06/10/2025
TRAGEDI DI BOMBANA: SUAMI HABISI ISTRI HANYA KARENA MAKANAN TAK TERSEDIA
Desa Rompu-rompu, Kecamatan Poleang Utara, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, diguncang tragedi memilukan. Seorang ibu muda bernama Jas kehilangan nyawa di tangan suaminya sendiri, Sudi, pria yang dulu ia percayai sebagai pelindung hidupnya.
Tiga tahun mereka membina rumah tangga. Dari luar tampak rukun, tanpa tanda-tanda pertengkaran besar. Namun pada malam Senin, 29 September, rumah tangga itu berubah menjadi neraka.
Sudi pulang ke rumah dalam keadaan lapar. Tapi meja makan kosong tanpa hidangan. Amarahnya naik, meski Jas mencoba menenangkan dengan menawarkan mie instan sambil mengurus anak mereka yang masih kecil. Sudi akhirnya makan, tapi hatinya belum reda.
Setelah makan, suasana sempat tenang. Hingga Jas meminta suaminya menjerang air untuk membuat susu anak mereka. Permintaan sederhana itu justru memicu ledakan emosi. Pertengkaran pun terjadi. Kata berubah menjadi bentakan, lalu pukulan. Air panas yang seharusnya digunakan untuk membuat susu malah disiramkan ke tubuh Jas.
Jeritan Jas memecah malam. Kulitnya melepuh, namun penderitaannya belum berakhir. Ia berlari ke arah belakang rumah, berusaha menyelamatkan diri. Sudi mengejar dengan parang di tangan. Satu tusukan di dada menjadi akhir perjalanan hidupnya.
Setelah itu, Sudi meninggalkan tubuh istrinya di semak-semak lalu kembali ke rumah dan tidur seperti tak terjadi apa-apa. Keesokan harinya, seorang kerabat datang mencari Jas yang tak kunjung menjawab telepon. Sudi pura-pura panik dan mengatakan istrinya keluar sejak pagi memberi makan ternak. Tapi kebohongan itu tak bertahan lama.
Polisi menemukan bukti kuat: parang berlumur darah dan sandal korban yang disembunyikan. Kasat Reskrim Polres Bombana, Iptu Yudha Febri Widanarko, menegaskan bahwa pelaku sudah ditangkap dengan bantuan tim Resmob Polda Sultra.
Kini Sudi hanya bisa menyesal di balik jeruji besi. Ia kehilangan kebebasan, dan yang lebih berat, kehilangan hak untuk melihat anaknya tumbuh besar. Kelak, anak itu akan tahu bahwa ibunya direnggut oleh ayahnya sendiri, hanya karena amarah sesaat yang tak terkendali.
Pesan moral: Jangan pernah biarkan amarah sesaat menghancurkan hidupmu. Satu detik kehilangan akal sehat bisa menghapus seluruh kebahagiaan dan masa depan yang telah dibangun bertahun-tahun.
Bagikan kisah ini agar lebih banyak orang belajar menahan emosi, menghargai pasangan, dan menjaga keluarga dari tragedi yang seharusnya tidak perlu terjadi.
thanks yang sudah berbagi dan tinggalkan saran serta masukannya