10/01/2021
Sigi, 10 Januari 2020
Penulis..
Yardin Hasan.....
Tulisan sederhana untuk menyambut launching BATEMAN BAND
Di Bateman Band Kita Menyapa Masa Lalu
-------
Di Bateman Band Kita Berteman
SAAT kata-kata gagal mengerti duniamu, musik akan hadir menampakan dirinya. Dia hadir untuk mengerti akan kegelisahanmu. Bagi sebagian orang, musik mampu membawanya pada tingkat religiusitas tertentu. Dan bagi sebagian lainnya musik bisa mengalirkan energi cinta. Membangkitkan harapan tatkala semangat hidup sedang di titik terendah.
Begitu sentralnya musik dalam hidup sebagian orang, beberapa di antara mereka yang dipertemukan oleh irisan kepentingan yang sama, menjadikan musik tak sekadar ajang nostalgia menyapa masa lalu. Tapi bagaimana musik merekatkan hubungan personal yang selama puluhan tahun dipisahkan oleh rutinitas hidup yang tak kunjung selesai.
Dan begitulah. Saat rutinitas membelenggu hidupmu, musik dengan kekuatannya hadir menyatukanmu. Itulah yang mungkin terjadi pada berdirinya BAND BATEMAN. Sebuah nama yang secara sadar dipilih karena sama-sama dari geng perkoncoan generasi 90-an.
Sama-sama tumbuh dan berkembang di zaman peralihan pop cengeng (istilah Menpen Harmoko) menuju era pop progresif, membuat passion musik personel band ini makin terasah.
Dari penglihatan sekelebatan saya, orang-orangnya memang tak ada kesan melankolis, cengeng atau mudah baperan sebagai imbas, karena hati, telinga dan perasaan yang dijejali melodi melankolis musik 80-an. Musik yang akhirnya dikritik mendiang Harmoko karena membuat generasi muda kehilangan daya juang dan sikap intelektual yang kritis. (setidaknya begitu asumsi yang saya ambil dari larangan Pak Harmoko itu).
Bukti bahwa generasi ini tidak cengeng dan baperan, sekalipun disibukan oleh urusan keluarga masing-masing, masih tetap menyisihkan waktunya membentuk band musik. Beda dengan saya, generasi dengan zaman keemasan 80-an - yang seminggu sekali masih mengulik lagunya Annie Ibon, Emmi Kulit, Hanny Tuheteru hingga Roberta Flack dan Aretha Franklin. Orang seperti saya tak lagi punya gairah seperti yang ditunjukan kawan kawan ini. Semangatnya mereka terus menyala. Gairah yang terus menggelegak bak dian nan tak kunjung padam.
BAND BATEMAN yang berbasis perkoncoan hadir tak sekadar karena kerinduan untuk membingkai memori masa lalu. Para personelnya yang mengidolai musisi di era pop progresif tahun 90-an, merasakan ikhtiar yang mereka hadirkan adalah sebuah keharusan sejarah. Selain itu tentunya, inilah bentuk pertanggungjawaban mereka terhadap sejarah perjalanan musik di kota yang mereka cintai. Nama-nama mereka mungkin tidak tercatat dalam museum musik Indonesia. Tapi setidaknya, mereka telah melakukan langkah kecil menggenapi puzzle perjalanan musik di kota ini menuju titik kejayaannya pada satu titik nanti - yang entah kapan.
BAND BATEMAN dipilih menjadi merek band yang di dalamnya diisi orang-orang yang kita tahu mempunyai pengalaman, pengetahuan, skill dan tentu saja passion di dunia musik. Nama mereka mungkin tak setenar, Hengky Supit, Nyong Maesa yang tenar dengan Whizzkid Bandnya dan sebagai salah satu pemain penting dalam sejarah band rock Indonesia di dekade 90-an.
Mereka juga belum sehebat Sigid Purnomo Said yang dengan ketenaran Band Ungunya - membuatnya begitu mudah meraih simpati hingga menjadi orang nomor dua di Kota Palu.
Pun orang-orang ini belum sekaliber, Abdee Negara, gitaris Slank - salah satu grup band rock papan atas Indonesia. Tapi bukan itu tujuannya. Lagi p**a tidak penting untuk membanding bandingkan keberadaan orang orang ini dengan tiga nama musisi hebat asal Kota Palu tersebut.
BATEMAN BAND. Sebagaimana namanya, grup ini hadir direkat oleh hubungan emosional antarpersonelnya.
Sebagai musisi yang tumbuh berkembang di tengah kejayaan musik 90-an, kita tetap berharap ciri khas musisi di era itu tetap terasa dalam setiap karya band baru ini. Baik kualitas musikalitasnya maupun liriknya yang begitu kuat. Lagu era 90-an memang tak sekadar senandung pengantar tidur. Lirik punya pesan pencerahan yang kuat. Apakah kekuatan lirik-lirik itu berkorelasi munculnya generasi gagah berani yang menumbangkan rezim tiran selama 32 tahun. Entahlah.
Tapi simaklah lagu-lagu Dewa 19, Slank, yang tema cintanya tidak cengeng dan membuat pendengarnya baper berjamaah. Atau Boomerang, Edane dan sejumlah grup band hebat saat itu. Lirik-liriknya terasa membangkitkan.
Frontman Bateman Band, Steve Oy menjanjikan konsep lagu akan dibuat benar-benar seperti musik era 90-an. Aransemen lagunya dan liriknya dibuat ''sedekat'' mungkin dengan nuansa yang berjarak 20 tahun lebih itu.
Simak saja lirik lagu perdananya berjudul " Hanya Malam " Membaca liriknya, seolah kita sedang membaca teks lagu di sampul kaset. Liriknya sangat kuat. Diksinya juga tidak comot sembarangan. Membaca liriknya, seketika ingat lagu-lagunya U-Camp dan Ixan Rantas atau Dewa 19 - saat Ari Lasso masih menjadi vokalisnya.
Sebagai warga Palu yang tak sabar menikmati lagu perdana BATEMAN BAND ini dan mengenal dengan sangat baik orang-orangnya, sumbang saran tetap relevan disampaikan di forum ini.
Mengusung ide dan kemasan yang penuh romansa, tetap harus dikelola secara hati hati, sehingga tidak menjadi jebakan batman. Pendengar, penikmat musik 90-an saat ini masih cukup besar. Usia mereka masih produktif - bahkan generasi ini sedang menjadi pemain penting di segala ini. Ini pangsa yang pantas dibidik. Tapi cepat atau lambat ceruk yang terbatas ini akan mengecil. Baik karena faktor usia maupun kesibukan dan prioritas lain. Sedangkan untuk sustain tentunya tidak bisa terus-terusan dipasung oleh nuansa romansa 90-an.
Tapi soal ini pasti sudah dipikirkan matang. Ide dan kreatifitas mereka sudah teruji untuk hal-hal sederhana macam ini. Lihat saja, ada Idham Lapasere (vokal) Zull (Gitar) Adi Tangkilisan ( Gitar )dan Steve Oy (bass/keyboard) dan Dayat (drum). Melihat orang-orang di belakangnya, publik Kota Palu pantas memberikan satu tempat istimewa untuk band baru ini.
BATEMAN BAND tak sekadar untuk kelima orang ini. Tapi sebenarnya adalah sumbangan besar terhadap musik di kota ini - yang sejak jaman jadul mempunyai musisi hebat - sebut misalnya Hasan Bahasyuan.
Kita patut bersyukur ketika ruang publik dijejali hoaks dan elit-elit yang miskin empati serta duka bangsa yang tak berkesudahan,
BATEMAN BAND hadir untuk mengisi relung hati kita yang kerontang menyaksikan kehidupan sosial politik yang salah urus.
Terakhir....
Pesan kuat soal kehadiran band baru ini adalah soal merawat persahabatan.
''Sahabat ibarat bra yang bagus. Sulit mendapatkan proporsi yang ideal dan mampu menopang dengan baik dan nyaman. Sahabat membuatmu terlihat lebih baik dan dekat serta tak berjarak dengan hati".