Kyai NUsantara

Kyai NUsantara Penebar Dakwah Damai Ahli Sunnah Wal Jamaah Annahdliyah dan Menyajikan Beragam Aktifitas Kyai NUsantara

13/07/2025

Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Jawa Barat H Subhan Fahmi menegaskan bahwa Ansor harus menjadi kekuatan pemuda yang tangguh, produktif dan berpihak pada kepentingan rakyat khusunya di tengah berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Jawa Barat.

“Sebagaimana namanya, Ansor berarti penolong. Untuk menjadi penolong, kita tidak boleh menjadi kaum yang lemah. Kita harus jadi generasi yang kuat, berilmu, dan mampu memberi manfaat bagi sesama. Kudu sagala nyaho, sagala boga, tur sagala bisa,” tegasnya saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan GP Ansor Jawa Barat masa khidmah 2024-2029 di Gedung Sabilulungan Soreang Kabupaten Bandung pada Senin (5/7/2025) lalu.

Dalam kesempatan tersebut, Subhan Fahmi menungkapkan bahwa ada tiga program akselerasi yang menjadi fokus GP Ansor Jawa Barat.

Pertama, Ansor Education Laboratorium (Edulab) yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan kader, baik dari sisi akademik maupun non-akademik. Menurutnya, ini menjadi kunci utama dalam menghadapi era disrupsi informasi dan teknologi.

Kedua, Ansor Financial Education yang dirancang untuk memberikan pengetahuan tentang literasi keuangan, memahami investasi, manajemen risiko, dan perencanaan keuangan masa depan yang efektif.

"Hal yang paling mendasar adalah bagaimana mengelola keuangan keluarga yang efektif. Karena keluarga adalah pertahanan pertama yang harus kokoh. Saya berharap, nanti kita bersama-sama mengelola keuangan keluarga sehingga bisa merencanakan dan merealisasikan mulai dari pemenuhan kebutuhan primer, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan pergi berhaji dan yang lainnya," tuturnya.

Ketiga Ansor Farm atau Integrated Farming, merupakan pertanian terpadu yang mengintegrasikan tanaman, hewan, lingkungan, dan sumber daya sehingga menjadi satu ekosistem pengelolaan mandiri dan efektif.

“Kami percaya gagasan besar harus berawal dari keraguan. Kalau tidak ada yang meragukan, bisa jadi gagasan kita terlalu kecil atau bahkan tidak ada sama sekali,” jelasnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, pria yang saat ini menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Garut itu juga berterima kasih kepada istrinya yang ikut hadir dalam momentum pelantikan. "Terima kasih atas cinta yang diberikan, Karena telah rela cinta untuknya dari saya dibagi dua, untuk Ansor dan kamu. Dan terima kasih telah mengizinkan Sabtu dan Minggunya untuk Ansor,” tandasnya.

Sebagai informasi, turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua DPR RI H Cucun Ahmad Syamsul Rijal, Wakil Gubernur Jawa Barat H Erwan Setiawan, Bupati Bandung H Dadang Supratna, Rais Syuriah PWNU Jawa Barat KH Abun Bunyamin, Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad,Ketua Umum PP GP Ansor Jawa Barat H Addin Jauharudin, Sekretaris Jendral PP GP Ansor A. Rifqi Al Mubarok, Bupati Sumedang H Donny Ahmad Munir, Ketua BAZNAS Jawa Barat, Plt Kepala Kanwil Kemenag Jawa Barat, perwakilan dari GP Ansor kota-kabupaten, tamun undangan serta lembaga dan banom NU dilingkungan Jawa Barat.

12/07/2025

Haul Buya KH Zainudin Ma'shoem Ali Tokoh NU Kota Bogor

Duka dan puisi Imam Syafi'i untuk Sayidina Husain bin Ali Bin Abi Thalib yang Gugur Syahid pada Asyuro 10 Muharram 61 HD...
06/07/2025

Duka dan puisi Imam Syafi'i untuk Sayidina Husain bin Ali Bin Abi Thalib yang Gugur Syahid pada Asyuro 10 Muharram 61 H

Duka dan puisi merupakan khazanah kebudayaan yang tak bisa dipisahkan dari ajaran Islam. Suatu kali, Imam Syafi’i, seorang ahli fikih termahsyur dari mazhab Sunni, mengalami perasaan yang bergejolak saat menggali hikayat Imam Husein, cucu kesayangan nabi yang syahid di Karbala. Ia berduka. Kesedihan muncul dan deras sekali menyentuh hatinya.

Imam Syafi’i lalu menumpahkan perasaannya ke dalam sebuah puisi sebagai upaya untuk mengabarkan kepada orang yang kelak membacanya, bahwa duka terhadap Imam Husein merupakan bagian dari keimanannya pada Yang Maha Ada.

Di dalam Kitab Diiwan al-Imam assyafii ra, at-Thab’ah Daarul-Kitaab al-’Arobiyyi, Syair ke 15, halaman: 48, Imam Syafi’i, yang mungkin saat itu tak kuasa menahan jatuhnya air mata, menulis:

Hatiku mengeluh, karena hati manusia sedang merana… Kantuk tak lagi datang, susah tidur membuatku pusing…. Wahai siapa yang akan menyampaikan pesanku kepada Al-Husain,… Yang dibantai,meski tak berdosa,..
Bajunya seakan-akan dicelup basah dan memerah…. Kini meski pedang pun meratap, dan tombak menjerit…
Dan kuda yang kemarin meringkik, kini meratap… Bumi bergetar karena keluarga Muhammad…
Demi mereka, gunung-gunung yang kukuh niscaya akan meleleh… Benda-benda langit rontok, bintang-bintang gemetar,…
Wahai cadur-cadur dirobek, demikian juga hatiku!… Manusia bershalawat untukNya yang diutus dari kalangan Bani Hasyim,…
Dia juga memerangi anak-anaknya…. Duhai alangkah anehnya!….
Jika aku dianggap berdosa karena kecintaan kepada keluarga Muhammad,.. Maka aku tidak akan pernah bertaubat dari dosaku itu…

Imam Syafi’i, yang menurut beberapa sejarawan lahir di daerah Palestina pada tahun 150 H, sebenarnya bisa saja menyimpan rapat kekalutan hatinya tanpa harus memberitahu orang lain. Akan tetapi, ia yang pernah sangat tekun mempelajari sastra Arab klasik dan piawai dalam menulis syair, merasa perlu membuat puisi untuk mengenang betapa pedihnya membayangkan Imam Husein bin Ali yang tak berdosa dibantai, hingga tanah di sekitarnya memerah karena kucuran darah.

Dengan menulis puisi, Imam Syafi’I ingin sejarah syahidnya Husein dijadikan suluh oleh banyak orang dalam mencari kebenaran dan melawan kedzaliman. Semangat al-Husein ternyata juga memengaruhi Imam Syafi’i tatkala menulis fatwa yang kemudian dicap provokatif oleh kerajaan.

“Kebaikan dunia dan akhirat terdapat dalam lima perkara; jiwa yang merasa cukup, tidak meyakiti orang, mencari rizki yang halal, selalu bertakwa dan selalu percaya dan bergantung kepada Allah dalam semua hal.” Fatwa tersebut tampak begitu kontras dengan kehidupan raja Harun ar-Rasyid, khalifah kelima dinasti Abbasiyah, yang dikisahkan Thabari dalam kitab-kitab tarikh sebagai penguasa yang kejam dan gemar mabuk.

Akibat beberapa karyanya itu, Imam Syafi’i yang enggan dekat dengan dunia politik dan kekuasaan, diburu oleh penguasa. Khalifah Harun Ar-Rasyid, mengutus anak buahnya Hammad al-Barbari untuk mencari dan menangkap Imam Syafi’i karena dituduh bertindak subversif dan mendukung kelompok Syiah. Pada masa itu kelompok Syiah dianggap ajaran berbahaya bagi kerajaan. Lewat puisi dan fatwanya tersebut, Imam Syafi’i dianggap mengagitasi masyarakat untuk melakukan perlawanan. Padahal ia hanya mengekspresikan duka dan kecintaanya pada Husein cucu Nabi, cucu sang teladan abadi, yang merupakan kakeknya sendiri.

Kini dan lebih mudah dengan www.quran.islami.co, baca selengkapnya di: https://islami.co/lewat-puisi-imam-syafii-berduka-pada-husein-cucu-sang-nabi-ia-pun-dituduh-syiah/

24/06/2025

Pembukaan Konferensi Internasional Transformasi Pesantren

Sumber Video Kyai Maman Imanulhaq

18/06/2025

Ulama Besar Ahlisunnah Iran, Syeikh
Abdol Hamid Ismail Zahi menegaskan
posisi pentingnya di hadapan Israel,
dirinya mengatakan."Kita harus-
menjaga batas- batas teritorial negeri
kita, Iran rumah kita, kita Takan pernah
memberi izin bagi Penjajah yang akan
menguasai negeri ini, penjajah muslim ataupun non muslim!! jangan pernah
izinkan orang asing mengancam dan
merusak persatuan kita, bangsa kita
dengan beragam suku, bahasa dan
mazhab adalah sebuah kesatuan yang
tak terpisahkan."

16/06/2025

Doa Penutup Pasca Acara Haul Almarhum Bapak H. Ino Atma Di Cibatu Garut pada Minggu 15 Juni 2025

Haji & Sahabat Nabi
19/05/2025

Haji & Sahabat Nabi

Address

Sukabumi

Opening Hours

Monday 09:00 - 17:00
Tuesday 09:00 - 17:00
Wednesday 09:00 - 17:00
Thursday 09:00 - 17:00
Friday 09:00 - 17:00
Saturday 09:00 - 17:00
18:00 - 19:00
Sunday 09:00 - 17:00
18:00 - 19:00

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kyai NUsantara posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Category