01/05/2025
*`Hati-Hati saat Ber-amar ma'ruf nahi munkar`*
> Ayat teguran bagi mereka yang berdakwah, mengajak pada kebaikan dan melarang dari keburukan.
*Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:*
اَتَأْمُرُوْنَ النَّا سَ بِا لْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَ نْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
"Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 44)
*Dr. Syeikh Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir:*
هذا توبيخ من الله لليهود لأنهم كانوا يأمرون الناس بالطاعة ويتركون أنفسهم، فهم يأمرون بالصلاة والزكاة والجهاد، ولا يفعلون شيئاً من ذلك، بل يعملون بالمعاصي، مع علمهم بما في الكتاب من الأوامر والنواهي، لأنهم يتلون التوراة، فهم عالمون بما فيها من الأحكام، ومع ذلك يخالفون ما يعلمون. والبر: كل عمل صالح يقرب إلى الله، من صلاة وزكاة وصوم وحج وجهاد وغيرها. والنسيان هنا بمعنى الترك العمدي، لا النسيان الحقيقي، لأن النسيان الحقيقي معفو عنه، كما في قوله تعالى: {رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا} [البقرة: 286]. والمعنى: أتأمرون الناس بالعمل الصالح وتتركون أنفسكم مع علمكم بما في التوراة؟ أفلا تستعملون عقولكم في معرفة قبح هذا الفعل؟ فالآية تدل على وجوب الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، ولكن بشرط أن يعمل الآمر بما يأمر به، وينتهي عما ينهى عنه، حتى لا يكون قوله مخالفاً لفعله، فيقع في التناقض.
"Ini adalah teguran dari Allah kepada orang-orang Yahudi karena mereka menyuruh manusia untuk taat, tetapi mereka sendiri meninggalkan ketaatan. Mereka memerintahkan shalat, zakat, dan jihad, tetapi tidak melakukannya sama sekali, bahkan mereka melakukan maksiat, padahal mereka mengetahui perintah dan larangan dalam Kitab, karena mereka membaca Taurat. Mereka mengetahui hukum-hukum yang ada di dalamnya, tetapi mereka melanggar apa yang mereka ketahui. Al-Birr adalah setiap amal saleh yang mendekatkan kepada Allah, seperti shalat, zakat, puasa, haji, jihad, dan lainnya. Nisyan (melupakan) di sini berarti sengaja meninggalkan, bukan lupa yang sebenarnya, karena lupa yang sebenarnya dimaafkan, sebagaimana firman Allah: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah” [Al-Baqarah: 286]. Makna ayat ini: Apakah kalian menyuruh manusia untuk berbuat kebajikan, tetapi kalian sengaja meninggalkan diri kalian sendiri, padahal kalian mengetahui isi Taurat? Tidakkah kalian menggunakan akal kalian untuk mengetahui keburukan perbuatan ini? Ayat ini menunjukkan wajibnya amar ma’ruf nahi munkar, tetapi dengan syarat bahwa yang memerintahkan harus melaksanakan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangnya, agar ucapannya tidak bertentangan dengan perbuatannya, sehingga tidak jatuh pada kontradiksi."
> At-Tafsir al-Munir fi al-‘Aqidah wa asy-Syari‘ah wa al-Manhaj. Oleh Dr. Syeikh Wahbah Zuhaili. Jilid 1. Halaman 300–301. Edisi Dar al-Fikr, Damaskus, 1418 H/1998 M
– Sahabat Akhiratmu