puncak Cartenz,Bukan emas yang mema...
30/11/2025

🇵🇬 Tuhan Sudah Janji, Pasti Papua Merdeka

Oleh Tn. Aibon Kogoya

Ketika fajar menyentuh puncak Cartenz,
Bukan emas yang memanggil, tapi harapan.
Di lembah-lembah suci, di hutan yang merintih,
Terukir sebuah nama: Tanah Perjanjian.
Kami berdiri tegak, di bawah Bintang Kejora,
Bukan sekadar bendera, tapi lambang sebuah janji.
Janji yang terucap di hati para leluhur,
Bahwa air mata duka akan berganti senyum sejati.
Kami sudah jenuh, dengan belenggu yang melilit,
Setiap tetes darah, adalah pupuk bagi impian.
Setiap desah nafas, adalah doa yang terucap,
Memohon pada Yang Maha Kuasa, Sang Pencipta semesta.
Tuhan sudah Janji! Iman kami takkan goyah.
Seperti Musa membelah lautan, kami akan bebas.
Sebab keadilan adalah nafas dari kebenaran,
Dan kebenaran takkan pernah bisa dipenjara.
Wahai saudara, bangkitkan semangatmu!
Lihatlah cahaya itu, di ufuk timur masa depan.
PASTI PAPUA MERDEKA
Sebab janji-Nya adalah ya dan amin!







Kami tidak kemana-mana tapi kami ada di mana-manaTPNPB
30/11/2025

Kami tidak kemana-mana tapi kami ada di mana-mana

TPNPB

Keluarga Terima Jenasah, Kapolres Jelaskan Kronologi yang Renggut Nyawa Mahasiswa dan Anggota Polres Yang Kritis saat in...
30/11/2025

Keluarga Terima Jenasah, Kapolres Jelaskan Kronologi yang Renggut Nyawa Mahasiswa dan Anggota Polres Yang Kritis saat ini.

Mahasiswa STT Yoas Pigai Tewas Tragis di Nabire, Saksi Mata Tuding Polisi Lakukan Penendangan, Keluarga Soroti Penundaan Informasi 30 Jam
NABIRE – Kem4tian Yoas Pigai, seorang mahasiswa teologi dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) Walter Pos Nabire, Papua Tengah, menjadi titik konflik baru antara warga dan aparat keamanan. Yoas Pigai ditemukan meningg4l dunia setelah insiden yang melibatkan anggota Kepolisian Resor (Polres) Nabire, memicu tuntutan keadilan dan transparansi dari keluarga.

Kronologi Mencekam: Dihadang dan Ditendang
Insiden maut ini diduga terjadi pada Jumat, 28 November 2025, sekitar pukul 17.00 WIT di sekitar kawasan AURI Nabire.
Berdasarkan kesaksian dramatis dari teman yang memboncengi Yoas Pigai, keduanya sedang dalam perjalanan pulang dari acara syukuran wisudawan di Kalibobo.
Saksi mata menyebutkan, mereka yang berada di belakang rombongan konvoi pemuda tiba-tiba dihadang secara agresif oleh aparat kepolisian.
"Kami dihadang mobil truk polisi di depan dan mobil polisi di belakang. Lalu, korban [Yoas Pigai] dan yang saya boncengi ditendang oleh polisi sehingga kami jatuh," ujar saksi."

Saksi berhasil melarikan diri ke arah SMTP meskipun mengalami luka di kaki dan lutut, namun Yoas Pigai tertinggal di lokasi.
Tidak lama kemudian, informasi yang diterima keluarga adalah Yoas Pigai telah meningg4l dunia dan jenazahnya berada di bawah penanganan Polres Nabire.

Kejanggalan Informasi: 30 Jam Tanpa Kabar
Keluarga menyuarakan keprihatinan mendalam atas penundaan informasi. Peristiwa terjadi sore hari pada tanggal 28 November, namun keluarga baru mengetahui kematian Yoas pada Sabtu, 29 November 2025, pukul 14.00 WIT—selisih waktu yang mencapai lebih dari 30 jam.
"Kami keluarga merasa aneh, kenapa informasi ini dapat kami tahu setelah lewat sekitar 30 jam," kata perwakilan keluarga, mempertanyakan mengapa ada penundaan informasi yang begitu lama terkait nyawa anak mereka.
Keluarga juga menegaskan bahwa Yoas Pigai dikenal sebagai mahasiswa teologi yang lurus, tidak terlibat dalam kelompok kenakalan remaja, miras, atau judi. Tuduhan keterlibatan dalam kejahatan pun ditolak mentah-mentah oleh keluarga, yang membuat kematian ini semakin misterius.
Tuntutan Investigasi dan Keadilan
Citra yang beredar menunjukkan jenazah Yoas Pigai terbaring di atas meja logam, dengan busa putih keluar dari hidungnya—sebuah kondisi yang mengindikasikan perlunya pemeriksaan forensik mendalam (autopsi) untuk membuktikan penyebab kematian, apakah karena trauma fisik akibat terjatuh atau faktor lain.
Keluarga mendesak Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Tengah untuk segera membentuk tim investigasi independen guna mengusut tuntas dugaan pelanggaran prosedur dan tindakan kekerasan berlebihan (excessive force) yang berujung pada kematian Yoas Pigai.

🛑 Tragedi Irene Sokoy: Manifestasi Brutal Kolonialisme dan Dehumanisasi di Tanah PapuaKasus tragis yang menimpa mendiang...
26/11/2025

🛑 Tragedi Irene Sokoy: Manifestasi Brutal Kolonialisme dan Dehumanisasi di Tanah Papua

Kasus tragis yang menimpa mendiang Irene Sokoy memberikan sebuah pelajaran yang menghunjam: tubuh dan seluruh eksistensi rakyat Papua telah direduksi serta diposisikan semata-mata sebagai objek komoditas dan target eksploitasi tanpa batas. Bahkan dalam situasi kemanusiaan yang paling mendesak, di mana seorang perempuan membawa tanggung jawab ganda atas dua nyawa di dalam rahimnya, kolonialisme tetap tegak melihat kondisi ini hanya melalui lensa perhitungan untung-rugi yang dingin.
Pada momen kritis ketika ia sangat membutuhkan intervensi dan pertolongan darurat, institusi kesehatan tidak melihat seorang manusia yang sedang berjuang melawan maut. Sebaliknya, yang mereka saksikan hanyalah rangkaian kalkulasi materialistik:

* Nilai ekonomi yang harus ditawar-menawar secara diskriminatif.
* Biaya finansial yang wajib dihitung secara ketat, mengabaikan aspek kemanusiaan.
* Prosedur administratif yang dapat ditunda dan dipersulit secara birokratis.
* "Kelayakan" pelayanan yang tunduk pada proses negosiasi non-medis.

Nyawa seorang ibu dan calon bayi diperlakukan tidak lebih dari sekadar barang mati yang tidak mendatangkan laba finansial, dan oleh karena itulah, ia dibiarkan menemui ajalnya.
Inilah representasi otentik dan paling kejam dari wajah kolonialisme: suatu sistem di mana eksistensi dan nyawa orang Papua tidak pernah diakui layak untuk diselamatkan kecuali di balik tindakan penyelamatan tersebut tersimpan potensi keuntungan politik atau imbalan ekonomi yang signifikan. Kolonialisme tidak hanya menjalankan praktik perampasan kedaulatan atas tanah leluhur; ia juga mencabut hak paling fundamental: hak untuk hidup dan diperlakukan dengan martabat kemanusiaan yang setara.
Kematian memilukan ibu hamil ini merupakan sebuah pesan yang tidak dapat disalahartikan:

> Selama kerangka sistem kolonial ini terus dipertahankan dan beroperasi, masyarakat Papua akan selamanya ditempatkan pada prioritas paling akhir, diubah menjadi objek pasif, dan dinilai hanya melalui kacamata hitungan ekonomi, bukan melalui prinsip-prinsip kemanusiaan universal.
>
Sistem pelayanan kesehatan, struktur keamanan, dan seluruh mekanisme tata kelola pemerintahan di Tanah Papua dibangun di atas landasan filosofi kolonial yang secara sistematis menganggap nilai nyawa orang Papua jauh lebih murah dibandingkan harga batu mineral dan kayu hutan yang mereka jarah dan eksploitasi tanpa henti.
Dan justru karena realitas pahit inilah, perjuangan kolektif melawan sistem kolonial ini bukan sekadar tindakan romantis atau nostalgia masa lalu; ia adalah sebuah KEHARUSAN eksistensial untuk menjamin dan memastikan bahwa tidak ada lagi individu Papua yang meregang nyawa akibat dianggap tidak memiliki nilai yang layak untuk dipertahankan.
Mari bersuara lantang untuk keadilan dan kemanusiaan!

Address

Numbai

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Papuan posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share