
25/07/2025
PERILAKU ANAK SUSUAI USIA & PERKEMBANGAN OTAK ANAK PADA USIA 7-11 TAHUN
Anak usia 7-11 tahun
Pada usia ini, anak lebih mampu memproses dan membuat hubungan antara tindakan dan konsekuensi yang mungkin datang dari perilaku mereka. Pemahaman ini akan membuat mereka semakin terpapar stres dan dilema karena otak anak belum berkemkbang secara maksimal.
Beberapa perilaku khas yang dapat diamati selama usia ini, meliputi :
1. Berbohong
Perilaku berbohong anak seringkali dilatarbelakangi 3 alasan. Pertama, untuk mendapatkan perhatian. Kedua, untuk menghindari masalah. Ketika, sebagai upaya untuk merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
2. Defiance
Saat anak-anak menjadi lebih mandiri, wajar bagi anak untuk menguji seberapa jauh hal-hal yang dilakukan orang dewasa bisa mereka lakukan. Misalnya, mulai mencoba menggunakan skin care yang digunakan orang tua, atau mencoba memasak sendiri dan menggunakan peralatan dapur yang sebelumnya tidak pernah mereka coba.
3. Perilaku tidak menghormati
Memanggil nama, melempar barang, mengejek orang lain hanyalah beberapa contoh. Rasa tidak hormat bisa terasa sangat pribadi dan bisa menjadi pemicu hal yang lebih rumit bagi kebanyakan orang dewasa.
4. Pertengkaran dengan saudara kandung
Pada usia ini anak-anak seringkali bertengkar dengan saudara kandung – dan ternyata hal ini sangat wajar
Bagaimana mengatasinya?
- Berikan pujian pada anak, khususnya pujian terkait usaha yang mereka lakukan untuk beberapa hal, seperti sudah berusaha belajar dengan baik, dan sebagainya
- Tetapkan aturan keluarga yang jelas dapat membantu menghindari suatu aturan dilanggar. Anda juga bisa melibatkan anak untuk membuat aturan tersebut.
- Berikan konsekuensi
Di usia anak yang sudah memasuki 7-12 tahun, Anda mulai bisa memberikan konsekuensi atas perilaku negatif mereka. Misalnya jika anak menunda-nunda melakukan pekerjaan rumah, Anda bisa meminta gadget mereka beberapa saat sampai anak menyelesaikan pekerjaan rumah yang dimaksud.
Anak usia 12 tahun ke atas Pada usia ini anak remaja mulai banyak membuat keputusan menggunakan bagian otak yang disebut dengan amygdala (bagian yang berhubungan dengan emosi, impuls, agresi, dan perilaku naluriah).
Beberapa perilaku khas yang dapat diamati selama usia ini, meliputi :
1. Perubahan suasana hati
Saat pubertas melanda dan hormon menyebabkan perubahan kimiawi pada tubuh mereka, kebanyakan remaja akan mengalami perubahan suasana hati yang mungkin membuat mereka merasa sama bingungnya dengan kita karena perubahan emosi mereka yang tiba-tiba.
2. Terobsesi dengan gadget
Pada usia ini, remaja sangat terpikat dengan gadget. Mungkin dengan games online dan berbagai kemudahan komunikasi yang ditawarkan gadget tersebut. Maka, perilaku lain yang menyertainya yaitu, tidak mendengarkan orang tua atau mengacuhkan orang lain karena terlalu fokus pada gadget.
3. Mengalami keraguan
Perubahan fisik dan emosional yang dialami remaja dapat membuat mereka merasa bingung; ini dapat menyebabkan kebingungan ketika dihadapkan dengan keputusan yang tampaknya sederhana sekalipun.
4. Menurunnya komunikasi
Pada usia ini, remaja lebih bergantung pada teman-teman mereka daripada orang tua. Hal ini dapat menurunkan keinginan untuk berbagi dan mengekspresikan diri kepada orang tua seperti yang pernah mereka lakukan saat masih di bangku sekolah dasar, yaitu usia sekitar 7 tahun
Bagaimana mengatasinya?
1. Tetap tenang
Tentukan batas penggunaan internet dan gadget pada anak remaja
2. Hindari meremehkan emosi anak remaja Anda
Latih anak keterampilan membuat keputusan
Jadi, apakah saat ini Anda masih merasa perilaku anak itu berlebihan atau melabeli anak sebagai anak nakal?
Mungkin, sebagai orang tua kita perlu lebih memperhatikan perkembangan perilaku anak sesuai usianya sebelum berekspektasi “berlebihan” pada anak.