16/09/2025
HIDUP TENANG ITU BUKAN HADIAH
Hidup tenang itu bukan hadiah, bukan sesuatu yang datang tiba-tiba tanpa usaha, dan bukan p**a sekadar keadaan di mana masalah tidak ada. Hidup tenang adalah buah dari kerja dalam diri, kerja yang sering kali tidak terlihat, namun terasa di hati. Ia lahir ketika pikiran, nurani, perkataan, dan perbuatan berjalan dalam keselarasan. Pikiran yang jernih akan membawa kita melihat hidup tanpa banyak prasangka, tanpa berlebihan menaruh rasa takut atau curiga. Nurani yang hidup akan menuntun kita agar tidak mudah terperangkap pada kebohongan atau kelicikan. Sementara perkataan dan perbuatan, keduanya menjadi wujud nyata dari isi hati. Kalau keempatnya tidak selaras, maka hidup terasa terbelah, penuh pertentangan, seakan-akan diri kita sendiri adalah musuh bagi ketenangan yang kita cari.
Bayangkan ketika pikiran kita berkata ingin jujur, tapi mulut kita berbohong. Ketika hati kecil tahu mana yang benar, tapi tubuh memilih jalan yang salah. Pertentangan itu akan melahirkan kegelisahan yang terus menggerogoti batin. Karena sesungguhnya, ketenangan tidak pernah bisa hadir di dalam jiwa yang tidak jujur dengan dirinya sendiri. Kita mungkin bisa menipu orang lain, mungkin bisa menyembunyikan sesuatu di hadapan dunia, tapi nurani tidak bisa ditipu. Di saat kita melawan suara hati, kita justru sedang menyalakan api kecil di dalam diri sendiri—api yang pelan-pelan membakar ketenangan.
Maka, hidup tenang hanya mungkin diraih bila ada keberanian untuk jujur dengan diri sendiri. Jujur dalam berpikir, jujur dalam menimbang suara nurani, jujur dalam apa yang diucapkan, dan jujur dalam apa yang dilakukan. Keselarasan inilah yang membuat langkah kita ringan, meskipun hidup tetap penuh tantangan. Karena ketenangan bukanlah keadaan di mana badai berhenti, melainkan keyakinan bahwa kita berdiri tegak di tengah badai dengan hati yang tidak goyah. Pikiran tidak berkhianat, hati tidak tertutup, perkataan tidak melukai, dan perbuatan tidak menyalahi kebaikan.
Hidup tenang adalah proses panjang yang dilatih setiap hari. Bukan hadiah yang tiba-tiba jatuh, melainkan hasil dari upaya menjaga keseimbangan batin. Kita belajar mendengarkan nurani, mengendalikan pikiran yang sering liar, menata ucapan agar tidak menjadi racun, serta menjaga perbuatan agar selaras dengan nilai yang kita yakini. Saat semua itu menyatu, di situlah kita menemukan ketenangan. Bukan tenang yang kosong, tapi tenang yang penuh makna.
Terima kasih.. semoga bermanfaat..
Salam selaras, salam bahagia...