𝑣𝑒𝑖𝑙𝑒𝑑 π‘π‘œπ‘’π‘‘

𝑣𝑒𝑖𝑙𝑒𝑑 π‘π‘œπ‘’π‘‘ Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from 𝑣𝑒𝑖𝑙𝑒𝑑 π‘π‘œπ‘’π‘‘, Digital creator, Sumbawa Besar.

12/07/2025
Lenteraku Mulai Padam, SahabatMemperbaiki hati adalah persoalan penting dalam transisi pengembangan diri. Sebab, dengan ...
03/07/2025

Lenteraku Mulai Padam, Sahabat

Memperbaiki hati adalah persoalan penting dalam transisi pengembangan diri. Sebab, dengan hatilah seseorang bisa melihat berbagai aspek kehidupan dengan syukur, sabar, dan selalu berserah diri. Sedangkan, memperbaiki perawakan luar, seperti menggunakan gamis, cadar, dan hijab syar'i merupakan hal yang sulit, terlebih jika niat tak lagi karena ilahi

Seorang yang memiliki niat ikhlas, tidak akan mendengarkan perkataan manusia yang mencaci. Niat yang ikhlas hanya didapat dari kelurusan hati yang mendekat kepada Sang Pencipta. Jika hijrah hanya ingin dilihat manusia, maka lelah dan kehampaanlah yang akan dirasakannya.

Aku teringat dengan hadis dari An-Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhuma, Nabi bersabda,

Ψ£ΩŽΩ„ΩŽΨ§ وَΨ₯ΩΩ†Ω‘ΩŽ فِي Ψ§Ω„Ω’Ψ¬ΩŽΨ³ΩŽΨ―Ω Ω…ΩΨΆΩ’ΨΊΩŽΨ©Ω‹ Ψ₯ِذَا Ψ΅ΩŽΩ„ΩŽΨ­ΩŽΨͺΩ’ Ψ΅ΩŽΩ„ΩŽΨ­ΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ψ¬ΩŽΨ³ΩŽΨ―Ω ΩƒΩΩ„Ω‘ΩΩ‡ΩΨŒ وَΨ₯ِذَا فَسَدَΨͺΩ’ ΩΩŽΨ³ΩŽΨ―Ω‘ΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ψ¬ΩŽΨ³ΩŽΨ―Ω كُلُّهُ. Ψ£ΩŽΩ„ΩŽΨ§ ΩˆΩŽΩ‡ΩΩŠΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ω‚ΩŽΩ„Ω’Ψ¨Ω

"Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik p**a seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak p**a seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)." (HR. Bukhari No. 52 dan Muslim No. 1599)

Teringat dengan beberapa sanggahan kawan yang mengatakan, "Lebih baik si Fulanah, walaupun belum berhijab, setidaknya hatinya baik. Tidak seperti para ninja bercadar yang ekstrimis itu," ujarnya.

Perkataannya membuatku tersenyum dan menenangkan hati untuk menjelaskan dengan tenang,

"Kawan, tahukah kamu bahwa hati yang baik akan menjadikan seluruh jasadnya baik, berhijab bukanlah hal yang sulit bagi mereka pemilik hati yang baik. Setiap yang baik pasti berhijab walaupun tak semua berhijab itu orang yang baik. Dan perlu diingat bahwa hijab bukan untuk terlihat baik di hadapan manusia, tetapi untuk terlihat baik di hadapan Allah azza wajalla. Hijab adalah bentuk ketaatan seorang Muslimah kepada Penciptanya, ketaatan yang akan membawanya kepada keridhaan Sang Ilahi.

Belajarlah untuk melihat baik dalam kacamata agama, bukan dari kacamata ego kita sendiri. Berikanlah persangkaan yang baik kepada saudari-saudari kita Muslimah yang telah berusaha menutup auratnya dengan sempurna. Kita tak tahu air mata mana yang menjadikannya dekat kepada Sang Ilahi, doa mana yang mungkin diijabahi walau dosa telah menggunung tinggi." Begitulah nasihatku kepada sahabat yang memiliki pemikiran kritis dalam argumennya.

Hal tersebut berlalu tepat satu tahun yang lalu. Di saat semua orang merendahkanku dalam hijrah ini. Berlalu dengan perjuangan dalam hempasan, aku benar-benar tak hiraukan rintangan yang mengadang. Perumpamaan siang dan malam adalah transisi ekstrem yang digambarkan orang-orang kepadaku. Hal-hal mubah yang tak mendatangkan manfaat telah kutinggalkan, apalagi hal-hal haram. Akan tetapi satu hal yang kulupa dalam melakukan itu, yang menjadikan Allah azza wajallah marah kepadaku dan membiarkanku dalam kelalaian kala ini.

Di luar kesadaranku, aku lupa bahwa semua ketaatan tersebut tak kan pernah bisa kulakukan dengan kekuatanku sendiri tanpa rahmat, karunia, dan taufik dari Allah Sang Penciptaku. Aku lalai dalam menjadikan diri hanyalah seorang hamba yang lemah dan memiliki Sang Pencipta Yang Maha Kuat, aku lupa bahwasanya aku bukanlah siapa-siapa, dan aku lupa untuk selalu bersyukur atas segala ketaatan yang bisa aku lakukan.

Derai air mataku kala itu mulai mengering, aku menjadi hamba yang mulai mengeraskan hati, aku mulai malas mendengar kajian rutin, yang dengan kajian tersebut, imanku bisa bertambah. Aku mulai asing di mata para sahabat hijrahku aku mulai membuka pembicaraan sia-sia dengan orang-orang di sekitarku. Aku mulai merasakan kebosanan dalam tilawah rutinku, padahal tilawah adalah hal yang dahulu membuatku bertahan berjam-jam di halaqah Qur'anku.

Aku mulai menjadikan kesibukan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, ku sibukkan diri dengan berbagai macam tren fesyenΒΉ syar'i dan masuk ke dalam dunia per-skincare-an, walaupun kutahu bahwa ini hanya membuang-buang waktu jika hal ini menjadi prioritasku. Padahal kutahu juga, bahwa Allah tak melihat rupaku. Dia hanya melihat hati dan amalanku.

Aku lupa bahwa aku telah lalai mengingat-Nya dalam menjalankan hal yang mubah ini. Aku terjerembap untuk mulai mencari ridha manusia yang pada kenyataannya tak akan bisa didapatkan. Apakah pujian dapat menenangkan hatiku? Tidak tentunya. Gelisah, galau, dan merana adalah hasilnya.

Hari terus berlalu dengan kelalaian yang masih terus berjalan. Aku merasakan sekarang noda hitam sudah sangat banyak mengeras di hati. Terlebih kini, aku telah bermudah-mudahan dengan dosa-dosa, yang sebenarnya hal tersebut akan membesar dan akan terus menjadikan hatiku hitam legam. Aku bermudah-mudahan dengan musik, yang dahulu aku sangat ketat dalam hukum keharamannya.

Aku tak ingin lewat pasar yang ada musiknya, mengganti nada ponsel yang tidak terlalu memiliki nada, tidak melirik sedikit pun kepada siaran televisi yang ada musiknya, dan lain-lain. Namun, kini mulai berbeda dengan yang lalu. Aku juga mulai bermudah-mudahhan dengan auratku. Dahulu, aku selalu menggunakan cadar yang menutup seluruh wajah kecuali kedua mata, dan tak kubiarkan sedikit pun aurat terlihat walau hanya pergelangan dan punggung tanganku.

Setiap malam aku menangis dengan kebodohan diri yang tak bisa menahan nafsu. Kebodohan ini yang kutakut akan menyeretku ke dalam azab Penciptaku. Dengan hati seperti apa aku akan menemui Rabb-ku? Bukankah kembali kepada pangkuan-Nya dengan hati yang selamat adalah tujuan hidupku? Bukankah aku ingin menjadi asing di dunia yang fana ini?

Kenapa kini aku mulai lalai? Padahal aku sudah tahu bahwa keimanan akan bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat. Namun, aku masih menuankan hawa nafsu yang buruk itu. Aku menangis ketika mengingat nikmat dan manis ketaatan yang dahulu kujalankan, kenikmatan shalat berlama-lama yang dengannya hatiku menjadi tenang, menumpahkan segala keluh kesah hanya kepada Rabb-ku, beruraian air mata dalam sujud setiap shalatku, nikmatnya menyendiri untuk mengingat-Nya, dan nikmatnya asing dalam penjagaan-Nya.

Aku ingin teriak marah kepada musuhku, setan yang selalu menjerumuskan ke dalam jeratnya. Namun, bodohnya aku, menjadikan dia teman dalam sendiriku. Aku lupa bahwa Sang Pencipta selalu mengawasi. Kulupa bahwa aku tak pernah tahu kapan ajal kan menjemput. Aku merasa menjadi manusia tak berakal yang Allah cela dalam ayat sucinya, manusia yang tak memikirkan kuasa Sang Penciptanya. Kenapa aku masih begini?

Tak sadarkah aku dengan keadaan hatiku yang sekarang? Keadaan hati yang hampa tak ada cahaya? Kelegaman hati ini menjadikanku keras dalam bersikap dan kasar dalam berkata. Maksiat ini sungguh membunuh hatiku.

Berbulan-bulan hal ini berlalu, sampai datanglah sebuah kajian televisi yg kala itu ku dengar. Salah satu ustadz mengemas kajian bertema "Lenteraku Mulai Padam" sukses menjadikanku menangis dalam rintihan yang dalam. Ustaz bak berbicara langsung untuk menasihatiku. Semua perkataan beliau menghujam keras bagaikan hujan deras menyirami padang yang gersang. Kudengarkan kajian itu dan mulai mencatat hal-hal penting dalam upaya lenteraku nyala seperti sedia kala.

Kini ku sadar, sehina-hinanya kesombongan adalah kesombongan orang-orang yang merasakan dirinya telah menjadi orang yang saleh, merendahkan orang-orang yang bermaksiat, dan menganggap dirinya di atas orang-orang dalam ketaatan. Bodohnya aku yang melupakan keharaman dosa yang melenyapkan segalanya. Yap! Sombong itulah penyebabnya.

30/06/2025
29/06/2025
26/06/2025

Menikahlah karena agama; yaitu menikah karena ingin menjaga kesucian diri, menikah karena ingin menyempurnakan ibadah, menikah dalam rangka untuk menambah ketaatan.

__________
dan disupport & disponsori oleh;
adhikari (jasa konsultan dokumen perizinan dan sertifikasi)

26/06/2025
23/06/2025
16/06/2025
12/06/2025
Hidup ini begitu singkat, tidak pantas memiliki sifat dendam, hasad, munafik, hari esok kita hanya menjadi kenangan saja...
09/06/2025

Hidup ini begitu singkat, tidak pantas memiliki sifat dendam, hasad, munafik, hari esok kita hanya menjadi kenangan saja.
Senyumlah, maafkan siapapun yang berbuat buruk kepadamu karena surga butuh orang yang bersih hatinya.

Address

Sumbawa Besar

Telephone

+6281236700604

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when 𝑣𝑒𝑖𝑙𝑒𝑑 π‘π‘œπ‘’π‘‘ posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share