
26/07/2025
Ini ada foto bersejarah dari kota Makassar, terekam pada masa Hindia Belanda, saat waktu masih bergerak lambat dan suara rakyat terdengar lewat tawa serta sorak sorai di jalanan.
> Dalam foto ini, kita melihat tradisi panjat pinang—sebuah permainan rakyat yang hingga kini masih hidup di banyak sudut Indonesia. Di tengah keramaian, para pria bergantian memanjat tiang tinggi yang licin oleh minyak, demi meraih hadiah di puncaknya. Tapi lebih dari sekadar permainan, ini adalah lambang kerja sama, keberanian, dan semangat pantang menyerah.
> Di latar belakang, berdiri bangunan-bangunan tua bergaya kolonial, berdampingan dengan toko-toko milik warga Tionghoa. Nama-nama seperti “Kum Sun” dan “Lay Kim Sun” terpampang jelas, menjadi saksi bahwa Makassar kala itu adalah kota pelabuhan yang ramai, penuh warna, dan multikultural.
> Tradisi ini bukan sekadar hiburan, tapi juga cara rakyat mempertahankan identitas di tengah tekanan zaman. Mereka mungkin hidup di bawah bayang-bayang kekuasaan kolonial, tapi lewat perayaan sederhana seperti ini, mereka menunjukkan bahwa kebahagiaan dan harapan tetap punya tempat.
> Foto ini bukan hanya gambar diam. Ia adalah potongan waktu, suara masa lalu yang masih berbicara hari ini—tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan nilai-nilai yang tak pernah hilang: kebersamaan, perjuangan, dan kearifan lokal.