24/07/2025
SURAT TERBUKA
Kepada Yth. Bapak Presiden Republik Indonesia
Jend (Purn) H. Prabowo Subianto
Di
Jakarta.
Assalamu Alaikum warahmatulullahi wabarakatuh
Bapak Presiden yang saya hormati,
Perkenalkan nama saya Dika, umur 27 thn, seorang ibu dengan dua orang anak, asal Kota Pontianak Kalimantan Barat, saat ini tinggal di Kuala Lumpur Malaysia, sebagai pekerja migran asisten rumah tangga sejak satu setengah tahun lalu.
Bapak Presiden, ijinkan saya dengan segenap harap dan kerendahan hati menyampaikan derita dan kisah pilu yang dialami anak saya Kia 4 thn, yang saat ini tinggal bersama kedua orang tua saya di Kota Pontianak, sejak saya memilih menjadi pekerja migran
Tiga bulan setelah saya berangkat ke Malaysia, orang tua saya memberitahukan ke saya kalau anak saya Kia, di jemput oleh orang tua angkat mantan suami saya untuk dibawa menginap di rumahnya di Pontianak Barat, dengn alasan rindu. Saat itu, orang tua saya tidak berada dirumah, namun anak pertama saya melihat Kia dibawa. Kemudian orang tua angkat mantan suami saya juga ada mengirim pesan wa ke saya yang menyatakan kalau Kia ada di rumahnya.
Setelah 10 hari anak saya Kia dikembalikan kerumah orang tua saya dalam kondisi demam tinggi. Lalu orang tua saya memberi obat penurun demam namun tidak berangsur baik. Oleh ibu dan adik saya yang bekerja di apotik, setelah hari ketiga membawa Kia berobat di RS Kharitas Bakti. Bak disambar petir di siang bolong, dokter menyatakan anak saya menjadi korban perkosaan dan positif tertular penyakit kelamin Gonore (spilis/kencing nanah). Seketika ibu saya baru sadar kenapa sejak kembali dari rumah bapak angkatnya, Kia selalu meraung menjerit kesakitan ketika pipis dan kemaluannya berbau dan keluar cairan hijau seperti nanah.
Sepulang dari rumah sakit, saya menelpon sambil menangis dan bertanya ke anak saya siapa pelakunya. Anak saya bilang pelakunya ada di jeruju tempat ayah angkat mantan suami saya. Betapa pelaku sangat keji dan biadab Masa setega dan sejahat itu pada anak saya ? Sepajang hari saya menangis memikirkan nasib anak saya..
Bapak Presiden yang saya muliakan,
Keputusan untuk meminta Ibu saya membuat Laporan Pengaduan di Polresta Pontianak pada tanggal 22 Juni 2024 dan kemudian naik menjadi Laporan Polisi Nomor : STPL/B/346/IX/2024/SPKT/Polresta Pontianak/Polda Kalbar tanggal 18 September 2024 adalah jalan mencari keadilan bagi putri saya guna meredam luka dan pilu di hati ini dimana saya tidak mampu memberikan perlindungan fisik dan rasa aman pada anak saya. Ingin rasanya saya pulang segera ke Indonesia, namun apalah daya, saya masih terikat kontrak kerja. Saya memilih jadi kuli di negeri orang juga berharap akan kehidupan dan masa depan yang lebih baik kelak bagi kedua buah hati saya..
Bapak Presiden yang saya cintai,
Sungguh saya sangat berharap keadilan atas apa yang terjadi pada anak saya. Sebab sejak dilaporkan hingga hari ini sudah setahun lebih perkara anak saya, ternyata belum ada perkembangannya. Belum ada tersangka pelaku yang ditetapkan kendati anak saya berungkali menyebut orang yang telah menghancurkan masa depannya.
Penyidiknya Brigpol Rahmania seolah tidak ingin mengungkap pelaku sesungguhnya yang telah tega merusak dan menghancurkan anak saya. Padahal penyidik ini juga sejatinya adalah seorang ibu yang pastinya juga terluka jika anaknya mengalami seperti yang dialami anak saya. Semua keterangan anak saya yang menyangkut pelaku tidak satupun ada didalam berkas, entah untuk tujuan apa. Padahal anak saya sudah berulangkali di periksa, bahkan diperiksa didampingi psikolog Veny Anggraini itupun tidak ada dalam berkas sesuai informasi yg saya dapat dari PH yang mendampingi orang tua saya secara sukarela dalam perkara ini.
Bapak Presiden yang saya muliakan,
Jauh di lubuk hati yang terdalam, saya rindu ingin pulang ke Indonesia memeluk anak saya, melaporkan penyidik polwan pohon pisang yang hanya punya jantung tak punya hati dan nurani.
Tolonglah saya Bapak Presiden.
Berilah keadilan atas perkara anak saya pada peringatan Hari Anak Nasional kali ini. Kemanakah lagi saya meminta pertolongan untuk mendapatkan keadilan, jika Bapak Presiden mengabaikan saya... Saya mohon, tolonglah saya Bapak...
Bapak Presiden yang saya banggakan,
Melalui momen Peringatan Hari Anak Nasional hari ini, saya menyampaikan permohonan maaf yang besar besarnya pada kedua anakku di tanah air karena saya tidak bisa memeluk dan mendekap mereka. Sungguh saya sangat merindukan mereka...
Saya berharap Bapak Presiden bisa membantu saya mendapatkan keadilan dan memohon kepada Bapak Kapolri Listyo Sigit Prabowo memeriksa penyidik Brigpol Rahmania atas perkara anak saya.
Demikian saya sampaikan dengan segala hormat, kiranya Bapak Presiden berkenan membantu saya, dan mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak pantas dan kurang berkenan. Terima kasih, semoga Bapak Presiden selalu sehat
Kuala Lumpur, 23 Juli 2025. Hormat saya,
DIKA
CC Prabowo Subianto Gibran Rakabuming Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Fraksi Partai Gerindra