22/07/2025
"Asem di Kilometer 203"
Di sepanjang Jalan Daendels di Pantura, tepatnya di kilometer 203, berdiri sebatang pohon asem tua. Tak banyak yang berani menyentuhnya, apalagi menebangnya. Akar-akarnya menjalar ke aspal, seakan mengikat jalan. Banyak yang bilang, pohon itu bernapas di malam hari—daunnya bergetar meski angin tak berhembus.
Sudah sering terjadi kecelakaan tunggal di tikungan dekat pohon itu. Truk terguling, motor oleng, bahkan mobil masuk parit. Tapi yang aneh, para saksi selalu mengatakan hal yang sama:
“Tiba-tiba muncul bayangan wanita berdiri di bawah pohon... rambutnya panjang, matanya merah seperti bara...”
---
Legenda Mak Sari
Warga sekitar menyebut penunggu itu Mak Sari. Dahulu, dia adalah dukun bayi yang tinggal tak jauh dari pantai. Saat penjajahan, ia dianggap pemberontak karena membantu gerilyawan lewat jalur tersembunyi di balik rawa dan ladang. Ia ditangkap serdadu dan digantung di pohon asem itu. Tapi saat tubuhnya diturunkan, ia menghilang begitu saja. Konon, Mak Sari bersumpah:
“Sapa wae sing ngerusak asem iki, bakal ditarik nyawane menyang jagat peteng...”
(Siapa pun yang merusak pohon asem ini, akan ditarik nyawanya ke alam gelap...)
---
Tragedi Sopir Truk
Pada malam Jumat Kliwon, seorang sopir truk bernama Bowo nekat menabrak pohon asem itu karena merasa kesal jalan terhalang ranting. Ia membawa alat berat dan mencoba mendorong pohon itu agar tumbang. Begitu alat menyentuh batang pohon, mesin langsung mati, lampu padam, dan udara menjadi dingin luar biasa.
Bowo mengira itu masalah teknis, tapi saat ia turun, ia melihat sesuatu mengambang di udara: wajah wanita tua, melayang mendekatinya... dengan tubuh menjuntai seperti tergantung. Ia berteriak, berlari, tapi setiap kali menoleh, sosok itu semakin dekat...
Esok paginya, truk ditemukan menyala dengan pintu terbuka, tapi Bowo menghilang. Hanya topi dan sandal jepitnya yang tertinggal di dekat pohon.
---
Larangan Tak Tertulis
Kini, semua sopir tahu:
Jika melintas di KM 203 Jalan Daendels, jangan klakson dekat pohon asem,
jangan mengumpat,
dan jangan menoleh jika ada yang melambai dari bawah pohon.
Karena bisa jadi itu bukan orang... tapi Mak Sari menunggumu.
---
“Jalan Daendels panjang, tapi pohon asem cuma satu. Dan di sanalah batas dunia yang tak kasat mata.”
---