Now I Know

Now I Know Ngasih Info kekinian, pakai data & fakta, serius tapi gak kaku, nyindir tapi sopan (kadang). Sedikit edukasi juga buat nambah wawasan dan ilmu. dah!

Yang penting update! biar elu gak malas baca.

Apakah bakat seni itu warisan dari ayah-ibu, atau hasil dari sering nyoretin tembok waktu kecil?Jawabannya: iya dan tida...
25/07/2025

Apakah bakat seni itu warisan dari ayah-ibu, atau hasil dari sering nyoretin tembok waktu kecil?

Jawabannya: iya dan tidak. Bakat seni bisa jadi bernuansa keturunan, tapi bukan berarti kalau bapakmu pelukis, kamu otomatis bisa bikin lukisan yang dijual ratusan juta. Kalau pun bisa, biasanya dimulai dari nyoret-nyoret wajah di sampul buku dulu. Hayo siapa yang s**a gini.

Secara ilmiah, ada komponen genetik yang berperan dalam potensi seni. Misalnya, koordinasi motorik halus, persepsi visual yang tajam, atau kepekaan terhadap irama dan nada, semua itu bisa diturunkan. Jadi kalau keluargamu isinya orang yang gampang nangis dengar lagu sedih atau auto resah kalau lukisan miring 2 derajat, bisa jadi kamu juga punya sensor estetika yang tajam.

Tapi ingat, bakat tanpa latihan itu kayak punya pensil warna tapi nggak pernah dipakai. Lingkungan dan latihan berperan besar. Anak yang tumbuh di rumah penuh musik, lukisan, atau cerita-cerita indah cenderung lebih cepat mengeksplorasi bakatnya, bukan karena gen aja, tapi karena terpapar sejak dini.

Dan jangan salah, kadang “bakat seni” itu justru muncul dari rasa bosan, gagal, atau cari pelarian. Banyak seniman besar nggak lahir dari keluarga seniman, tapi dari pengalaman hidup yang kaya dan kadang pahit.

Jadi intinya:
Seni bisa “menular” dari gen, tapi yang bikin kamu benar-benar bisa adalah kombinasi minat, latihan, dan lingkungan yang mendukung. Warisan genetik mungkin kasih kamu kuasnya, tapi kamulah yang harus melukis jalan ceritanya.

Kalau orang tuamu nggak seniman, santai aja. Mona Lisa juga nggak dibuat Leonardo dari turunan bapaknya.

----
Now I Know

Momen penuh cobaan dalam hidup manusia: ketika luka mulai mengering dan rasa gatal muncul seperti ujian kesabaran dari s...
25/07/2025

Momen penuh cobaan dalam hidup manusia: ketika luka mulai mengering dan rasa gatal muncul seperti ujian kesabaran dari semesta. Rasanya kayak luka itu ngomong, “Garuk aku… kalau berani!”

Tapi, tenang, ini bukan karena luka punya dendam pribadi. Gatal saat luka mengering itu ada penjelasan ilmiahnya, bukan mistis atau karena karma masa lalu.

Saat kulit terluka, tubuh langsung nyalain sistem repair mode. Sel-sel kulit baru mulai tumbuh, pembuluh darah memperbaiki jaringan, dan saraf-saraf yang sempat terganggu mulai pulih. Proses inilah yang bikin sensasi gatal, karena ujung saraf yang sedang regenerasi mengirimkan sinyal acak ke otak. Dan otak kita, yang kadang agak lebay, menerjemahkan sinyal itu sebagai rasa… gatal.

Ditambah lagi, zat kimia seperti histamin juga dilepas tubuh saat proses penyembuhan. Nah, histamin ini memang biangnya gatal, kayak tukang gosip di grup WA RT, nggak diminta, tapi bikin heboh.

Dan kenapa kita kepikiran buat garuk? Karena gerakan menggaruk bikin sensasi sementara yang "menenangkan" gatal… meskipun dalam kasus luka, itu seperti mencongkel karya seni yang belum selesai dilukis.

Ingat ya, menggaruk itu godaan setan bertopeng kenikmatan sesaat. Garuk-garuk sedikit bisa jadi luber lagi tuh luka, korengnya kebuka, dan healingnya…? Reset ke hari pertama. Jadi kalau kamu udah berhasil tahan lapar pas diet, tahan garuk juga d**g, masa kalah sama kerak luka?

Jadi ya, walau menggoda, jangan digaruk. Biarkan korengmu menjalani prosesnya dengan damai dan martabat. Stop digaruk, Masa udah luka, malah nambah derita?

Gatal saat luka mengering itu tanda baik, tubuhmu sedang bekerja. Tapi kalau kamu tetap garuk padahal tahu akibatnya? Nah, itu yang gatal bukan lukanya tapi kesabaranmu.

----
Now I Know

Inilah kanguru merah jantan, bukan influencer gym, tapi atlet alam liar. Tinggi? Bisa ngalahin rata-rata cowok Tinder (1...
25/07/2025

Inilah kanguru merah jantan, bukan influencer gym, tapi atlet alam liar. Tinggi? Bisa ngalahin rata-rata cowok Tinder (180cm). Ototnya? Selevel binaragawan... yang dibentuk bukan oleh fitness coach, tapi oleh hukum seleksi alam.

Di dunia mereka, romansa itu soal siapa yang paling kuat, bukan paling puitis. Mau punya pasangan? Jangan kasih bunga, kasih tendangan. Pertarungan cinta ala kanguru ini isinya kunci badan, pukul-pukulan, dan sepakan yang bisa bikin lawan langsung reconsider life choices.

Lihat dada bidang itu? Bukan buat pamer ke kamera. Lengan segede itu? Bukan buat upload before-after di Instagram. Itu semua untuk satu tujuan: buktikan dominasi.

Dia nggak sedang marah. Dia cuma sedang menjelaskan, secara fisikal, bahwa dia pemilik hak siar cinta di wilayah itu.

Tanpa gym. Tanpa whey protein. Hanya testosteron murni, naluri purba, dan aturan main yang ditulis langsung oleh sang pencipta.

Karena di alam, alpha itu bukan gaya... tapi konsekuensi dari bertahan hidup.

-----
Now I Know



Bayangkan seekor naga, tapi tanpa sayap, tanpa api, hanya cakar, taring, dan napas bau kematian. Di kep**auan terpencil ...
25/07/2025

Bayangkan seekor naga, tapi tanpa sayap, tanpa api, hanya cakar, taring, dan napas bau kematian. Di kep**auan terpencil negara kita Indonesia, makhluk ini tidak hidup di masa lalu, ia adalah masa lalu yang masih bernapas.

Inilah Komodo, si kadal raksasa berjuluk naga zaman purba. Ia adalah reptil terbesar di dunia, dan percaya atau tidak, ia tidak butuh kejar-kejaran ala film aksi. Satu gigitan cukup. Lalu dia... nunggu. Iya, nunggu. Kayak mantan yang yakin kamu bakal balik sendiri, karena efek racunnya, bukan cinta.

Dulu kita kira mereka cuma ngandelin air liur jorok penuh bakteri, kayak senjata biologis yang jalan kaki. Tapi riset terbaru bilang mereka juga punya bisa. Venom. Berisi zat antikoagulan dan penurun tekanan darah yang bikin mangsa pingsan pelan-pelan, sambil si Komodo jalan santai di belakang, ngunyah daun sambil mikir “sebentar lagi makan malam datang sendiri.”

Lidah mereka menjulur, mencium aroma kematian hingga 4 km jauhnya. Mereka nggak lari, mereka menyergap. Lalu mereka menunggu. Sabar. Disiplin. Seperti petugas pemilu, tapi lebih berbisa.

Komodo bukan hanya pemulung atau pemburu. Dia adalah warisan zaman dinosaurus yang menolak punah karena dunia ini masih butuh sedikit teror alami.

----
Now I Know

Sumber:
✅Fry, B.G. et al. (2009), “Venom in Komodo dragons,” PNAS
✅Auffenberg, W. (1981), The Behavioral Ecology of the Komodo Monitor
✅National Geographic - Komodo Dragon Profile

Konten-konten yang bilang “cuma diaminkan langsung cair 980 juta dalam sejam” itu ibarat infotainment spiritual zaman mo...
25/07/2025

Konten-konten yang bilang “cuma diaminkan langsung cair 980 juta dalam sejam” itu ibarat infotainment spiritual zaman modern: nggak logis, tapi tetap rame penonton. Di era ketika transfer beda bank aja masih kena admin, tiba-tiba semesta dianggap bisa transfer miliaran cuma karena kamu ngetik “aamiin” di kolom komentar. Luar biasa bukan?

Padahal kita semua tahu, gak ada logika ekonomi atau hukum perbankan yang bisa ngejelasin kenapa ini bisa lebih ampuh dari KTP dan slip gaji. Tapi ya, konten beginian laku banget. Kenapa?

Karena manusia itu makhluk harapan. Di tengah hidup yang sering kali pahit, cicilan, harga cabai, bos nyebelin, konten seperti ini kayak oase di gurun. Janji uang milyaran cuma modal komen “amin” itu terdengar lebih menyenangkan daripada harus ikut pelatihan finansial atau kerja lembur. Konten begitu mainnya di psikologi: memancing ilusi kendali dan harapan instan. Jadi walau bagian otak rasional kita bilang, “Ini hoaks”, bagian hati yang pengen beli rumah tanpa KPR bilang, “Coba aja dulu.”

Belum lagi ada efek FOMO (Fear of Missing Out). Begitu lihat kolom komentar isinya ribuan orang yang juga “amin”, muncul rasa, “Jangan-jangan ini beneran. Masa gue doang yang gak ikut?” Dan boom, sebuah ritual massal copy-paste amin pun lahir, lebih ramai dari doa sholat sunah sebelum subuh yang apabila dilakukan lebih baik daripada dunia dan seisinya.

Jadi kalau kamu bertanya kenapa konten gitu laku, karena harapan itu laris, apalagi kalau dibungkus spiritualitas dan sedikit kemalasan. Kombinasi maut antara mimpi cepat kaya dan algoritma medsos yang doyan konten absurd tapi viral.

Intinya: manusia modern mungkin sudah melek teknologi, tapi kalau urusan harapan... masih gampang digetok pakai iming-iming saldo misterius.

----
Now I Know

Nasi yang dimasak pakai kayu bakar itu rasanya beda, dan bukan cuma sugesti nenek moyang yang doyan nostalgia. Ada sains...
24/07/2025

Nasi yang dimasak pakai kayu bakar itu rasanya beda, dan bukan cuma sugesti nenek moyang yang doyan nostalgia. Ada sainsnya. Api kayu bakar menghasilkan panas yang lebih stabil dan merata, bikin proses pemasakan berjalan pelan tapi matang sempurna, semacam slow cooking ala dapur tradisional. Selain itu, asap dari kayu bakar punya senyawa aromatik, seperti fenol dan guaiacol, yang diam-diam nempel di nasi. Hasilnya? Ada wangi “smoky” tipis yang bikin nasi terasa lebih gurih, walau cuma dimakan sama garam doang udah nikmat.

Kalau dimasak pakai rice cooker modern, semuanya serba efisien, cepat, dan bebas asap. Praktis, tapi kadang kehilangan “sentuhan alam” itu. Jadi wajar aja kalau nasi tungku terasa lebih hidup, kayak ada rasa perjuangan dari si kayu bakar, si asap, dan tangan yang sabar mengaduk. Kalau kata orang dulu: “Semua yang dimasak dengan pelan-pelan, rasanya pasti lebih manis.” Kita pun bisa belajar: mungkin hidup juga butuh sedikit kayu bakar biar ada rasa.

----
Now I Know

Makhluk yang selalu masuk daftar hitam tamu rumah tangga, padahal dia sendiri sangat peduli kebersihan, Kecoa. Iya, seri...
24/07/2025

Makhluk yang selalu masuk daftar hitam tamu rumah tangga, padahal dia sendiri sangat peduli kebersihan, Kecoa. Iya, serius. Setelah dia bersentuhan sama kulit manusia, dia bukan kabur karena jijik, tapi langsung membersihkan diri seakan bilang: “Maaf, ini bukan personal, cuma prosedur standar.”

Bukan karena kita bau, tapi karena minyak alami dan zat kimia di kulit kita bisa ngacauin antena dan sensor di kakinya, alat vital buat deteksi bahaya. Jadi ritual bersih-bersihnya itu bukan aksi drama, tapi murni kebutuhan biologis. Ironis banget ya? Kita teriak jijik, dia malah buru-buru mandi. Makhluk yang kita cap kotor ternyata lebih rajin bersihin diri daripada beberapa manusia habis pegang "titit" setelah pipis.

----
Now I Know

Sensasi sakti saat sikut kebentur, yang bikin kamu langsung merinding sambil meringis, seperti baru disetrum mini oleh s...
24/07/2025

Sensasi sakti saat sikut kebentur, yang bikin kamu langsung merinding sambil meringis, seperti baru disetrum mini oleh semesta. Tapi jangan salah, itu bukan sihir, bukan p**a karma instan. Itu karena kamu baru saja membangunkan “saraf lucu” atau dalam bahasa ilmiahnya: nervus ulnaris.

Jadi begini, di bagian belakang sikut, ada satu jalur saraf yang bernama nervus ulnaris tadi, dan dia lewat nyempil di celah sempit antara tulang lengan atas (humerus) dan tulang bawah (ulna), tepat di bagian yang sering kita sebut “tulang lucu” atau funny bone. Ironisnya, gak ada yang lucu dari benturan itu.

Ketika kamu kebentur di situ, sarafnya langsung ngirim sinyal listrik ke otak seperti: “PANIK! PANIK! ADA YANG MENGUSIK!” Hasilnya? Sensasi aneh seperti kesetrum, menjalar dari sikut sampai ke jari kelingking dan jari manis. Kadang bikin kamu spontan nyumpahin meja, tembok, atau benda mati lain yang nggak salah apa-apa.

Saraf ini sebenarnya punya tugas mulia: mengatur gerak dan rasa pada sebagian tangan dan jari. Tapi karena letaknya terlalu "zonk", tanpa bantalan otot yang cukup, dia rentan kena tonjok realitas.

Dan ya, itu bukan tersetrum sungguhan, itu cuma sistem sarafmu sedang marah besar dan bereaksi secepat kilat. Jadi lain kali sikutmu kena bentur, alih-alih panik, cukup bilang, “Selamat, kamu baru menyentuh tombol rahasia manusia.”

----
Now I Know

Gak bisa melihat gak bisa bicara.Keren sih..👍
24/07/2025

Gak bisa melihat gak bisa bicara.
Keren sih..👍

Stroke itu kayak alarm darurat yang datang tanpa aba-aba, tiba-tiba, mendadak, dan seringkali bikin panik. Secara sederh...
24/07/2025

Stroke itu kayak alarm darurat yang datang tanpa aba-aba, tiba-tiba, mendadak, dan seringkali bikin panik. Secara sederhana, stroke terjadi saat suplai darah ke otak terganggu, entah karena pembuluh darah tersumbat (ini yang paling umum, disebut stroke iskemik) atau karena pembuluh darah pecah (stroke hemoragik). Nah, otak itu manja, dia gak bisa hidup tanpa oksigen dan nutrisi, jadi kalau alirannya berhenti, sel-sel otak bisa mati hanya dalam hitungan menit.

Efeknya? Tergantung bagian otak mana yang kena. Bisa jadi cuma mulut mencong, susah bicara, lumpuh sebelah, atau bahkan koma. Ini bukan hal sepele. Dalam banyak kasus, stroke meninggalkan dampak jangka panjang, kesulitan bergerak, bicara, bahkan berpikir.

Penyebabnya banyak, tapi biasanya akrab banget sama gaya hidup modern: tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas, kurang gerak, stres kronis, dan tentu saja, merokok. Kadang stroke juga menyerang mereka yang punya kelainan jantung atau riwayat keluarga. Dan jangan salah, meski identik dengan usia lanjut, sekarang stroke juga mulai main-main ke usia produktif karena gaya hidup amburadul.

Kalau kamu mendadak sulit ngomong, senyum jadi miring, tangan atau kaki lemas tiba-tiba, jangan tunggu sembuh sendiri. Itu bisa tanda stroke, dan waktu itu segalanya. Semakin cepat ditangani (idealnya dalam 4,5 jam untuk stroke iskemik), semakin besar peluang pulih.

Jadi intinya, stroke bukan hanya tentang usia. Ini tentang pola hidup dan seberapa sering kamu bilang “nanti aja periksanya.” Otakmu cuma satu, gak ada versi cadangan. Jangan nunggu jatuh dulu buat sadar pentingnya berdiri tegak.

Penjelasan ini hanya bersifat umum, jika kalian ada keluhan atau sedang mengalami masalah ini, silahkan langsung ke ahlinya.

---
Now I Know

Cinta buta itu kayak kita nonton film horor jam dua pagi padahal tahu ending-nya bakal nyesek. Tapi tetap ditonton juga,...
24/07/2025

Cinta buta itu kayak kita nonton film horor jam dua pagi padahal tahu ending-nya bakal nyesek. Tapi tetap ditonton juga, sambil bisik ke diri sendiri, “Kali ini mungkin happy ending.” Padahal yang beda cuma poster, ceritanya masih sama: tokoh utamanya disakiti, terus gak pergi-pergi juga.

Kalau udah cinta buta, logika itu kayak sinyal HP di gunung, ada tapi gak bisa dipakai. Diselingkuhin? “Dia cuma lagi bingung.” Disakiti? “Mungkin akunya juga salah.” Ditinggalin ghosting? “Dia butuh waktu.” Bukan cinta kalau belum nyalahin diri sendiri biar bisa tetap bertahan, kan?

Dan lucunya, makin orang-orang bilang, “Udah lah, move on, dia gak pantas,” makin kita ngeyel: “Kalian gak ngerti aja.” Seolah-olah makin dilarang, makin cinta. Makin dibuka aibnya, makin kita peluk. Dari jelek sampe bagus, dari bener sampe salah, dari disayang sampe dilukai berkali-kali, semua ditelan dengan bumbu pembenaran, seolah cinta itu soal iman, bukan kesehatan mental.

Secara ilmiah, ini masuk akal kok. Otak lagi mabuk dopamin, serotonin, oksitosin, kombinasi hormonal yang bikin kamu ngerasa kayak main roller coaster tanpa sabuk pengaman. Bagian otak yang biasa ngatur pengambilan keputusan? Aktivitasnya turun drastis saat jatuh cinta. Jadi kamu sebenarnya gak bodoh. Kamu cuma lagi disabotase sama sistem kimia otakmu sendiri. Sialnya, kamu senang-senang aja.

Tapi hey, cinta itu harusnya bukan kayak jalan gelap tanpa lampu. Cinta yang bener itu bukan buta, tapi justru terang. Yang bikin kamu bisa lihat dengan jelas, siapa yang layak diperjuangkan, dan siapa yang cuma numpang jadi tokoh utama di naskah yang harusnya kamu tulis sendiri. Karena kalau semua udah diterima, dari luka sampe logika yang diabaikan, pertanyaannya bukan “kenapa aku cinta dia” tapi “kenapa aku lupa cinta diri sendiri.”

-----
Now I Know

Niat awalnya pengen recharge kayak powerbank, eh bangun-bangun malah kepala muter kayak habis naik komidi putar yang dig...
24/07/2025

Niat awalnya pengen recharge kayak powerbank, eh bangun-bangun malah kepala muter kayak habis naik komidi putar yang digoyang utang. Ironisnya, kegiatan yang katanya menyehatkan ini kadang justru bikin kamu bangun dalam kondisi lebih lelah daripada sebelum tidur. Kenapa bisa begitu?

Tubuh kita punya jam biologis, alias ritme sirkadian, semacam jam internal yang ngatur kapan harus aktif, kapan harus ngantuk, dan kapan harus pura-pura bahagia di Zoom meeting. Nah, tidur siang yang kelewat batas, misalnya sampe masuk fase tidur dalam (deep sleep), bikin otak kamu kayak, “Eh, kita udah malam ya?” Lalu ketika alarm atau suara ibu kamu bangunin, otak langsung ke-reset tapi belum siap booting. Hasilnya? Pusing. Bingung. Nggak yakin ini hari apa.

Belum lagi posisi tidur siang yang, mari jujur, sering tidak ergonomis. Kepala nyender ke meja, leher melintir 37 derajat, tangan kesemutan kayak habis diputusin via chat. Postur begini bukan cuma merusak keanggunan visual kamu, tapi juga bikin sirkulasi darah jadi kayak jalan tol macet.

Kalau kamu tidur siang di waktu yang absurd, misalnya jam 5 sore karena “cuma sebentar kok”, ya jangan heran kalau bangun-bangun kamu nggak tahu ini masih hari yang sama atau udah ganti zaman.

Intinya, tidur siang itu ibarat sambal: dikit-dikit bikin enak, kebanyakan bikin nyesel. Jadi kalau kepala pusing habis tidur siang, mungkin bukan semesta yang salah. Mungkin kamu cuma kebanyakan rebahan di jam yang tidak direstui oleh jam biologismu.

Tapi tenang, kamu tetap manusia. Dan manusia memang punya hak untuk belajar dari pusing yang mereka buat sendiri. 😌💤

---
Now I Know

Address


Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Now I Know posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Claim ownership or report listing
  • Want your business to be the top-listed Media Company?

Share