09/06/2025
BUKA LUWUR (KAIN MORI PENUTUP MAKAM) MBAH SRIMPET DAN MBAH SAMBU DILELANG : MAHAR RP 3 JUTA
Lasem – Kain mori penutup makam Mbah Srimpet dan Mbah Sambu dibuka dan dilelang untuk pertama kali.
Mbah Srimpet dan Mbah Sambu, adalah tokoh yang dimakamkan di sekitar Masjid Jami’ Lasem.
Mbah Srimpet kala itu menjadi Bupati Lasem, sedangkan Mbah Sambu merupakan menantunya, sekaligus menyebarkan agama Islam sekira tahun 1558 Masehi.
Ketua Takmir Masjid Jami’ Lasem, KH. Sholahuddin Fatawi melalui Abdullah Hamid, salah satu panitia haul Mbah Sambu dan Masyayikh tahun 2025 menjelaskan pembukaan kain mori makam Mbah Srimpet dan Mbah Sambu, kemudian diganti kain mori yang baru, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan haul.
Kain mori yang lama dilelang, dengan mahar Rp 3 Juta dan jatuh ke tangan seorang pengusaha warga Desa Ngemplak Kecamatan Lasem, H. Muhammadun.
Nantinya uang tersebut akan dipakai untuk mendukung kegiatan di Masjid Jami’ Lasem.
“Beliau hampir setiap hari sehabis Subuh itu ziarah ke makam Mbah Sambu, saya sering melihat soalnya. Tanpa ditawarkan pun, Pak Muhammadun sudah berminat untuk tabarukan, ingin mendapatkan kain penutup makam Mbah Srimpet dan Mbah Sambu,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Haul Mbah Sambu Dan Masyayikh, Kyai Mulyoko menjelaskan penggantian kain mori makam menjadi pembuka haul pada hari Minggu (08/06), kemudian hari Senin (09/06) dilanjutkan karnaval dan khitanan massal.
“Khitan massal diikuti 32 anak dari berbagai desa di Kabupaten Rembang. Alhamdulillah antusias masyarakat untuk mendukung Haul Mbah Sambu, semakin bertambah,” terangnya.
Selanjutnya pada Selasa pagi (10/06) berlangsung tahlil di makam Mbah Srimpet, khatmil qur’an dan puncaknya Selasa sore tahlil di makam Mbah Sambu. Sebagai penutup, mauidhoh hasanah akan diisi ulama dari Sarang, KH. Abdul Ghofur Maimoen.
“Bakdal Ashar puncak Haul Mbah Sambu, insyaallah Forkopimda, Forkopincam Lasem juga akan hadir,” imbuh Mulyoko.
Haul semacam ini, menurutnya momentum yang tepat untuk mengenang kembali, jasa-jasa Mbah Sambu kala itu.
Apalagi dari sosok beliau lah yang menurunkan ulama-ulama besar, termasuk pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yakni Mbah Baidlowi, Mbah Wahab Hazbullah dan Mbah Hasyim Asy’ari. (Musyafa Musa).