Afandi Kusuma

Afandi Kusuma -Belajar Berbagi Hal Positif- Berbagi informasi positif
(12)

Shout out to my newest followers! Excited to have you onboard! Ade' Aef, Mardiana Mood, Noor Has San, Muhamad Sujud, Jho...
30/10/2024

Shout out to my newest followers! Excited to have you onboard! Ade' Aef, Mardiana Mood, Noor Has San, Muhamad Sujud, Jhony Abdurahman, Must Ipang, Leonel Ach Revano, Maria Aldiva, Gatot Hari Purnomo, Jokozhurhozho, Mfd Mase, Koko Mahargyo, Sibon, Tuga Siapi, Pakdhe Mbenk, Mochamad Hari

30/10/2024

"Pernah penasaran kenapa beberapa konten nggak muncul di rekomendasi Facebook kamu? Ini alasan di balik pedoman ketat mereka!"

"Mau tahu gimana Facebook memastikan rekomendasi kontennya tetap aman dan sesuai standar? Yuk, simak pedoman ini!"

Standar Facebook dalam memberikan rekomendasi

Siapa yang mau mendapat POKES ?Siapa lagi yang pengen dicolek?
27/10/2024

Siapa yang mau mendapat POKES ?
Siapa lagi yang pengen dicolek?

Bagaimana cara mendapatkan centang birumudah, yakni bayar               ゚ Selain meningkatkan kredibilitas akun, centang...
26/10/2024

Bagaimana cara mendapatkan centang biru
mudah, yakni bayar


Selain meningkatkan kredibilitas akun, centang biru juga membantu akun Anda lebih mudah diakui dan diakses oleh pengguna lain. Hari ini, verifikasi bukan hanya untuk publik figur atau merek besar, tetapi terbuka untuk semua yang menginginkannya.

: Soleh dan Jalan Suksesnya di Dunia Konten Kreator: Mimpi Buruk Beni dan Horor BerlanjutSetelah kejadian misteri penamp...
26/10/2024

: Soleh dan Jalan Suksesnya di Dunia Konten Kreator
: Mimpi Buruk Beni dan Horor Berlanjut

Setelah kejadian misteri penampakan di pabrik makanan, Soleh, Beni, dan Adi kembali ke rutinitas mereka. Namun, satu hal yang tampaknya mengganggu Beni: ia sering mengalami mimpi buruk setiap malam. Di tengah malam, Beni terbangun dengan keringat dingin, matanya terbelalak lebar, dan mulutnya bergetar seolah baru saja melihat penampakan hantu yang paling menyeramkan.

Suatu pagi, saat mereka berkumpul di warung kopi untuk membahas proyek berikutnya, Soleh mulai memperhatikan wajah Beni yang pucat. “Ben, kamu kenapa? Kok kayak habis kabur dari rumah hantu?”

Beni mengeluh, “Gue sering mimpi buruk, bro! Tiap malam kayak diundang ke pesta horor tanpa rsvp. Terakhir, mimpi gue tentang hantu penjual bakso yang ngaku-ngaku bisa kasih rezeki!”

“Wah, itu sih bisa jadi peluang bisnis baru, Ben. ‘Bakso Misterius, Rasanya Tak Terduga!’” Soleh merespons sambil tertawa.

Adi, yang sedang menyeduh kopi, menimpali, “Jangan-jangan hantu itu marah karena kamu nggak beli bakso-nya. Dia cuma pengen kasih diskon, loh.”

“Gue sih harap-harap cemas, jangan sampai dia narik gue ke tempat sesajen lagi,” Beni menjawab sambil menggigit roti bakarnya. “Lain kali kita collab sama hantu, deh. Supaya kita bisa tawar-menawar.”

Soleh merinding, “Ya ampun, Ben! Bayangin, kita bikin konten ‘Berburu Hantu: Diskusi Bisnis dengan Makhluk Ghaib’.”

Beni langsung mengganti ekspresi tegangnya dengan tawa. “Kalau hantu bilang, ‘Jangan takut, aku cuma mau nanya siapa yang ngerusak sesajenku?’, kita bisa jawab, ‘Eh, maaf, itu hantu di dalam mimpi saya!’”

Kejadian mimpi buruk Beni menjadi topik utama pembicaraan di antara mereka. Mereka memutuskan untuk melakukan “ritual” untuk mengusir mimpi buruk Beni. Soleh merencanakan sebuah video lucu untuk menghibur Beni sekaligus mengusir aura negatif.

“Gimana kalau kita bikin video ‘5 Tips Mengusir Mimpi Buruk dengan Humor’?” Soleh mengusulkan. “Kita bisa rekam tips-tips yang konyol, kayak tidur sambil pegang bantal berbentuk hantu, atau menyanyikan lagu-lagu konyol sebelum tidur!”

Beni tertawa, “Nah, itu ide bagus! Siapa tahu, hantu-hantu di mimpiku bisa jadi fans kita, terus ngajak kolaborasi!”

Akhirnya, mereka mempersiapkan konten itu dengan serius, meskipun dengan humor yang menyertainya. Mereka membuat sketsa tentang “ritual” lucu yang melibatkan makanan, bantal, dan tentu saja, efek suara horor yang dibuat sendiri. Mereka bahkan memperagakan “pengusiran” dengan mengibaskan selimut sambil berteriak konyol, “Keluar, hantu! Sudah saatnya kamu cari kerjaan lain!”

Ketika video selesai diedit, Soleh mengunggahnya dengan judul “Mengusir Mimpi Buruk dengan Humor: Hantu, Pergi Ah!”. Penonton pun menyukainya. Komentar-komentar pun bertebaran.

“Saya baru tahu cara mengusir hantu bisa segini lucunya. Penasaran, hantu bisa ketawa juga nggak, ya?” tulis salah satu penonton.

“Semoga mimpi buruknya Beni cepat sembuh. Coba kasih dia minum air berasa jujur, mungkin bisa hilang!” komentar lainnya.

Setelah video diunggah, Beni merasa lebih baik. Meskipun mimpi buruknya belum sepenuhnya hilang, dia merasakan dukungan dari teman-temannya dan penonton. Mereka terus bercanda tentang “Mimpi Buruk Beni” setiap kali berkumpul, hingga membuat suasana menjadi lebih ringan.

Suatu malam, saat mereka berkumpul di rumah Soleh, Beni mencoba untuk tidur lebih nyenyak. Soleh dan Adi berusaha membangunkannya dengan berbagai cara lucu, mulai dari suara hantu palsu hingga guncangan ringan.

“Ben, bangun! Kita mau review bakso misterius yang dibawa hantu!” Soleh menggoda.

Beni terbangun, setengah bingung, “Hah? Bakso hantu? Kita bukan mau makan, kan?”

Adi tertawa, “Yakin nggak mau? Siapa tahu rasanya lebih enak dari bakso biasa.”

Sementara mereka tertawa, Beni tersenyum dan menyadari bahwa, meskipun ia masih menghadapi mimpi buruk, teman-temannya selalu ada untuk mendukungnya dengan cara yang paling konyol dan lucu.: Soleh dan Jalan Suksesnya di Dunia Konten Kreator

25/10/2024

Penawaran

: Soleh dan Jalan Suksesnya di Dunia Konten Kreator6: Misteri Penampakan di Tempat Sesajen PabrikSoleh, Beni, dan Adi ke...
25/10/2024

: Soleh dan Jalan Suksesnya di Dunia Konten Kreator
6: Misteri Penampakan di Tempat Sesajen Pabrik

Soleh, Beni, dan Adi kembali ke pabrik makanan di Sidoarjo untuk syuting lanjutan proyek water treatment dan reverse osmosis Adi. Segalanya tampak berjalan lancar seperti biasa—ya, setidaknya sampai mereka menemukan sesuatu yang membuat bulu kuduk berdiri di sudut pabrik.

Saat istirahat siang, Adi memutuskan untuk mengecek lagi beberapa instalasi di bagian belakang pabrik. Beni yang penasaran ikut menyusul, sementara Soleh sibuk ngecek hasil rekaman video. Di sudut pabrik yang agak gelap, mereka menemukan tempat sesajen kecil yang sudah tampak lama tak terawat. Di atasnya ada bunga-bunga layu, rokok, dan segelas air yang tak jelas isinya.

“Ben, ini tempat apa?” tanya Adi, menatap bingung.

Beni mendekat sambil mengerutkan kening. “Ini kayaknya tempat buat... menghindari PHK ya?” candanya, tapi tatapannya berubah serius.

Adi terkekeh. “Kalau sesajen bisa mencegah PHK, kita semua bakal selamat, bro.”

Namun, saat mereka asyik bercanda, tiba-tiba terdengar suara samar-samar dari arah tempat sesajen itu. Beni berhenti tertawa. “Dengar nggak, Di? Itu tadi apa?”

Soleh, yang baru saja bergabung, melihat ekspresi mereka dan langsung menimpali, “Apaan sih, kalian? Jangan-jangan cuma suara mesin pabrik.”

Adi mendekat ke tempat sesajen. “Nggak, ini bukan suara mesin. Serius, kayak ada yang manggil.”

Soleh menatap ke arah Adi, ekspresinya campur aduk antara penasaran dan takut-takut berani. “Coba ulangin lagi apa yang kamu denger. Kalau ada yang manggil nama kita, kayaknya kita cabut aja deh, bro. Nggak baik kalau tiba-tiba dapet undangan misterius.”

Saat mereka mendekati sesajen itu, tiba-tiba angin dingin berhembus, dan segelas air yang ada di atas sesajen bergerak sendiri. Beni langsung mundur dua langkah. “Oke, ini mulai aneh. Gue nggak mau jadi bahan konten horror di malam Jumat!”

Namun Soleh, dengan gaya bercanda yang selalu siap, malah mengangkat kameranya. “Wah, seru nih! Kita masukin ke konten. Judulnya, ’Ketemu Hantu di Pabrik: Jangan Dekat Sesajen!’ Pasti viral! Tapi, kalau hantu mau ikut kolaborasi, tolong kasih briefing dulu ya, kita nggak bisa asal edit penampakan.”

Adi mencoba tetap tenang sambil tersenyum kecut. “Kayaknya kita di sini buat pasang filter air, bukan filter jin.”

Beni setuju. “Bener, air bersih penting, tapi kalau ada yang lain ikut minum air bersih ini, kita nggak tanggung jawab, ya.”

Mereka kembali serius memeriksa tempat sesajen. Adi, penasaran, mencoba memindahkan gelas air yang bergerak tadi. Tiba-tiba, terdengar suara gemeretak, seperti suara benda berat digeser di lantai beton.

Beni langsung panik. “Wah, wah! Ini bukan bagian dari kontrak kerja kita!”

Soleh menahan tawa sambil melirik Beni yang mulai gelisah. “Ben, tenang. Kalau hantunya baik, kita ajak kolaborasi aja. Nanti kita bikin konten, judulnya ‘Kolaborasi Horor: Air Bersih untuk Semua, Termasuk yang Ghaib!’”

Saat mereka akan beranjak pergi, tiba-tiba muncul seorang petugas pabrik yang kelihatan bingung melihat mereka semua berkumpul di tempat sesajen. “Mas-mas, ngapain di sini? Ini tempat buat sesajen dari zaman dulu. Kata orang pabrik, yang penting jangan diusik, biasanya aman-aman aja.”

Soleh yang tanggap situasi langsung bercanda, “Oh, jadi ini semacam ‘Wi-Fi mistis’ ya, Pak? Kalau nggak diusik, sinyalnya kuat, aman. Tapi kalau ada yang ganggu, langsung putus!”

Petugas itu tertawa kecil, walaupun mungkin tidak terlalu paham maksud Soleh. “Ya, gitu lah, Mas. Yang penting, jangan terlalu dekat-dekat. Udah banyak yang bilang lihat penampakan di sini.”

Soleh, Beni, dan Adi akhirnya kembali ke tempat instalasi, meskipun obrolan tentang tempat sesajen tadi terus membekas di pikiran mereka. Beni bahkan masih terlihat agak tegang. “Gue serius nih, kayaknya tempat itu ada auranya. Nggak usah diajak collab deh, Soleh.”

Soleh tersenyum sambil menepuk pundak Beni. “Tenang, Ben. Kalau ada yang muncul di konten kita, ya kita upload aja. Paling nambah viewer!”

Setelah kejadian itu, mereka menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, tapi tetap tidak bisa berhenti membahas tentang sesajen dan kemungkinan adanya penampakan di pabrik itu. Meski dengan candaan, mereka sadar bahwa ada hal-hal yang memang lebih baik tidak diusik.

Video mereka kemudian diunggah dengan judul “Proyek Water Treatment & Reverse Osmosis Pabrik Makanan: Ada Penampakan di Tempat Sesajen!”. Tak hanya edukasi soal teknologi air bersih, tapi juga bumbu horor dan komedi yang membuat penonton terhibur.

Komentar-komentar pun muncul. Ada yang takut, ada yang tertawa.

“Kira-kira air bersihnya buat jin juga nggak, ya?” tulis salah satu penonton.

“Hantunya kalau haus, tinggal bilang, nanti kita kirimin galon!” komentar lainnya, yang membuat Soleh tertawa sendiri.

Sepertinya, tidak peduli ada atau tidaknya penampakan, yang jelas konten mereka tetap menghibur dan mendidik. Misteri sesajen? Itu bonus ketegangan yang bikin cerita mereka makin seru.

24/10/2024

🎉 Terima kasih, semoga kesehatan dan kesuksesan selalu ada di sisimu!

: Soleh dan Jalan Suksesnya di Dunia Konten Kreator: Proyek Besar, Humor SegarSetelah sukses dengan eksperimen sosial di...
24/10/2024

: Soleh dan Jalan Suksesnya di Dunia Konten Kreator
: Proyek Besar, Humor Segar

Setelah sukses dengan eksperimen sosial di pasar, Soleh, Beni, dan Adi mulai memikirkan ide konten baru. Kali ini, giliran Adi yang tampil di depan, karena proyek bisnis filter airnya mendapat pesanan besar dari sebuah pabrik makanan di Sidoarjo. “Pasang sistem water treatment dan reverse osmosis di pabrik, loh!” kata Adi dengan nada bangga, meskipun wajahnya masih santai seperti biasa.

Soleh langsung bersemangat. "Wah, keren nih, Adi! Kita bisa bikin konten edukasi sambil pamer proyek besar. Tapi ya, tetep harus ada humornya. Nanti kalau cuma ngomongin osmosis doang, penonton kita malah mikir itu nama restoran baru!"

Adi terkekeh. "Tenang, bro. Kita tetap bisa bikin ini seru. Bayangin aja, pabrik makanan tapi airnya lebih jernih dari isi galon dispenser di rumah."

Setelah mengatur jadwal, mereka pun berangkat ke Sidoarjo untuk syuting. Saat tiba di pabrik, Soleh langsung terpesona melihat ukuran tempatnya. “Ini pabrik apa? Lapangan bola? Kok bisa luas banget! Saya udah lelah cuma lihat parkirannya.”

Adi, yang sudah terbiasa dengan pabrik besar, hanya tersenyum. “Sabar, Soleh. Ini baru pemanasan. Nanti kita masuk, lo bakal lihat bagaimana air bersih bisa jadi komponen penting untuk produksi makanan. Tanpa air bersih, mungkin bakso bisa berubah jadi benda misterius.”

Beni menimpali dengan gaya serius, “Air bersih memang krusial. Bayangin kalau pabrik nggak pakai reverse osmosis, terus tiba-tiba mi instannya tumbuh lumut karena kebanyakan mineral!”

Mereka akhirnya mulai syuting. Adi, yang memimpin proyek, menjelaskan bagaimana sistem reverse osmosis bekerja. Soleh, tentu saja, menambahkan bumbu humor dalam narasi video. “Nah, teman-teman, ini dia alat canggihnya—reverse osmosis. Kalau kalian mikir ini mesin buat bikin jus, maaf, salah besar. Mesin ini lebih keren, dia bikin air jadi bersih banget sampai-sampai airnya bisa ikutan seleksi model.”

Adi menjelaskan lebih rinci. “Air masuk melalui filter ini, dan kemudian diproses dengan tekanan tinggi untuk memisahkan zat-zat berbahaya. Yang keluar dari sini adalah air bersih yang siap digunakan dalam proses produksi makanan.”

Soleh langsung berimajinasi, “Jadi, airnya ini udah kayak seleksi masuk universitas, ya? Yang nggak lulus langsung didepak keluar!”

Syuting berlanjut ke bagian di mana sistem water treatment dipasang di pabrik. Adi dan tim teknisinya tampak sibuk, sementara Soleh dan Beni berjalan-jalan di sekitar area produksi. Soleh melihat salah satu mesin besar dan bertanya, “Adi, mesin ini buat apa? Jangan-jangan ini mesin buat nyuci baju karyawan, ya?”

Beni, dengan ekspresi serius yang penuh dramatisasi, menjawab, “Bukan, Soleh. Itu mesin buat nyuci hati yang terluka akibat putus cinta.”

Adi, yang dari tadi sabar dengan canda mereka, akhirnya ikut tertawa. “Ini mesin buat sterilisasi air, bukan buat nyuci perasaan.”

Ketika mereka selesai syuting di pabrik, Soleh mengakhiri video dengan gaya khasnya. “Jadi, itulah teman-teman, proyek keren kita hari ini di pabrik makanan di Sidoarjo. Siapa sangka, air yang biasa kita minum bisa jadi pemain utama di dapur raksasa seperti ini. Dengan teknologi reverse osmosis, air jadi bersih, makanan jadi aman, dan hidup jadi lebih baik... atau setidaknya, lebih segar kayak minum es teh di siang bolong.”

Video tersebut diunggah dengan judul “Pasang Water Treatment di Pabrik Makanan: Bukan Sekadar Air Galon!” dan tentu saja, penuh dengan humor segar serta edukasi tentang pentingnya air bersih dalam industri makanan. Komentar-komentar positif mulai mengalir, dari yang belajar tentang reverse osmosis sampai yang ketawa karena candaan mereka.

“Jadi, saya nggak cuma belajar tentang water treatment, tapi juga tentang gimana jadi lebih jernih dalam memilih hidup. Wkwkwk,” tulis salah satu penonton.

“Keren banget ini kontennya! Bisa nggak kalau rumah saya pasang reverse osmosis biar hidup saya juga lebih bersih?!” komentar lainnya.

Setelah sukses dengan proyek di pabrik makanan ini, Soleh, Adi, dan Beni semakin yakin bahwa mereka bisa menggabungkan edukasi dengan humor yang segar dalam setiap konten mereka. Mereka pun siap untuk tantangan berikutnya.

“Apa lagi proyek kita selanjutnya?” tanya Soleh penuh semangat.

Beni dengan tenang menjawab, “Kita bisa bikin konten tentang filter air di rumah sakit. Bayangin, kalau airnya jernih, pasti dokter-dokternya bisa ngasih diagnosa lebih cepat!”

Soleh tertawa. “Iya, siapa tahu pasien sembuh lebih cepat gara-gara air bersih.”

Dengan rencana baru yang penuh tawa dan inovasi, mereka pun siap melangkah ke petualangan berikutnya!

23/10/2024

I K H L A S & B E N A R

Suatu amal tidak akan diterima kecuali dilakukan dengan ikhlas dan benar.

Ikhlas dilakukan karena dan untuk Allah, sedang benar dilakukan karena mengikuti apa yang sudah diperintahkan oleh oleh-Nya.

: Soleh dan Jalan Suksesnya di Dunia Konten Kreator4: Eksperimen Sosial dan Kejutan PasarSetelah kesuksesan tantangan ai...
23/10/2024

: Soleh dan Jalan Suksesnya di Dunia Konten Kreator
4: Eksperimen Sosial dan Kejutan Pasar

Setelah kesuksesan tantangan air bersih, Soleh semakin percaya diri dengan perjalanan barunya sebagai konten kreator. Namun, ia juga tahu, agar tidak bosan dan agar penonton tetap tertarik, ia perlu ide-ide segar. Dalam sebuah percakapan di warung kopi langganannya, Soleh bertemu dengan Beni—teman yang selalu punya ide-ide “di luar kebiasaan.” Kali ini, Beni menawarkan ide yang tidak biasa, tapi menjanjikan.

"Gimana kalau kita bikin eksperimen sosial?" Beni mengajukan sambil menyeruput kopi yang saking pahitnya sampai bikin Soleh berkedip refleks.

"Eksperimen sosial?" Soleh mengangkat alisnya. "Seperti apa tuh?"

"Kayak gini, misalnya kita bagiin air bersih gratis ke orang-orang di pasar. Kita rekam reaksinya secara diam-diam," Beni tersenyum lebar. "Coba aja bayangin, orang lagi serius belanja cabe tiba-tiba ditawarin air. Apa mereka mikir ini air suci atau cuma diskon gede?"

Soleh terkekeh mendengar ide itu. "Jadi, kita bikin eksperimen yang bikin orang mikir, tapi juga ketawa? Ide bagus! Plus, kita tetap bisa edukasi soal pentingnya air bersih. Dan, kalau ada yang curiga kita sedang meracun, itu bonus hiburan!"

Mereka segera mengajak Adi, yang bisnis filter airnya masih merintis tapi penuh semangat, untuk ikut serta. Adi dengan senang hati menyumbang beberapa filter portabel dan ikut dalam eksperimen ini.

Hari syuting pun tiba. Dengan perlengkapan yang sederhana—beberapa botol air bersih dan kamera tersembunyi—Soleh, Beni, dan Adi berkeliling pasar. Soleh mendekati salah seorang pedagang yang sedang sibuk melayani pembeli.

"Pak, mau air bersih gratis?"

Si bapak menatap Soleh dengan bingung, seolah-olah Soleh baru saja menawarkan trip ke bulan dengan diskon 50%. "Gratis? Ini nggak ada racunnya kan?" tanyanya, setengah bercanda, setengah curiga.

Soleh tersenyum lebar, mencoba menahan tawa. "Tenang, Pak. Racun kita kasih cuma di hari Selasa. Ini air bersih. Gratis. Jernih. Tanpa tipu-tipu!"

Si bapak akhirnya tertawa, mengambil botol air itu, dan minum. “Kalau gratis, saya nggak nolak, mas. Apalagi kalau bikin saya terlihat lebih muda 20 tahun.”

Di sudut lain pasar, Beni mendekati seorang ibu yang tengah menawar harga sayur. Saat Beni menawarkan air gratis, si ibu terlihat waspada. "Ini air apa, Nak? Air zam-zam?"

"Air bersih, Bu. Bukan air zam-zam, tapi bikin zam-zam-nya kehidupan kita lebih baik!" jawab Beni sambil menyunggingkan senyum lebar, merasa bangga dengan kalimat bijaknya.

"Ya sudah, saya ambil. Tapi kalau besok saya tiba-tiba jadi muda, saya balik lagi ke sini ya," jawab si ibu sambil terkekeh.

Setelah beberapa jam berkeliling, mereka pun berkumpul di bawah pohon rindang untuk menonton hasil rekaman. Beni tidak bisa menahan tawa melihat reaksinya sendiri saat beberapa orang yang ditawari air malah menatapnya seakan dia datang dari planet lain. "Lihat wajah orang itu! Seperti baru pertama kali ketemu makhluk berbentuk manusia!" serunya.

Adi, yang biasanya serius, kali ini ikut tertawa. "Kita bener-bener kayak tim Avengers versi pasar. Bukan nyelametin dunia, tapi nyelametin tenggorokan!"

Setelah mengedit video dengan tambahan efek suara lucu dan beberapa caption humoris, Soleh mengunggah video itu ke akun Facebook-nya. Judulnya? “Eksperimen Air Bersih: Ketika Pasar Jadi Studio Lelucon!”

Dalam waktu singkat, video itu mulai ramai ditonton. Beberapa komentar membuat Soleh tersenyum bangga.

“Gila, kapan lagi ada yang bagiin air di pasar? Biasanya kan bagiin flyer promosi yang akhirnya jadi bungkus gorengan!” tulis salah satu penonton.

“Kreatif banget idenya! Asli, saya pengen ikut eksperimen kayak gini. Biarin aja orang curiga, yang penting ketawa!” tambah komentar lain.

Melihat kesuksesan ini, Soleh, Beni, dan Adi menyadari bahwa mereka tidak hanya membuat konten yang menghibur, tetapi juga berhasil menyebarkan pesan penting soal air bersih. Soleh bahkan mulai berpikir untuk menjadikan eksperimen sosial sebagai salah satu tema konten utamanya. “Ini baru awal,” katanya pada dirinya sendiri sambil menatap layar laptop, “kalau kita bisa bikin konten sesederhana ini jadi viral, berarti banyak hal lain yang bisa kita coba.”

Beni, seperti biasa, punya ide untuk konten berikutnya. "Gimana kalau eksperimen selanjutnya kita bagiin air ke orang-orang di pusat kebugaran? Bisa sekalian nyuruh mereka untuk minum biar nggak dehidrasi. Kita jadi pelopor ‘water intervention’!" Beni terkekeh.

Adi, dengan serius namun santai, menimpali, "Asal jangan salah kasih ke yang lagi fitness ekstrim. Nanti dikira air kita doping."

Soleh tertawa keras. "Oke, kita coba! Siapa tahu, kali ini kita nggak cuma bikin orang minum, tapi juga bikin mereka sadar betapa pentingnya kolaborasi kreatif yang bikin ketawa."

Dengan semangat baru, mereka bersiap untuk tantangan berikutnya. Tantangan apa lagi yang akan mereka hadapi? Siapa yang akan mereka kejutkan selanjutnya? Pastikan untuk menantikan cerber berikutnya!

Apakah kamu sudah tahu? Facebook menyarankan kita membuat status untuk minta diberikan bintang. Namun facebook melarang ...
23/10/2024

Apakah kamu sudah tahu? Facebook menyarankan kita membuat status untuk minta diberikan bintang. Namun facebook melarang menawarkan bintang. Misalnya dengan kata-kata "aku sudah punya bintang nih, siapa yang berkomentar, nanti akan aku bagikan bintang". Nah ternyata tawaran semacam itu dilarang oleh facebook.

Tapi banyak akun dengan pengikut yang cukup banyak yang menawarkan itu, baik-baik saja. Itu, cuma belum ketahuan saja.

Namun terkadang algoritma facebook salah mendeteksi. Pernah aku (di page yang lain) membuat status untuk mengajak pemirsa (dalam bentuk video dan teks) untuk waspada pada judi online, namun malah ditandai sebagai menawarkan judi online. Dan ditandai sebagai pelanggaran.

Nah apakah kemudian, pelajaran untuk kita agar tidak menawarkan bayaran berupa bintang atau yang lainnya, seperti ini, akan ditandai sebagai menawarkan bintang? Coba kita lihat.

Address

Simping 46
Gresik
61233

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Afandi Kusuma posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Afandi Kusuma:

Share