13/06/2025
Dari Rahim Hingga Pelukan: Kisah Perjuangan yang Tak Terlihat..
Semuanya dimulai saat dua garis merah muncul di alat uji kehamilan.
Terdengar kabar bahagia, tapi di balik senyuman seorang wanita yang akan menjadi ibu, ada rasa takut yang diam-diam tumbuh.
Tubuhnya mulai berubah perlahan tapi pasti.
Mual yang datang tanpa aba-aba.
Lelah yang menggantung bahkan setelah tidur panjang.
Punggung sakit, kaki bengkak, kepala pusing, dan hati yang kadang sesak karena emosi tak menentu.
Tapi dia diam.
Karena dalam perutnya, tumbuh kehidupan yang ia jaga dengan seluruh jiwa.
Ia tetap memasak, mencuci, membereskan rumah.
Ia menahan nyeri demi melihat suaminya tidak terbebani.
Terkadang ia hanya ingin dipeluk, hanya ingin didengar, hanya ingin ditanya, “Kamu capek, ya?”
Lalu datanglah waktu yang ditunggu sekaligus ditakuti: melahirkan.
Beberapa jam di ruang bersalin terasa seperti seumur hidup.
Sakitnya bukan main-main.
Antara hidup dan mati, ia bertaruh.
Demi satu tangisan kecil yang akhirnya lahir dan mengguncang dunia mereka.
Selesai? Tidak.
Justru baru dimulai.
Tubuhnya belum pulih, tapi bayi menangis setiap dua jam.
Ia menyusui dengan mata sayu, payudara bengkak, punggung remuk.
Kadang sambil menahan air mata, sambil menahan lapar, sambil menahan kantuk yang tidak pernah terbayar.
Ia merasa sendiri,
terutama saat suaminya tak lagi peka,
saat perhatian hanya tertuju pada pekerjaan atau gadget,
lupa bahwa di dalam rumah itu… ada pahlawan tanpa medali yang sedang berjuang setiap detik.
Wahai Para Suami...
Tolong ya,
jangan hanya jadi ayah saat ada teman yang datang.
Jadilah suami yang benar-benar hadir—yang tahu, bahwa istrimu bukan robot, bukan pelayan, bukan juga wanita super tanpa lelah.
Peluk dia.
Tanya dia, “Apa yang bisa aku bantu hari ini?”
Karena satu tindakan kecil darimu, bisa jadi penopang besar untuk jiwa yang sedang rapuh.
Jangan tunggu dia marah atau menangis dalam diam.
Jangan tunggu dia menyerah, sebelum kamu mulai menghargai.
Karena satu hal yang pasti:
Tidak ada ibu yang lahir tanpa luka.
Dan setiap luka itu… layak dihormati dengan cinta yang utuh.
Copas: Suami_Istri