11/10/2025
Kisah Nabi Ishaq ‘Alaihissalām
Nabi Ishaq ‘alaihissalām adalah putra kedua dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalām dan Siti Sarah. Beliau lahir sebagai anugerah besar di usia tua kedua orang tuanya, setelah penantian panjang dan doa yang tak henti-henti. Kelahirannya menjadi bukti kekuasaan Allah subhanahu WA Ta'ala bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya.
Kelahiran yang Diumumkan Malaikat
Ketika Nabi Ibrahim alaihissalām dan siti siti Sarah sudah lanjut usia, malaikat datang dalam rupa tamu yang sopan. Mereka membawa kabar gembira:
“Sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan kelahiran seorang anak yang alim.”
(Quran Surat. Adz-Dzariyat: 28)
Siti Sarah terkejut, “Apakah aku akan melahirkan, padahal aku sudah tua?”
Namun malaikat menjawab bahwa itulah kehendak Allah subhanahu WA Ta'ala. Tidak lama kemudian, lahirlah seorang bayi yang lembut dan cerdas, bernama Ishaq, yang berarti “tertawa”, karena siti Sarah tertawa bahagia mendengar kabar itu.
Tumbuh Menjadi Sosok Saleh
Sejak kecil,nabi Ishaq alaihissalām tumbuh dalam rumah penuh iman dan kebijaksanaan. Ia belajar langsung dari ayahnya, Nabi Ibrahim alaihissalām tentang tauhid, kesabaran, dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah subhanahu WA Ta'ala. Ia dikenal lembut hati, bijak dalam bicara, dan sangat penyayang terhadap sesama.
Ketika dewasa, Nabi Ishaq alaihissalām menikah dengan Ribqah dan dikaruniai dua anak kembar:
‘Ish yang menjadi pemburu kuat
Ya‘qub yang kelak juga menjadi nabi
Dari keturunan Nabi Ishaq alaihissalām inilah lahir banyak nabi-nabi Bani Israil, termasuk Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, hingga terakhir Nabi Muhammad solllohualaihi wasalam yang datang sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Nabi Ishaq tinggal di wilayah Kan‘an (Palestina) dan terus berdakwah kepada kaumnya agar menyembah Allah subhanahu WA Ta'ala semata. Ia mengajarkan keadilan, kasih sayang, dan kejujuran dalam kehidupan.
Beliau dikenal sabar menghadapi orang-orang yang menentang, dan selalu mendoakan kebaikan untuk mereka.
Nabi Ishaq hidup hingga usia lanjut dan wafat dengan tenang. Sebelum wafat, ia berpesan kepada anak-anaknya agar tetap menjaga keimanan dan mengikuti jalan kebenaran.
Beliau dimakamkan di Hebron, di samping ayahnya, Nabi Ibrahim ‘alaihissalām, sebagai simbol kedekatan antara ayah dan anak yang sama-sama mencintai Allah subhanahu WA Ta'ala dengan tulus.
Pesan Moral dari Kisah Nabi Ishaq
1. Tidak ada yang mustahil bagi Allah subhanahu WA Ta'ala bahkan di usia tua, Allah subhanahu WA Ta'ala mampu memberi keturunan.
2. Kesabaran dan doa selalu berbuah manis bagi orang beriman.
3. Ilmu dan kebaikan adalah warisan terbaik yang bisa diberikan kepada anak.
4. Cinta kepada Allah subhanahu WA Ta'ala melahirkan ketenangan dan keberkahan dalam hidup.