29/07/2025
Alumni SMA Negeri 4 Rejang Lebong Tampil Membanggakan di Thailand
Alumni SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Lopiya Saganda, berhasil menorehkan prestasi membanggakan melalui program pertukaran mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Naresuan University International College (NUIC), Thailand, yang berlangsung pada 12 –19 Juli 2025 lalu. Lopiya, yang berasal dari Desa Turan Baru, Curup, Rejang Lebong, Bengkulu, menjadi salah satu mahasiswa terpilih yang mengikuti program ini untuk belajar, bertukar pengalaman, dan mengenalkan Indonesia di kancah internasional.
Bagi Lopiya, program ini bukan hanya kesempatan menambah wawasan global, tetapi juga menjadi momen berharga untuk membawa nama baik sekolah dan daerah asalnya. Ia mengaku bangga dapat mengenalkan latar belakang pendidikannya sebagai alumni SMA Negeri 4 Rejang Lebong kepada mahasiswa dan dosen di Thailand.
“Banyak teman-teman mahasiswa dan dosen di Thailand yang menanyakan asal sekolah saya. Saya jawab dengan bangga bahwa saya alumni SMA Negeri 4 Rejang Lebong, Bengkulu. Saya ingin membuktikan bahwa lulusan SMA daerah pun bisa menembus kesempatan internasional,” ujarnya.
Yang paling berkesan, dalam salah satu agenda kegiatan, Lopiya sempat mengenakan baju batik SMA Negeri 4 Rejang Lebong. Batik berwarna hitam dengan motif khas itu menarik perhatian mahasiswa UNY lainnya dan beberapa mahasiswa Thailand karena warnanya yang cerah dan motifnya yang unik.
“Rasanya bangga sekali ketika memakai batik SMA di Thailand. Saya merasa membawa nama sekolah, guru-guru, dan teman-teman seperjuangan saya di sana. Saya ingin menunjukkan bahwa seragam SMA kami memiliki motif batik khas yang tak kalah indah dengan batik daerah lain,” tuturnya dengan antusias.
Selain membawa nama baik almamater SMA, Lopiya juga mengenalkan budaya Bengkulu saat closing ceremony dengan mengenakan baju adat Rejang dan kain besurek, kain tradisional Bengkulu bermotif kaligrafi Arab gundul yang sarat makna religius. Penampilannya menuai decak kagum pihak NUIC, namun Lopiya menekankan bahwa momen memakai batik SMA-lah yang membuatnya paling emosional.
Dalam sesi cultural sharing, Lopiya bercerita tentang bunga Rafflesia Arnoldii, tradisi Tabot, kuliner lempuk durian, dan kue tat. Namun, bagi Lopiya, momen paling berharga selama program ini adalah ketika bisa mengenalkan SMA tempat ia menimba ilmu selama tiga tahun.
“Banyak yang penasaran seperti apa sekolah saya di Bengkulu. Saya jelaskan bahwa SMA Negeri 4 Rejang Lebong adalah sekolah kebanggaan kami di Curup, Rejang Lebong. Saya ingin adik-adik kelas saya termotivasi, bahwa meskipun sekolah
di daerah, jika mau berusaha dan belajar, kita bisa sampai ke luar negeri,” tambahnya.
Selama program di Thailand, Lopiya mengikuti berbagai agenda mulai dari kuliah umum tentang budaya dan ekonomi Thailand, company visit, diskusi lintas budaya, hingga kunjungan ke situs bersejarah di Phitsanulok dan Sukhothai. Kegiatan tersebut mengasah kemampuan bahasa Inggris, leadership, dan kepercayaan dirinya dalam berinteraksi lintas budaya.
Pihak NUIC Thailand mengapresiasi keaktifan mahasiswa UNY, termasuk Lopiya, yang dinilai memiliki kepercayaan diri tinggi dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Program ini diharapkan menjadi awal kerja sama jangka panjang antara UNY dan NUIC di bidang akademik dan pertukaran mahasiswa.
Dengan mengikuti program ini, Lopiya Saganda membuktikan bahwa alumni SMA Negeri 4 Rejang Lebong mampu bersaing di tingkat internasional. Ia berharap, semakin banyak siswa SMA Negeri 4 Rejang Lebong yang berani bermimpi besar dan membawa nama sekolah ke panggung dunia.