12/05/2025
Ini bukan tentang ayam
Seekor ular menggigit seekor ayam dan dengan racun yang terbakar di tubuhnya, ayam itu mencari pertolongan dan perlindungan di kandang ayam.
Tetapi ayam-ayam lain lebih s**a mengusirnya, takut racunnya akan menyebar di seluruh kandang.
Ayam itu lemas, menangis kesakitan. Bukan karena gigitan ular, tetapi karena pengabaian dan penghinaan keluarganya sendiri, tepat ketika dia sangat membutuhkannya.
Dan ia pun pergi, terbakar karena demam, menyeret kaki, rentan terhadap malam yang dingin.
Setiap langkah kakinya yang pelan, air matanya mengalir.
Ayam-ayam di kandang melihatnya bergerak pergi, sampai mereka melihatnya menghilang di kejauhan.
Beberapa ayam mengatakan:
"Biarkan dia pergi; biarkan dia mati jauh dari kita."
Dan ketika ayam itu menghilang di kejauhan, mereka semua yakin bahwa dia sudah mati.
Waktu telah berlalu.
Seekor burung kolibri datang ke kandang ayam dan mengumumkan:
"Saudarimu masih hidup! Dia tinggal di gua tidak jauh dari sini.
Dia pulih, tetapi ia kehilangan satu kaki karena gigitan ular.
Dia mengalami kesulitan mencari makanan dan membutuhkan bantuan anda."
Semua ayam di kandang terdiam. Kemudian beberapa dari mereka mulai memberikan alasan-alasan masing-masing:
"Saya tidak bisa pergi, saya sedang bertelur."
"Saya tidak bisa pergi, saya mau pergi mencari jagung."
"Saya tidak bisa pergi, saya harus menjaga anak-anak saya."
Jadi, satu demi satu, mereka semua menolak untuk pergi melihat ayam yang kesakitan itu.
Burung kolibri kembali ke gua, tanpa bantuan.
Waktu berlalu lagi.
Burung kolibri itu pun kembali dengan berita menyakitkan:
"Saudarimu sudah mati. Dia meninggal sendirian di dalam gua dan tidak ada seorangpun yang mengubur atau berkabung untuknya."
Pada saat itu, ayam-ayam di kandang mulai merasa sedih. Keluhan mendalam memenuhi kandang ayam.
Mereka yang tadinya bertelur, berhenti.
Mereka yang tadinya mencari jagung, meninggalkan semuanya.
Mereka yang tadinya merawat anak-anak, sejenak melupakan anak-anak nya.
Timbullah rasa penyesalan di dalam hati mereka.
Penyesalan lebih menyakitkan daripada racun apa pun.
"Kenapa kita tidak pergi lebih awal? ", mereka bertanya.
Dan tanpa mengukur jarak atau usaha, semua ayam pergi ke gua, menangis dan mengeluh.
Sekarang mereka punya alasan untuk melihatnya, tetapi sudah terlambat.
Ketika sampai di gua, mereka sudah tidak dapat menemukan ayam itu lagi.
Mereka hanya menemukan suatu tulisan di dinding gua yang mengatakan:
"Dalam hidup, sering kali orang tidak menyeberang jalan untuk menolongmu ketika kamu masih hidup,
tetapi mereka akan menyeberangi dunia untuk melihat kuburmu ketika anda telah mati.
Dan sebagian besar air mata di kuburan bukan karena rasa sakit, tapi karena penyesalan."
Tentang Hidup