30/06/2025
Suara mesin motor meraung, membelah keheningan malam yang dipenuhi hiruk-pikuk anak muda. Dua motor sport mewah sudah bersiap di garis start.
Di sisi kiri dan kanan jalan, para penonton bersorak heboh. Teriakan-teriakan liar menggema, menciptakan atmosfer panas penuh adrenalin.
"Raka! Raka! Raka!"
Suara itu berasal dari sekumpulan gadis berbusana minim, melambaikan tangan, beberapa bahkan menggigit bibir, menggoda pemuda yang duduk gagah di atas salah satu motor sport.
Dialah Raka.
Ketua geng motor Mortal. Ditakuti. Disegani. Raja Jalanan.
Malam ini, seorang penantang baru berdiri di sampingnya. Jorgi, ketua geng motor Rajawali, datang dengan satu misiāmenghancurkan kesombongan Raka. Mata mereka bertemu. Tatapan mata keduanya tajam, penuh api persaingan.
"Sebaiknya lo urungin niat lo buat nentang gue," suara Raka terdengar dingin, senyuman penuh ejekan menghiasi wajahnya. "Karena demi apa pun, lo nggak akan menang!"
Jorgi menyeringai. Ia tak gentar. "Nggak usah banyak omong," balasnya santai. "Kita buktikan nanti, siapa yang pantas disebut Raja Jalanan!"
Raka tertawa keras. "Oke, siapa takut?" Ia menggeber gas motornya, suara knalpot menderu, menggema di antara sorakan liar penonton.
Di antara dua motor itu, seorang wanita cantik melangkah ke depan. Rambut panjangnya tergerai, tangannya menggenggam bendera start. Ia mengangkatnya tinggi, menghitung dengan suara lantang.
"Satu ... dua ... tiga!"
Bendera jatuh.
Dua motor sport itu melesat secepat kilat. Roda berdecit, membakar aspal. Angin malam menampar wajah mereka, tapi tak ada yang peduli. Yang ada hanyalah kecepatan, adrenalin, dan satu tujuanākemenangan.
Mesin meraung beringas. Kedua motor saling bersaing, menyalip dan menghalangi satu sama lain.
Di tikungan tajam, Jorgi melihat celah. Dengan gerakan agresif, ia menukik tajam, melewati Raka.
Sorakan terdengar riuh. Semua mata tertuju pada duel ini.
Tapi Raka bukan pecundang. Setelah berpuatar arah, tatapan matanya berubah dingin. Jorgi masih memimpin dan Raka belum menyerah. Dengan satu tarikan gas yang beringas, ia melesat! Badannya cond**g ke depan, mesin motornya mengaum seperti harimau kelaparan.
Detik berikutnyaāBLAAAR!
Raka melewati Jorgi.
Semua terjadi begitu cepat. Seperti bayangan, ia menyelinap dan mengambil alih posisi terdepan.
Jorgi menggigit bibir. Sial!
Garis finis semakin dekat. Jorgi berusaha menyusul, tapi terlambat. Raka melintasi garis finis lebih dulu.
Sorakan mengguncang udara.
"RAKAAAAA!"
Nama itu kembali diteriakkan. Para gadis berlarian ke arahnya, menyambut kemenangan pemuda itu dengan s**acita.
Raka menurunkan kakinya, menghentikan motornya dengan elegan. Ia melepas helm, mengibas rambutnya yang sedikit basah oleh keringat. Senyum miring terukir di bibirnya.
Raja Jalanan masih tak terkalahkan.
"Gimana?" Raka menatap Jorgi yang masih terengah-engah. Wajah pemuda itu tampak kesal, matanya menyiratkan kekalahan yang menyakitkan.
"Gue kan udah bilang," lanjut Raka. "Lo nggak akan bisa ngalahin gue. Nggak akan ada yang bisa. Karena lo dan geng lo itu cuma pecundang!"
Kata-kata itu seperti bensin yang disiram ke api.
"Brengsek lo, Raka!" teriak salah satu anggota Rajawali.
Situasi langsung memanas. Para anggota geng motor Rajawali mendekat dengan wajah garang, sementara geng Mortal juga tak tinggal diam. Suasana berubah tegang. Para gadis yang tadinya bersorak kini mulai panik, beberapa bahkan berteriak ketika dua geng motor itu baku hantam!
Braak!
Pertarungan pecah!
Tinju dan tendangan beterbangan, suara pukulan dan erangan kesakitan menggema di udara malam. Raka bukan sekadar jago balapanādia juga petarung ulung. Sekali hantam, tinjunya mengenai dada Jorgi, membuat pemuda itu tersungkur keras di aspal.
Namun, Jorgi bukan orang yang mudah menyerah. Dengan cepat, dia bangkit dan melayangkan pukulan keras ke arah Raka. Tapi Raka sigap. Satu per satu serangan Jorgi ditangkis dengan mudah.
"Itu doang?" Raka menyeringai. Dalam hitungan detik, dia melancarkan tendangan telak ke perut Jorgi, membuat lawannya meringis kesakitan.
Sementara itu, anggota geng Mortal mulai mendesak Rajawali. Duel demi duel terjadi, tapi hasilnya sudah bisa ditebakāMortal menang telak.
Jorgi terengah-engah. Dengan tangan gemetar, dia menyeka sudut bibirnya yang kini berdarah.
Raka berjalan mendekat, menatapnya dari atas. "Pergi lo dari sini ... sebelum gue dan anak-anak bikin lo sama geng lo jadi perkedel."
Jorgi tersenyum miring, meskipun matanya menyiratkan kekalahan. "Tunggu pembalasan gue."
Setelah berkata begitu, dia meludah ke aspal, lalu melangkah pergi bersama gengnya yang babak belur dan dipenuhi rasa malu.
Sorakan kembali terdengar, mengiringi kemenangan Raka dan geng Mortal.
"Hayo, guys! Kita senang-senang!" seru Raka, mengangkat tangannya ke udara. "Mana minum yang gue minta?"
"Ada nih!" sahut salah satu temannya, mengangkat botol minuman keras dengan senyum licik.
Tanpa pikir panjang, mereka bergerak ke sebuah bangunan kosongātempat yang sudah menjadi markas mereka. Tempat di mana segala bentuk kebebasan bisa dirayakan tanpa batas.
Raka menjatuhkan dirinya ke sofa tua yang ada di sana, lalu meneguk minumannya dengan santai. Malam masih panjang, dan dia siap menikmati setiap momennya.
Namun tiba-tiba ...
DRRTT! DRRTT!
Ponselnya bergetar. Sebal, Raka mengambil ponselnya dan melihat nama yang tertera di layar.
"Papa? Sial!"
Dengan malas, dia menekan tombol hijau dan menempelkan ponsel ke telinganya. "Ya, kenapa?" tanyanya dengan nada bosan.
"Dimana kamu?!" suara berat di seberang sana terdengar dingin dan penuh kemarahan.
Raka menghela napas. "Lagi di kafe, Pa. Sama teman-teman. Ini kan malam minggu, dan ini baru jam sebelas malam."
"Jangan bohong, Raka!" bentakan itu membuat Raka terdiam sejenak. "Sekarang juga pulang, atau Papa akan minta anak buah Papa jemput kamu secara paksa di bangunan kosong itu!"
Dada Raka menegang. Matanya melirik ke arah teman-temannya yang masih tertawa dan minum dengan santai.
Sial. Ayahnya tahu. Seperti biasa, dia selalu tahu.
"Ok, Raka pulang sekarang."
***
Baca selengkapnya di KBM App
Judul : Istri Bercadar Raja Jalanan