BrainFuel ID

BrainFuel ID 🧠 *"The future starts from inside the head."*
🌐 Science, technology, future ideas & critical thinking.
⚡ For students, thinkers and lifelong learners.

"Unveiling History: The 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum"😱🥰🇯🇴😊    Treasures
12/08/2025

"Unveiling History: The 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum"😱🥰🇯🇴😊
Treasures

"Unveiling History: The 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum"😱🥰🇯🇴😊    Treasures
26/07/2025

"Unveiling History: The 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum"😱🥰🇯🇴😊
Treasures


Bayangkan sebuah pulau kecil terpencil, terapung sendirian di lautan biru luas, dengan tebing curam mengelilingi sebuah ...
26/07/2025

Bayangkan sebuah pulau kecil terpencil, terapung sendirian di lautan biru luas, dengan tebing curam mengelilingi sebuah kawah raksasa di tengahnya. Inilah Aogashima, sebuah pulau vulkanik yang terletak di Laut Filipina, sekitar 350 kilometer selatan Tokyo, Jepang.

Aogashima adalah bagian dari Kepulauan Izu, yang masuk wilayah administrasi Tokyo meski jaraknya ratusan kilometer dari hiruk-pikuk ibu kota. Pulau ini berbentuk seperti mangkuk raksasa: di dalam kawah utamanya, terdapat kawah yang lebih kecil lagi—sebuah gunung di dalam gunung. Fenomena geologi ini membuat Aogashima jadi salah satu pulau vulkanik paling unik di dunia.

Meski terlihat menakutkan karena statusnya sebagai gunung berapi aktif, sekitar 150 orang penduduk tetap tinggal di sini. Mereka hidup damai dengan alam, memanfaatkan sumber daya panas bumi untuk mandi air panas, memasak telur rebus, atau bahkan menghasilkan listrik rumahan.

Aogashima hanya bisa dicapai dengan kapal feri atau helikopter dari pulau Hachijojima, yang menjadi gerbang transportasi terdekat. Namun, perjalanan ke Aogashima bukan hal mudah—laut di sekitarnya terkenal ganas, membuat kapal feri sering dibatalkan saat cuaca buruk. Inilah yang membuat Aogashima seolah terisolasi dari dunia luar, tetap sunyi, hijau, dan misterius.

Bagi para petualang sejati, Aogashima adalah surga tersembunyi: pemandangan dramatis, kolam air panas alami, jalan setapak di tengah hutan lebat, dan langit malam penuh bintang tanpa polusi cahaya kota. Di sini, kamu benar-benar bisa merasakan sensasi hidup di ‘ujung dunia’.

Konon, nama Aogashima berarti “pulau hijau” — julukan yang pas untuk tempat di mana alam, manusia, dan api purba hidup berdampingan. Sebuah pengingat bahwa bahkan di balik bahaya tersembunyi, keindahan luar biasa bisa lahir.

The Ancient 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum.👑💞… Lihat selengkapnya
25/07/2025

The Ancient 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum.👑💞
… Lihat selengkapnya

Di sebuah kota terpencil di Vietnam, para orang tua memasukkan anak-anak mereka ke dalam kantong plastik untuk menyebera...
25/07/2025

Di sebuah kota terpencil di Vietnam, para orang tua memasukkan anak-anak mereka ke dalam kantong plastik untuk menyeberangi sungai menuju ke sekolah. Hal ini dilakukan para orang tua untuk melindungi anaknya dari air agar mereka tiba dalam keadaan kering dan tidak basah, sehingga mereka dapat menjalani hari sekolah dengan sempurna ❤️

"Unveiling History: The 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum"
25/07/2025

"Unveiling History: The 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum"



"Unveiling History: The 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum"😱🥰🇯🇴😊
25/07/2025

"Unveiling History: The 4,500-Year-Old Tunic at the Egyptian Museum"😱🥰🇯🇴😊

Kisah Wanita Lulus Sidang Skripsi Rayakan dengan Foto di Depan Rumah Gubuknya, Tunjukkan Perjuangan Orang TuaDesa Ollot ...
25/07/2025

Kisah Wanita Lulus Sidang Skripsi Rayakan dengan Foto di Depan Rumah Gubuknya, Tunjukkan Perjuangan Orang Tua
Desa Ollot II, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Provinsi Sulawesi Utara, menjadi saksi bisu atas perjuangan yang luar biasa dari seorang gadis muda bernama Sri Wulandari Lomuli, atau akrab dipanggil Wulan.
Cerita inspiratif ini telah menjadi sorotan di berbagai media sosial, memikat hati netizen dengan perjalanan mengharukan yang dialami oleh Wulan dan ayahnya.
Meski sang ayah, seorang petani, menghadapi keterbatasan pada penglihatan, kegigihan dan tekadnya mampu membawa Wulan meraih mimpi setinggi langit, yaitu menyelesaikan studi hingga tingkat perguruan tinggi. Sebuah pencapaian luar biasa yang patut diapresiasi.
Wulan berhasil mencatatkan namanya sebagai lulusan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, dengan meraih gelar Sarjana Peternakan pada 21 Januari 2022 lalu.
Kecemerlangan akademisnya tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, namun juga sukses membanggakan orang tuanya dan menginspirasi banyak orang.
Sang ayah, dengan segala keterbatasannya, menjadi pahlawan sejati bagi Wulan. Meski menghadapi tantangan dalam bekerja sebagai petani dengan keterbatasan penglihatan.
Dia berhasil mengumpulkan dana untuk membiayai pendidikan anaknya. Keberhasilan ini bukan hanya kisah perjuangan seorang gadis, tetapi juga cerita tentang cinta dan pengorbanan seorang ayah.
Kisah Wulan tidak hanya tersebar di kalangan teman-temannya, melainkan telah merambah ke dunia maya. Wulan dengan bangga membagikan kisahnya melalui beranda Facebook dan akun TikTok pribadinya.
Postingan tersebut dengan cepat menjadi viral, mendapat lebih dari 4 ribu kali dibagikan dan lebih dari 6 ribu like. Netizen tak hanya terpukau oleh kesuksesan Wulan, tetapi juga terinspirasi oleh perjuangan sang ayah yang begitu luar biasa.
Dalam satu postingannya, Wulan menceritakan bahwa foto yang beredar di media sosial diambil setahun yang lalu, usai menyelesaikan ujian skripsi.
Setelah ujian, Wulan langsung pulang ke rumah untuk memberitahu orang tuanya tentang keberhasilannya menyelesaikan skripsi.
Rasa syukur kepada Allah SWT tidak terpisahkan dari ucapan terima kasih Wulan kepada kedua orang tuanya yang telah memberikan dukungan tanpa batas.
"Terima kasih papa mama atas dukungan untuk kita masuk perguruan tinggi Universitas Sam Ratulangi Manado, dan Alhamdulillah, pulang dengan selesai," ujar Wulan, penuh syukur.
Keberhasilan Wulan tidak hanya didukung oleh kebijakan Tuhan, tetapi juga oleh jerih payah sang ayah dan ibu di kebun.
Hasil panen dari kebun mereka tidak hanya menjadi penyokong kehidupan sehari-hari keluarga, tetapi juga sumber dana untuk membiayai pendidikan Wulan.
Sang ayah, meskipun memiliki keterbatasan fisik pada mata, tetap tegar dan semangat dalam bertani.
Wulan dengan rendah hati bersyukur atas kekuatan dan ketegaran sang ayah yang mampu mengatasi keterbatasan tersebut.
Keterbatasan mata yang menjadi ujian bagi sang ayah, ternyata menjadi berkah tersendiri. Dibalik itu, sang ayah mampu memberikan fasilitas pendidikan yang baik untuk Wulan, memungkinkannya menempuh pendidikan tinggi.
Kisah mengharukan Wulan Lomuli tidak hanya menjadi penceritaan inspiratif, tetapi juga momentum bagi kita semua untuk menghargai perjuangan, cinta, dan pengorbanan orang tua yang tak terhingga.
Wulan adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk meraih impian, asalkan ada tekad dan cinta yang besar.

Pesona Pemandangan Uang Seribu Rupiah di Pulau Laguna.Danau Laguna yang sudah biasa dikenal sebagai Danau Ngade oleh pen...
25/07/2025

Pesona Pemandangan Uang Seribu Rupiah di Pulau Laguna.

Danau Laguna yang sudah biasa dikenal sebagai Danau Ngade oleh penduduk setempat terletak di sebuah desa yang bernama Desa Ngade, Kelurahan Fitu, Ternate Selatan.

Danau ini sering kali menjadi incaran para fotografer untuk mendapatkan gambar yang indah dan bernilai tinggi. Menurut beberapa penduduk setempat, biasanya fotografer mengambil angle favorit dari atas dan menghasilkan foto aerial yang sangat menakjubkan. Paduan panorama, warna dan angle dari danau, hutan, serta langit akan menjadi gambar bernilai tinggi.
Danau Laguna termasuk danau yang masih alami.

Danau Uang 1000
Ternate , Indonesia.

Indonesia Peringkat Kedua dalam Publikasi di Jurnal Predator, Tamparan Bagi Dunia AkademikIndonesia tercatat menempati p...
25/07/2025

Indonesia Peringkat Kedua dalam Publikasi di Jurnal Predator, Tamparan Bagi Dunia Akademik

Indonesia tercatat menempati peringkat kedua secara global dalam hal publikasi di jurnal predator, berdasarkan studi internasional oleh dua peneliti asal Republik Ceko, Vit Macháček dan Martin Srholec. Temuan ini pertama kali dipublikasikan pada 2021 dan kemudian diterbitkan ulang secara lebih metodologis di jurnal Quantitative Science Studies tahun 2022, setelah sebelumnya ditarik dari Scientometrics karena kontroversi metodologi.

Studi tersebut mengungkap bahwa sekitar 16,7% artikel akademik dari Indonesia diterbitkan di jurnal predator—publikasi yang dikenal tidak menjalankan proses peer-review secara ketat dan cenderung berorientasi pada profit, bukan kualitas ilmiah.

Jurnal Predator: Jalan Pintas yang Menyesatkan

Jurnal predator menawarkan kemudahan terbit cepat dengan membebankan biaya tinggi, namun tanpa melewati proses evaluasi akademik yang seharusnya. Ini menjadi jalan pintas bagi sebagian akademisi yang ingin mengejar angka publikasi demi kenaikan jabatan atau prestise, tetapi mengorbankan kredibilitas ilmiah.

Meskipun secara administratif publikasi ini sah, substansi dan integritas dari penelitian tersebut patut dipertanyakan. Fenomena ini menjadi perhatian global, namun dampaknya sangat terasa di negara berkembang seperti Indonesia, di mana tekanan untuk "publish or perish" masih tinggi.

Bukan Sekadar Masalah Etika, tapi Juga Sistemik

Pakar pendidikan Ulyan Nasri menyatakan bahwa temuan ini merupakan tamparan keras bagi dunia akademik Indonesia. Ia menekankan bahwa solusi seperti "makan bergizi gratis" bukanlah jawaban utama untuk mencerdaskan siswa, tetapi justru pembenahan pada sistem pendidikan, budaya akademik, dan kebijakan publikasi menjadi kunci.

Fenomena ini menunjukkan bahwa ketidakjujuran akademik bukan hanya soal individu yang tidak etis, melainkan juga hasil dari sistem yang memberi insentif pada kuantitas publikasi, bukan kualitas.

Sesulit inikah cari uang untuk Makan 😭😭😭seorang kakek renta yang hidup sebatang kara. Setiap pagi, ia memetik pisang dar...
25/07/2025

Sesulit inikah cari uang untuk Makan 😭😭😭

seorang kakek renta yang hidup sebatang kara. Setiap pagi, ia memetik pisang dari kebun kecil warisan istrinya yang telah lama tiada. Dengan baju merah yang sudah usang dan berlubang.

Hari itu, panas terik begitu menyengat, dan langkahnya semakin lemah. Dari pagi hingga sore, tak satu pun pembeli datang. Dengan perut kosong dan tubuh yang gemetar, ia akhirnya mencoba menawarkan pisangnya kepada seorang ibu rumah tangga.

> "Bu… ini… mau tukar pisang dengan beras boleh? Saya belum makan dari pagi…"

Ucapannya nyaris tak terdengar karena ditelan isak tangis dan rasa malu.

Sambil menahan lapar, tangannya menggenggam perut, mencoba menenangkan rasa perih yang makin menjadi. Ia duduk di pinggir warung, menyeka air mata yang mengalir pelan.

Warga yang lewat hanya memandang, tak sedikit yang menghindar. Tapi di balik semua kesulitan itu, kakek ini tak pernah menyalahkan siapa pun. Ia hanya ingin hidup layak di usia senja, tanpa harus meminta-minta.




Address

Sigli

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when BrainFuel ID posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share