Kang Pardi

Kang Pardi Ini adalah halaman Kang Pardi Prabowo Tukang "ngonten" kuliner

Kemana kita sore ini? Pecel Bakmi Soto?
20/11/2025

Kemana kita sore ini? Pecel Bakmi Soto?

Beberapa hari terakhir, anak saya sering bercerita tentang menu MBG yang disajikan di sekolah. Anak saya tipenya cukup s...
18/11/2025

Beberapa hari terakhir, anak saya sering bercerita tentang menu MBG yang disajikan di sekolah. Anak saya tipenya cukup sensitif soal rasa—kalau masakan kurang pas di lidah, biasanya langsung kehilangan selera. Padahal di rumah, kami sudah membiasakan mereka dengan menu sederhana dan apa adanya. Tidak perlu mewah, yang penting rasanya enak dan cocok: orek tempe, telur dadar, atau sayur tumis sederhana pun mereka lahap karena sudah terbiasa sejak kecil.

Sebelum ada program MBG, anak saya selalu membawa bekal dari rumah. Sesederhana oseng wortel, jamur, bunga kol, ditemani bakwan tahu, tetap dinikmati dengan senang hati. Memang secara gizi belum bisa disebut empat sehat lima sempurna, tapi cukup untuk energi dan kenyamanan mereka hingga pulang sekolah.

Foto menu MBG yang saya terima dari sekolah ini hanyalah sebagian contoh. Jujur, saya sangat menghormati kerja keras tim dapur SPPG. Mereka bangun dini hari, menyiapkan ratusan porsi, dan baru bisa beristirahat menjelang siang. Tidak ada niat untuk menyalahkan mereka, karena mereka bekerja sesuai instruksi dan sistem yang ada.

Namun, sebagai orang tua, saya hanya ingin memastikan: apakah menu yang disajikan memang sudah memenuhi standar gizi yang dianjurkan oleh Presiden Prabowo Subianto? Karena kenyataannya, beberapa kali anak-anak mendapat lauk seperti ayam goreng yang keras digigit, telur rebus dengan sedikit kuah bumbu, atau bahkan batagor/siomay yang rasanya kurang pas dijadikan menu makan siang anak sekolah.

Bukan soal tidak bersyukur. Kami tahu, banyak anak-anak di pelosok Indonesia yang bahkan tidak seberuntung ini. Tetapi kalau program ini sudah berjalan dengan anggaran besar dan konsep besar, rasanya wajar bila kita sebagai orang tua berharap makanan yang disajikan benar-benar layak, bergizi, dan enak dimakan.

Kadang saya berpikir—mungkin kalau dibandingkan, pesan paket nasi Padang 8.000 di Warung Ranah Pesisir Jalan Gatotkaca Ponorogo saja rasanya lebih terjamin dan anak-anak lebih semangat makan. Hehe… tapi tentu itu hanya candaan orang tua yang sedang capek memikirkan anaknya.

Pada akhirnya, saya hanya ingin makan sego pecel saja. Yuk, mari.

18/11/2025

Kue Putu Pojok Pahlawan sejak tahun 1974

Semangat!
18/11/2025

Semangat!

Soto Kobong Boyong Neng Omah
18/11/2025

Soto Kobong Boyong Neng Omah

Warung ini sudah bertahun-tahun menyajikan soto ayam. Dulu sebelumnya ikut kerja sama orang, setelah pemiliknya meninggal sekarang diteruskan oleh Bu Umi. bu...

Orang jualan itu punya banyak cara untuk menarik perhatian calon pembeli. Salah satu yang cukup sering ditemui adalah me...
18/11/2025

Orang jualan itu punya banyak cara untuk menarik perhatian calon pembeli. Salah satu yang cukup sering ditemui adalah menawarkan harga yang sangat terjangkau. Contohnya seperti sundukan jeroan ayam yang dibalur tepung ini. Harganya hanya seribu rupiah—murah, sederhana, tapi pas sekali dijadikan teman makan soto ayam.

Sebenarnya, makanan ini tidak wajib dipesan. Pembeli bisa saja datang hanya untuk minum, lalu ngemil sundukan saja. Intinya, penjual menyediakan variasi sajian agar orang bisa menikmati apa pun sesuai keinginan dan kemampuan mereka.

Konsep seperti ini sering disebut subsidi silang. Menu utama dijual sedikit lebih tinggi supaya produk pendamping bisa dipatok sangat murah. Hasilnya, pembeli merasa punya pilihan, dan perputaran uang tetap berjalan. Banyak toko kelontong juga menerapkan hal serupa: menjual barang kebutuhan harian sedikit lebih murah, walau hanya untung 200–500 rupiah, supaya pembeli terus berdatangan.

Lalu bagaimana dengan para pelaku usaha yang rela perang harga? Ada yang banting harga, ada yang menurunkan kualitas, bahkan ada yang membuat kita bertanya-tanya: apakah mereka ini pegawai dinas sosial atau orang kaya yang sedang menyamar? Tidak jelas. Tapi fenomena itu nyata.

Setiap kali saya bertanya kepada para bakul lama tentang munculnya kompetitor baru yang meniru usaha mereka, jawabannya hampir selalu sama: “Tidak masalah, semua sudah ada pasarnya masing-masing. Tidak usah memikirkan yang di luar kuasa kita. Fokus saja melayani pelanggan dengan sepenuh hati.”

Jawaban itu selalu diucapkan dengan senyum lebar—senyum orang yang sudah kenyang pengalaman. Para pemain lama paham betul bahwa usaha itu memang siklus: ada masa sulit, ada masa ramai. Semua bagian dari perjalanan.

Dan pada akhirnya, kunci bertahan bukan sekadar perang harga, tapi bagaimana sebuah usaha mampu menjaga rasa, konsistensi, dan pelayanan dari hari ke hari. Itu yang membuat pelanggan kembali, meski kompetitor datang silih berganti.



17/11/2025

SOTO KOBONG BU UMI

Warung kecil di depan rumah ini sudah bertahun-tahun menyajikan soto ayam hangat yang akrab di lidah warga sekitar. Dulu dirintis bersama orang lain, lalu setelah pemilik sebelumnya meninggal, kini diteruskan oleh Bu Umi.

Meski tampil sederhana, soto kobong racikan Bu Umi punya cita rasa khas rumahan ndeso—gurih, segar, dan bikin kangen. Yang bikin banyak orang kembali datang bukan hanya rasanya, tapi juga harganya yang ndilalah masih sangat terjangkau.

📍 SOTO KOBONG BU UMI
Alamat: 49FX+JM, Jl. Sabuk Janur, Demalang, Somoroto, Kauman, Ponorogo
🕒 Jam buka: Setiap hari, 07.00–19.00 WIB
💸 Harga: Rp 6.000,-

17/11/2025

Detik detik mobil tabrak batas tinggi di jalan HOS Cokroaminoto Ponorogo

Duwe bojo gemati kui yo termasuk rejeki. Wedang kopi roti dicepaki... Kudu disyukuri, sesuk ujuk-ujuk njaluk paket Shopi...
17/11/2025

Duwe bojo gemati kui yo termasuk rejeki. Wedang kopi roti dicepaki... Kudu disyukuri, sesuk ujuk-ujuk njaluk paket Shopi 😁

Ngopi sambil ngedit lur.

Wah ini tadi kayaknya yang shooting di Pasar Hewan Somoroto. Ngeri penontonnya.
17/11/2025

Wah ini tadi kayaknya yang shooting di Pasar Hewan Somoroto. Ngeri penontonnya.

17/11/2025

Sempat juga lewat pasar hewan Somoroto, nampak tadi ada bakul yang ngomel karena ada yang sibuk ngonten. Mbak-mbak pakai slayer di leher.

17/11/2025

Tadi saya barengan dengan ambulance desa Ngrandu. Lalu selama perjalanan kurang lebih ada 3 anak kucing jatuh dari bawah mobil itu. Pertama di kawasan Pengkol, kedua di Utara Dengok, ketiga di Cemoro (depan bakul iwak kali). Sebelum akhirnya kendaraan itu masuk ke RSUD Hardjono Ponorogo.

Dari ketiganya hanya satu yang selamat hidup, yaitu yang nomer dua. Lainnya tak terselamatkan.

Address

Ponorogo
63463

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kang Pardi posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Kang Pardi:

Share

Category