Edukasi.id

Edukasi.id konten Random Edukasi dan Inspirasi

Sebatang Kara, Nenek Pencari Rongsok Ini Sering Tak MakanHidup sebatang kara, itulah yang dijalani lansia pencari rongso...
24/09/2025

Sebatang Kara, Nenek Pencari Rongsok Ini Sering Tak Makan
Hidup sebatang kara, itulah yang dijalani lansia pencari rongsok ini. Namanya Nek Rohyani (63) di usia senja nya ia harus berjuang seorang diri, untuk menyambung hidup nya.
Setiap hari nenek harus keliling atau berjalan kaki sejauh 5 KM dari rumah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk mencari barang bekas untuk dikumpulkan. Barang rongsokan yang nenek cari tak langsung dijual tapi Nek Rohyani kumpulkan selama 2 minggu agar bisa terkumpul banyak.
Upah yang didapat nenek selama mengumpulkan rongsok 2 minggu hanya 30 ribu. Nenek gunakan uangnya sehemat mungkin untuk bertahan hidup. Tapi kadang sebelum dapat lagi upah nenek udah kehabisan makanan.
Nenek cerita katanya ia pernah ga makan selama 3 hari karena tak punya uang untuk membeli beras, nenek hanya bisa menahan perut keroncongan nya itu dan mengganjal nya dengan air putih saja.
Selama ini, nenek tinggal menumpang di rumah sederhana. Isi rumahnya pun tak ada alas, kalau tidur nenek hanya beralas spanduk bekas yang membuatnya pegal juga kedinginan kalau tidur.

Anak Kelas 1 SD  Jualan Gorengan Demi Biaya Pengobatan Ibu Demi Ibu, Aku Harus Kuat" – Suara Kecil yang Menggetarkan Hat...
23/09/2025

Anak Kelas 1 SD Jualan Gorengan Demi Biaya Pengobatan Ibu
Demi Ibu, Aku Harus Kuat" – Suara Kecil yang Menggetarkan Hati
Di usia yang seharusnya dihabiskan dengan bermain dan belajar, maliq yang masih duduk dibangku kelas 1 SD justru memikul beban yang berat. Kondisi ibunya yang sedang sakit chronic kidney disease atau gagal ginjal yang saat ini sudah memasuki stadium 5, membuat maliq harus berjuang membantu mencari biaya pengobatan sang ibu.

Setiap pagi, ia membawa dagangan gorengan ke sekolah bukan untuk jajan, tapi untuk membantu biaya pengobatan ibunya. Anak sekecil itu memilih berdiri di sisi ibunya, menjadi penguat di saat sang ibu terbaring lemah, tak mampu berjalan sendiri tanpa bantuan. Maliq membawa gorengan untuk dijual disekolahnya, ketika gorengan masih banyak sisa, maliq lanjut berjualan sepulang sekolah dengan berkeliling. Mungkin hasil yang ia dapatkan tidak besar, hanya 15.000-20.000 rupiah jika semua gorengannya habis, tetapi dia memilih untuk berjuang membantu kesembuhan ibunya.

Bu heni membutuhkan biaya 4-5 juta setiap bulannya untuk membeli obat yang bisa meningkatkan kemungkinan sembuh. Tapi jumlah itu cukup besar bagi mereka, dan belum mampu untuk membeli obat yang dibutuhkan. Saat ini, bu heni hanya bisa melakukan metode pengobatan cuci darah setiap 2 minggu sekali, itupun bu heni merasa kesulitan untuk biaya operasional ke rumah sakit dan biaya-biaya lainnya.

Kondisi semakin genting ketika sakit bu heni kumat. Ia akan merasakan sesak napaf yang hebat, hingga tak sanggup tidur dalam posisi berbaring. Obat-obatan yang harus di beli tidak ditanggung dan harus beli sendiri, sementara bu heni tidak bisa bekerja dan mengandalkan anaknya dan bantuan orang-orang baik diluar sana.

Mari bantu bu heni sembuh. Mari jaga harapan kecil yang kini menjadi cahaya satu-satunya dalam keluarga ini. Anak kecil yang setiap hari berjuang demi ibunya, dengan cara paling sederhana yang ia tahu. jangan biarkan maliq berjuang sendiri.
Link donasi https://raihmimpi.id/info-campaign/pesonabantubuheni

🥹DITELANTARKAN ORANGTUA🥹Ditelantarkan Orang Tua, Bocah 11 Tahun Ini Jualan KerupukNasib malang harus dirasakan oleh Faiz...
22/09/2025

🥹DITELANTARKAN ORANGTUA🥹

Ditelantarkan Orang Tua, Bocah 11 Tahun Ini Jualan Kerupuk

Nasib malang harus dirasakan oleh Faizal, untuk bertahan hidup ia keliling berjualan kerupuk milik orang.

Padahal usia Faizal masih 11 tahun.
Dua tahun lalu, kedua orang tuanya bercerai, saat itu Faizal tinggal bersama ibu, namun pilunya setelah itu ibunya pun pergi, Faizal dititipkan ke tantenya.

Ayah ibu nya pun pergi entah kemana, dan tak ada kabar sampai sekarang
Kini, Faizal tak punya ayah ibu dan harus berusaha sendiri untuk bisa bertahan💔

Faizal masih duduk dibangku kelas 5 SD, namun sudah lama ini ia sering tak masuk sekolah karna harus berjualan.

Faizal butuh uang untuk makan sehari-hari dan bayar kontrakan.

Tantenya pun hanya seorang tukang sapu, usianya sudah 55 tahun, tapi tiap hari ia bekerja tergantung orang memanggil saja.

Faizal terancam putus sekolah💔
Meski sering kali Faizal harus menahan lapar, kerupuk yang dijual nya belum ada yang beli.

Bocah 11 tahun ini harus menjalani sekolah sambil bekerja.

Kabar menggembirakan datang bagi para aparatur sipil negara (ASN), terutama guru, dosen, anggota TNI, dan Polri.Pemerint...
21/09/2025

Kabar menggembirakan datang bagi para aparatur sipil negara (ASN), terutama guru, dosen, anggota TNI, dan Polri.

Pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan gaji bagi kelompok tersebut melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2025 yang telah disahkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 30 Juni 2025 lalu.

Dokumen resmi Perpres ini telah diunggah ke laman Sekretariat Negara pada Kamis, 18 September 2025 dan menjadi bagian dari delapan program quick wins pemerintah dalam mempercepat pencapaian target pembangunan nasional.

(Sumber : tribunnews. com)

Meski Kaki Sakit, Lansia Sebatang Kara Jualan Cilok Untuk Bisa MakanBerjualan cilok sudah Abah Dahlan lakukan selama 30 ...
21/09/2025

Meski Kaki Sakit, Lansia Sebatang Kara Jualan Cilok Untuk Bisa Makan
Berjualan cilok sudah Abah Dahlan lakukan selama 30 puluh tahun lamanya dan rela memikul dagangan seberat 20 kg setiap hari!

Padahal kalau dilihat kaki abah engga baik-baik aja, jalannya pun terseok-seok karena badannya sudah renta. Tapi apa boleh buat, abah hanya bisa bertahan hidup jika berjualan.
Beban yang dibawa belum lagi sakit yang dirasakan kakinya, Abah Dahlan hanya mendapatkan keuntungan sedikit, sehingga seringkali abah hanya bisa makan dengan garam dan gorengan saja.

Bikin menyayat hati, Di musim penghujan saat berjualan, Abah seringkali terjatuh terpeleset karena licin. Alhasil abah tidak jadi jualan, pulang dengan keadaan perut kosong dan tidak bisa membeli apa-apa karena tak punya uang

Cobaan terus datang bertubi-tubi di kehidupannya.
“Cilok abah pernah terbakar hangus pas lagi dimasak. Abah histeris minta tolong tetangga untuk memadamkan api. Alhamdulillah nyawa abah masih selamat..Tapi akhirnya abah nggak bisa jualan cilok. Abah cuma bisa menangis menahan lapar, sebab abah belum makan dari kemarin..” ucapnya sembari menangis

Keempat anak dan istrinya pun sudah tidak ada, Kini abah hanya tinggal dengan 1 anak perempuan semata wayangnya.
“Abah gakuat lagi nahan sakit, pengennya istirahat jualan dirumah neng.”

Haikal Al Farizi dan adiknya, Haezar, terpaksa mengenakan seragam pramuka dan sepatu secara bergantian saat ke sekolah. ...
20/09/2025

Haikal Al Farizi dan adiknya, Haezar, terpaksa mengenakan seragam pramuka dan sepatu secara bergantian saat ke sekolah.

Saat ini, Haikal duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sementara Haezar masih kelas 3 sekolah menengah pertama (SMP).

Dalam video yang beredar, salah satu dari mereka terlihat pulang ke rumah.

Sementara satu lainnya telah menunggu untuk bergantian mengenakan seragam dan sepatunya.

Mereka bertukar seragam setiap hari Kamis.

Keduanya bersekolah di tempat yang sama, tetapi dengan waktu belajar yang berbeda.

"Gantian memakai baju Pramuka, setiap hari Kamis. Sepatu juga. Kemarin Aa (Haikal) masuk siang, Haezar pagi," kata Haezar

Usut punya usut, keduanya tinggal di sebuah kontrakan petak di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Mereka tinggal bersama sang ibu yang mengalami gangguan jiwa, adik bungsu bernama Calista, serta seorang nenek.

Ayah mereka sudah meninggal sejak 2020 lalu.

Tulus! Anak SD di Sumut Bersihkan Musala demi Temannya Mengaji NyamanSeorang siswa SD di Deli Serdang, Sumatera Utara, m...
20/09/2025

Tulus! Anak SD di Sumut Bersihkan Musala demi Temannya Mengaji Nyaman

Seorang siswa SD di Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi sorotan setelah aksinya membersihkan musala sepulang sekolah viral di media sosial. Momen itu direkam oleh gurunya dan diunggah melalui akun TikTok , memperlihatkan sang anak menyapu serta menata meja kecil untuk persiapan mengaji. Menariknya, siswa tersebut sengaja menunggu teman dan gurunya pulang terlebih dahulu agar tindakannya tak diketahui. Ketulusan hati anak itu membuat warganet terharu dan ramai-ramai memberikan doa kebaikan baginya. Mereka berharap sang siswa tumbuh menjadi pribadi saleh, sukses, serta membanggakan kedua orang tuanya di masa depan.

Korban Keracunan MBG di Garut Bertambah Jadi 569 OrangDinas Kesehatan (Dinkes) Garut mengungkapkan data terbaru mengenai...
20/09/2025

Korban Keracunan MBG di Garut Bertambah Jadi 569 Orang

Dinas Kesehatan (Dinkes) Garut mengungkapkan data terbaru mengenai pelajar keracunan diduga usai memakan menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Jumlahnya pelajar keracunan saat ini lebih dari 500.
"Hingga saat ini, berdasarkan penelusuran yang kami lakukan, ada 569 orang yang mengalami gejala keracunan," ujar Kadinkes Garut dr Leli Yuliani.

Leli mengatakan jumlah pelajar yang diduga mengalami keracunan MBG mengalami peningkatan. Jumlah ini didapat setelah menerima laporan dari sejumlah sekolah di Garut.

"Hari ini ada pelaporan dari salah satu sekolah dasar. Lokasinya masih di Kecamatan Kadungora," katanya.

569 pelajar yang mengalami gejala keracunan ini, berasal dari empat sekolah berbeda. Yakni dari SMP dan SMA yang berada di bawah satu yayasan yang sama, serta sebuah SD dan Madrasah Aliyah.

Lebih lanjut, Leli menjelaskan dari jumlah tersebut mayoritas mengalami gejala yang ringan, dan dirawat di rumah masing-masing. Hanya ada sekitar 30 orang yang menjalani rawat inap di Puskesmas.

"Yang menjalani rawat inap, total ada 30 orang. 11 sudah kembali ke rumah, 19 lainnya masih menjalani perawatan," ucap Leli.

Virall..!!! Wali kota Prabumulih, Ir. H Arlan akhirnya bertemu langsung Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah SPd MS...
19/09/2025

Virall..!!!
Wali kota Prabumulih, Ir. H Arlan akhirnya bertemu langsung Kepala SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah SPd MSi serta satpam sekolah, Ageng. Pertemuan ini menjadi momen saling memaafkan usai polemik pencopotan jabatan kepala sekolah, buntut dugaan teguran terhadap anak wali kota yang membawa mobil ke sekolah.

Baik Roni maupun Ageng menerima permintaan maaf wali kota Arlan dengan lapang dada. Bahkan, suasana semakin mengharukan ketika Arlan memberikan hadiah berupa motor listrik untuk Roni dan Ageng.

“Didiklah anak-anak dengan baik, jangan berubah meski ada kejadian ini. Jadikan pelajaran. Ini tanda terima kasih. Harus balik lagi ke SMP itu ya, ini perintah,” ujar wali kota Arlan, Rabu (17/5/2025).

Riswan, remaja asal Tasikmalaya, harus memikul beban berat sejak kecil.Setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, ia me...
18/09/2025

Riswan, remaja asal Tasikmalaya, harus memikul beban berat sejak kecil.
Setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, ia menjadi tulang punggung keluarga demi menghidupi serta menyekolahkan ketiga adiknya.

Sejak usia 13 tahun, Riswan terpaksa berhenti sekolah dan bekerja sebagai kuli pasir. Namun, upah yang diterimanya jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya pendidikan adik-adiknya.

Lebih menyedihkan, Riswan bersama adik-adiknya pernah diusir dari rumah lama oleh kakak tirinya. Kini, mereka hanya bisa menempati rumah sederhana hasil gotong royong warga, itupun berdiri di atas tanah pinjaman.

Kehidupan sehari-hari mereka sangat memprihatinkan. Tidur beralas tikar tipis, berbagi satu bantal untuk bertiga, dengan penuh keterbatasan namun tetap berusaha tegar menghadapi hidup.

“Meski aku terlahir dan hidup tak sempurna, aku ingin adik-adikku hidup lebih baik. Ibu kami kabur entah kemana, dan aku...
16/09/2025

“Meski aku terlahir dan hidup tak sempurna, aku ingin adik-adikku hidup lebih baik. Ibu kami kabur entah kemana, dan aku harus tetap kuat demi masa depan mereka,” - Riri, 16th.

Gadis berusia 16 tahun itu nampak ikhlas menerima keadaan yang Allah berikan untuknya. Kedua kakinya tak sempurna dan tak bisa juga dijadikan tumpuan kehidupan.

Untuk berjalan, dengan tertatih ia gunakan satu tangannya sebagai tumpuan.

Riri panggilan akrabnya, saat ini tinggal bersama kedua adiknya yang masih duduk di bangku sekolah. Ia memikul beban sebagai seorang Ibu setelah ibunya pergi begitu saja entah kemana.

Sehari-hari, sebelum berangkat berjualan sayur keliling Riri mengerjakan pekerjaan rumahnya dan memastikan kedua adiknya berangkat ke sekolah dengan baik.

Meski ruang geraknya terbatas, Riri percaya bahwa setiap usaha yang dijalani akan menjadi berkah dalam kehidupan.

Banyak mata memandang ketika Riri berjualan di tengah lalulalang. Terlalu banyak arti dari pandangan itu hingga ia sudah tidak pernah menghiraukan artinya.

Dibawanya sayur mayur di atas kepala dengan satu tumpuan tangan untuk berjalan, serta satu lainnya untuk menahan beban yang harus ia tahan.

Kontrasnya kondisi tubuh Riri dengan yang lain jelas terlihat. Namun, hal itu tertutup tekad kuat Riri dalam mengarungi kehidupan.

Cita-citanya ingin menyekolahkan kedua adiknya sampai jenjang tertinggi. Oleh karena itu, Riri mati-matian berjuang dan menjaga semangatnya.

Sudah banyak air mata yang Riri lewati sampai menjadi sosok wanita tangguh pejuang. Kerasnya kehidupan membuat ia jatuh bangun terhantam kenyataan.

"Sebenarnya, kalau ada rezeki lebih ingin punya usaha konter pulsa agar bisa fokus jagain adik-adik dan gak terlalu jauh berjalan. Kakinya s**a sakit karena gak bisa pakai alas meskipun aku sudah tahan-tahan", ujar Riri mengandai.

Ayah Sudah Tiada, Bocah SD Jualan Gorengan Hingga Malam Demi Bisa Beli Obat Buat IbuSultan yang sehari-harinya keliling ...
15/09/2025

Ayah Sudah Tiada, Bocah SD Jualan Gorengan Hingga Malam Demi Bisa Beli Obat Buat Ibu
Sultan yang sehari-harinya keliling berjualan gorengan. Sultan keliling kota untuk berjualan sepulang sekolah.
Miris kadang ia baru pulang ketika sudah larut malam. Pernah suatu ketika hujan deras tak henti dari sore. Gorengannya jadi banyak yang tak terjual, bahkan basah akibat air hujan. Saking laparnya dan tidak punya uang Sultan terpaksa makan gorengan basah itu…
ayah Sultan juga sudah tiada. Ibunya pun sudah tidak sanggup melakukan pekerjaan berat karena sakit. Maka dari itu Sultan mencari nafkah agar ibunya bisa berobat dan adiknya bisa makan dan ia pun bisa terus sekolah.










Address

Jalan Perumpang Barat
Pinggirrawa Timur
12014

Telephone

+6282219275707

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Edukasi.id posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Edukasi.id:

Share